Share

Rumah Siska

Kuminta sopir taksi online yang kupesan untuk mengebut. Aku tak mau sampai terlambat tiba di rumah. Bisa panjang urusannya kalau sampai Mas Adrian tidak kuat iman.

Mas Adrian lelaki normal, tentu tak mudah menghindari penggoda nekat macam Siska. Beli sayur saja berani memakai baju tidur seksi, apalagi ini di rumahnya sendiri.

Aduh, aku enggak bisa bayangin!

"Pak, bisa lebih cepat lagi enggak?" tanyaku pada sopir taksiku.

"Jalanan padat, Mbak. Aku enggak berani terlalu ngebut," jawabnya.

Memang hari minggu begini jalanan padat merayap. Orang-orang pasti banyak yang jalan menghabiskan waktu bersama keluarganya.

"Aduh, tapi aku buru-buru banget, Pak!"

"Iya, Mbak. Sabar dulu, ya!"

Aduh, harusnya aku pakai ojek saja. Kenapa malah pesannya taksi? Aduh!

"Pak, maaf, nih," ucapku tak enak.

"Iya, Mbak, gimana?" tanya sopir tersebut.

"Kalau aku pesan ojek aja, gimana? Bapak tetap antar belanjaanku sampai titik, kok," ucapku dengan perasaan tidak enak. "Soalnya aku buru-buru."

"Oh, iya, enggak ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status