Share

Dompet

Aku masih punya waktu dua hari untuk bisa menyelesaikan masalahku dan pergi dari kota ini. Memang benar ucapan Kak Syifa, aku harus menghubungi keluargaku. Minimal aku berpamitan dengan Bibi Lia dan Isma.

“Heh, kamu mau ke mana? Motorku di sini!”

Aku berhenti dan berbalik arah. Ilham sudah duduk di motornya dan mengenakan helm. Namun, kenapa helmnya cuma satu?

“Helmku mana?”

“Memangnya kamu punya helm?” tanya Ilham. Menyebalkan sekali, ditanya malah balik nanya.

“Kagak! Udah ayo cepetan pulang.” Aku segera mengangkat rokku tinggi-tinggi kemudian duduk di belakangnya.

“Idih, kamu cewek jadi-jadian, ya? Wanita kok nggak ada anggun-anggunnya.”

Aku mencubit pinggangnya, “Buruan jalan. Jangan banyak komentar. Nanti kamu naksir!”

Motor melaju dengan pelan meninggalkan rumah Mas Arfan. Ilham tidak bicara sepatah kata pun. Tiba-tiba sampai di jalan raya dia melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Apakah le
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status