Jenis pernikahan yang tak pernah kubayangkan akan kujalani. Menjadi istri kedua dari seorang pengusaha bertaraf go internasional. Aku seorang Alexandra yang memiliki nama keluarga Ganendra menanggung gelar sebagai istri kedua?! Hah! Lebih gilanya lagi permintaan ini bukan karena perselingkuhan ataupun aku menyukai lelaki tersebut. Tapi, istri sahnya sendiri yang mendatangi dan memintaku untuk menjadi madunya. Aku terpaksa menyetujuinya bukan karena aku kekurangan harta atau rawan jatuh miskin. Tapi, karena satu perkataan yang terlontar dari mulut Athan Vasaya Balazs. Dia mengatakan bahwa pernikahan kami adalah bentuk simbiosis mutualisme. Seolah dia mengetahui rahasia terbesar yang selama ini kusembunyikan dari orang disekitarku. Jadi bagaimana aku harus menjalani pernikahanku? Haruskah cukup dengan prinsip dasar tadi, ataukah akan muncul benih cinta dan perasaan di antara kami?
View MoreAku memasang wajah tenang dengan mengulaskan senyum semenawan mungkin pada wanita itu. Terlihat dari wajahnya, dia merasa jijik ketika melihatku. Hidung mancung wanita itu terangkat tinggi dengan angkuh, gestur tubuhnya jelas penuh dengan kearoganan ketika melipat kedua tangannya di depan dadanya."Ah, benar sekali. Madam Caroline Testout memang cukup langka dan bagus, kecantikan, keeleganan dan aromanya juga sangat menawan. Berkualitas tinggi. Bahkan memiliki batang yang cukup kokoh untuk menghalau pengganggunya," balasku tanpa melunturkan senyuman.Wanita itu bengong tanpa membalas perkataanku, terlihat cukup bodoh untuk wajah cantiknya. Aku kira dia sedang mencerna semua perkataanku di otak kecilnya itu. Memiliki penampilan mewah sepertinya, apalagi bisa memasuki ruang VVIP yang hanya bisa dijangkau oleh sekelompok golongan elit seperti Athan. Tentunya latar belakang wanita itu tidak biasa, harusnya dari kalangan orang kaya juga. Kebiasaan para wanita sosialit
Terkejut mendengar suara yang barusan masuk ke telinga. Aku dan Awan tersentak, menoleh serempak ke arahnya. Mataku membelalak, tapi dengan cepat ku kendalikan menjadi lebih tenang."K-kamu! Kenapa bisa di sini?" tanyaku bingung.Athan menatap datar padaku, sekilas bisa kulihat ia melirik dingin pada lenganku yang menempel ke lengan Awan. Membuatku mengerutkan kening."Apa kamu mendadak bisu?" ejekku karena tak juga kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaanku tadi.Ia merotasikan mata jengah juga mendengus, "Kamu bertanya tidak berarti harus kujawab."Aku tentunya semakin keheranan dengan sikapnya. Sudah datang ke kafeku tanpa pemberitahuan, kini menolak menjawab pertanyaan. Apa dia kira aku itu cenayang yang bisa membaca pikirannya. Bahkan kukira cenayang juga jarang ada yang memiliki kemampuan seperti itu. Paling mentok membaca kartu tarot untuk menerawang masa depan. Bagi yang percaya, dan untukku tidak.Aku menggedikkan bahu sekilas sambil m
"Hei ? Kenapa wajahmu cemberut begitu dua harian ini?" tanya salah satu penghuni bawel di kafe Sandra.Gadis itu mengabaikannya, dan hanya tetap berdiri sambil menumpukan kedua siku di atas meja konter, siku yang sedang menanggung berat beban dari kepalanya. Matanya sendiri tengah melamun kosong ke arah taman mungil depan kafe."Kak, katanya bentar lagi mau nikah ya?" tanya salah satu penghuni lainnya. Kata menikah memancing atensi Sandra. Ia langsung menoleh pada pria muda berkulit tan yang tengah memeluk nampan kayu berpelitur di depan meja konterku. Ia mengerutkan kening ketika memandangi pria manis tersebut."Dapat berita darimana?" tanya Sandra keheranan. Saking herannya sekarang sudah tidak bertopang dagu lagi. Ia refleks berdiri dengan meluruskan punggung, ingin mendapatkan kembali pose kemuliaannya."Hehehe." Dia terkekeh sambil menggaruk kepalanya, "kemarin aku sedikit mendengar obrolan kak Sandra dengan dua orang itu," jelasnya. Wajahnya antara terlihat tak enak, tapi juga
Mata Sandra melotot tak percaya dengan perkataan yang barusan dilontarkan oleh Serena. Masih sambil mengusap dada, perlahan Sandra kembali meluruskan punggungnya yang tadi sedikit membungkuk karena terbatuk. Diletakkannya kembali cangkir kopi itu ke atas tatakannya. Sandra menarik nafas perlahan dalam-dalam, mencoba mengembalikan raut tenangnya. Tangan yang tadinya sibuk mengusap dada, kini mengetuk pelan permukaan meja kayu yang mulus miliknya. "Kamu bicara apa?" tanya Sandra sambil terkekeh. Sandra mencoba menganggap perkataan Serena tadi hanya candaan, meski begitu ia tetap mengamati raut antusias dari lawan bicaranya. Sedangkan pria yang sedang ditawarkan untuk menjadi suami Sandra itu, tetap memasang wajah datarnya. Sandra sudah menguatkan hatinya, kalau ia tidak akan mau menikah dengan sosok yang lebih mirip jelmaan dewa Ares itu. Si dewa perang dan pembantaian mitologi Yunani. Meskipun Athan memiliki wajah yang rupawan, tetap saja Sandra lebih menyayangi diri sendiri. "A
Suasana sore hari di sebuah kafe bergaya minimalis modern bernuansa all blue, di pusat ibu kotanya Indonesia. Terdengar alunan musik jazz yang indah dan nyaman didengarkan telinga. Padahal suasana di luar kafe sana dipenuhi dengan keriuhan lalu lintas yang mulai padat karena dibarengi dengan jam pulangnya para pekerja. Sedangkan di dalam kafe, meski begitu tenang. Ada salah satu penghuninya yang merasa terganggu oleh suara yang dihasilkan dari benda pipih lebar menggantung di salah satu dinding kafe. "Apa nggak ada berita atau gossip lain selain mereka berdua? Menyebalkan, padahal pengennnya ngelihat wajah lain yang lebih tampan dibanding dia," gerutu seorang gadis yang mengibaskan rambut panjang bergelombang indahnya dengan kesal. Gadis cantik yang memiliki paras campuran Indo-Korea itu bernama Alexandra Dhana Ganendra. Ia adalah pemilik kafe yang modern minimalis itu. Gadis itu menyandarkan punggung pada sandaran kursi yang tengah diduduki sembari melipat kedua tangan di depan d
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments