Share

Niat Tersembunyi

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-24 23:15:52

Bangunan itu sunyi. Dindingnya berlumut karena dihantam angin dan hujan selama bertahun-tahun. Atapnya nyaris runtuh di beberapa bagian, di sekitarnya dipenuhi ilalang yang tingginya hampir satu meter. Bekas pabrik kayu pengolahan kayu yang sudah lama ditinggalkan dan sama sekali tidak beroperasi itu menjadi tempat paling sempurna untuk percakapan yang tidak boleh didengar siapa pun.

Daisy melangkah dengan sepatu boots mahal yang tidak cocok dengan lantai berdebu. Wajahnya mengenakan riasan tebal seperti biasa, dengan kaca mata hitam yang menutupi mata menyalanya akibat terbakar api cemburu dan kemarahan.

Helena menunggunya di pojok ruangan bekas kantor mandor. Rambut pirangnya ditata rapi, kontras dengan lingkungan pengap, kumuh dan berdebu tebal yang mengelilinginya. Dia tampak tidak terganggu sedikit pun dengan keadaan sekitar, berdiri dengan sikap tenang dan penuh kendali.

“Aku tidak menyangka kau akan menyuruhku datang ke tempat seperti ini,” keluh Daisy dingin, nadanya tidak men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Fakta Menyakitkan

    Cahaya lembut matahari pagi menyusup melalui celah tirai yang setengah tertutup, menari pelan di dinding dan menyentuh dua tubuh yang masih terbaring di atas sofa yang sempit. Selimut tipis menyelimuti tubuh mereka seadanya, memperlihatkan sebagian kulit bersinggungan di bawahnya.Adrian masih memeluk tubuh Mila dari belakang, lengannya melingkari perut ramping gadis itu dengan posesif yang tenang. Napasnya teratur, menghangatkan kulit di tengkuk Mila. Hembusannya tidak lagi berat dan mengandung luka, tapi terasa damai. Seolah semalam, meski kabur dalam mabuk, menjadi satu-satunya waktu dia bisa benar-benar merasa hidup.Mila membuka matanya perlahan, membiarkan beberapa detik untuk menyatu kembali dengan kenyataan. Tubuhnya terasa ringan walau bagian bawahnya terasa amat perih, namun pikirannya mulai kembali bekerja.Tangannya meraba ke lantai, mengambil ponsel yang ternyata sudah mati karena kehabisan daya. Dia meletakkan ponsel di atas meja, melihat pakaian mereka berserak begitu s

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kenapa Kau Datang?

    Hujan deras merayap turun, memukul keras jendela kaca lantai atas apartemen. Kota di luar tampak kabur oleh tirai air yang tak henti, seolah ikut bersedih bersama seorang pria yang mengunci dirinya dalam sepi.Adrian duduk di lantai, punggungnya bersandar pada dinding yang dingin, dengan botol vodka setengah kosong tergenggam longgar di tangannya. Napasnya berat, matanya sembab oleh begadang dan alkohol, dan pikirannya masih dipenuhi bayangan tentang nama belakang yang akhirnya dia tinggalkan.Vellarco.Setelah memutuskan untuk meninggalkan keluarga Vellarco, Adrian tak kemana-mana. Dia hanya diam di rumah sepanjang hari, sesekali memeriksa aktivitas yayasan lewat email, tidur, minum alkohol, dan begitu seterusnya. Mila memang menawarkan untuk tetap tinggal di apartemennya, tapi Adrian tahu, wanita itu hanya ingin berusaha mendapatkan informasi darinya.Dia menghela napas, pikirannya teralih ketika seseorang mengetuk pintu. Lama. Berulang kali. Dia tidak bergerak, hanya memejamkan mat

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Cinta Atau Tanggung Jawab

    Nash menunduk. Punggungnya bersandar ke lemari. Dia memejamkan mata. Hatinya bergemuruh.“Kalau kau diberi kesempatan untuk berbicara padanya, bukan sebagai orang yang sudah menyakitimu, tapi hanya sebagai Nash Sullivan. Apa yang ingin kau katakan?”Chloe diam, sangat lama, air matanya masih terus jatuh satu-satu.“Aku ... aku ingin tahu, kenapa dia tidak bertanya lebih dulu padaku. Kenapa dia tidak mencoba melihatku sebelum memutuskan bahwa aku bersalah ...”“Dan?” desak Dr. Mikaila dengan nada lembut.“Dan ... aku ingin dia tahu, bahwa yang paling menyakitkan bukan tuduhannya, tapi kenyataan bahwa dia menyeretku dalam pernikahan ini dengan memperalat Alex.”“Jika kau diberi kesempatan memutar waktu, akankah kau memilih untuk tidak jatuh cinta padanya?”Mulut Chloe terkunci rapat, namun perlahan, sangat halus, Chloe menggeleng. “Entahlah!”Suara Chloe pecah, tubuhnya membungkuk, dia tenggelam dalam tangis yang lebih dalam dari sebelumnya. Nash, yang sejak tadi hanya diam, kini berdir

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Sisi Terlemah

    “Kenapa kau ingin bertemu denganku?” Nash duduk di depan meja Dr. Mikaila dengan perasaan was-was. Ketika pria itu menerima pesan Dr. Mikaila pagi tadi yang meminta dia datang ke klinik pukul dua sore, Nash nyaris tak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.“Ini tentang Chloe? Dia mengalami sesuatu yang buruk? Atau ... kondisinya makin parah?”Dr. Mikaila meletakkan satu berkas di meja, dia duduk setelah mengamati Nash yang terlihat panik. “Sepertinya kau benar-benar mencintainya lebih gila lagi sekarang,” sungut Dr. Mikaila, “aku bahkan tak tahu harus menjawab pertanyaanmu yang mana.”Nash berdecak. “Bibi Mika, jangan bercanda padaku.”“Aku tak bercanda.” Dr. Mikaila mengamati Nash. “Hari ini adalah jadwal terapi lanjutan Chloe. Setelah beberapa kali pertemuan, dia sudah semakin lebih baik, tapi bukan berarti dia sudah sepenuhnya sembuh. Kau tahu kan luka akibat trauma tak bisa sembuh dengan cepat?”Nash mengangguk.“Aku akan membuat pengecualian padamu. Kau bisa mendengar dan melihat se

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Sisi Lain Masa Lalu

    Selagi kedua wanita itu sibuk bicara, tanpa menyadari di kejauhan, beberapa meter dari sana sekelompok anak sekolah sedang berkumpul. Mereka tampaknya sedang melakukan tugas sekolah, beberapa mencacat, beberapa memeriksa daun-daun dan tanah, tapi satu orang diantara kelompok itu tak fokus pada teman-temannya.Alih-alih ikut mengerjakan tugas penelitian dari sekolah, Eross justru terpaku menatap dua wanita di gedung tua itu.Remaja itu tahu, dia kenal salah satu wanita itu. Dia ibunya, Helena, dan wanita yang satu lagi, dia belum pernah melihatnya sama sekali. Diam-diam dia meninggalkan teman-temannya, menyelinap diantara ilalang, berjalan pelan dengan hati-hati agar tak menimbulkan suara.Eross berjongkok di balik jendela rusak, menahan napas selagi dia mencuri dengar. Ponselnya dalam mode rekam, menyembunyikan diri sebaik mungkin, mencegah Helena menyadari kehadirannya. Eross yakin betul, Helena merencanakan sesuatu karena Eross tahu ibu kandungnya itu tak sesederhana yang terlihat.

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Niat Tersembunyi

    Bangunan itu sunyi. Dindingnya berlumut karena dihantam angin dan hujan selama bertahun-tahun. Atapnya nyaris runtuh di beberapa bagian, di sekitarnya dipenuhi ilalang yang tingginya hampir satu meter. Bekas pabrik kayu pengolahan kayu yang sudah lama ditinggalkan dan sama sekali tidak beroperasi itu menjadi tempat paling sempurna untuk percakapan yang tidak boleh didengar siapa pun.Daisy melangkah dengan sepatu boots mahal yang tidak cocok dengan lantai berdebu. Wajahnya mengenakan riasan tebal seperti biasa, dengan kaca mata hitam yang menutupi mata menyalanya akibat terbakar api cemburu dan kemarahan.Helena menunggunya di pojok ruangan bekas kantor mandor. Rambut pirangnya ditata rapi, kontras dengan lingkungan pengap, kumuh dan berdebu tebal yang mengelilinginya. Dia tampak tidak terganggu sedikit pun dengan keadaan sekitar, berdiri dengan sikap tenang dan penuh kendali.“Aku tidak menyangka kau akan menyuruhku datang ke tempat seperti ini,” keluh Daisy dingin, nadanya tidak men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status