Home / Urban / Tuan Muda / Keterkejutan

Share

Keterkejutan

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2021-05-20 15:09:47

Bab5

Jeremy Mose tersenyum manis kepada istrinya yang kini nampak kesal padanya.

"Apa yang kamu lakukan? Sungguh, ini sama sekali tidak lucu, Jeremy." 

"Ya, apakah aku lagi terlihat sedang melucu?" Jeremy Mose semakin merasa gemas, melihat wajah Esmeralda yang semakin terlihat kesal.

"Lalu ini apa? Kenapa kamu ada di sini? Jangan membawaku ke dalam masalah," pinta Esmeralda, kini dengan nada suara lemah.

Jeremy Mose mendekati istrinya itu, dan dia meraih telapak tangan istrinya yang terasa mulai kasar.

"Maafkan aku, sayang. Aku telah menutupi semuanya darimu," lirih Jeremy Mose. 

"Kini, aku kembali dengan identitas asliku. Aku tidak akan membiarkan mereka, menghina kamu lagi."

"Jeremy, aku tidak mengerti." Wanita di depannya kini semakin kebingungan.

"Kakekku seorang pengusaha kerjaan bisnis terbesar di kota Yuzong. Bukan hanya bisnis minyak dan property, tapi dia juga seorang mafia kelas kakap. Ya, panjang ceritanya. Yang jelas, dia memberikan perusahaan Giant Company Group ini kepadaku," jelas Jeremy Mose pada sang istri.

"Sulit kupercaya," desah Esmeralda.

"Ya, aku mengerti. Kau boleh melupakan kejadian hari ini jika kamu mau."

Jeremy Mose melepaskan pegangan tangannya pada sang istri. 

"Bedebah," desah Esmeralda dengan suara berat. 

"Hhhmmm ...." Jeremy Mose tersenyum tipis.

"Apa kau sengaja, menyembunyikan identitasmu? Agar aku kasihan, dan menjadi orang bodoh, yang mengorbankan segalanya untukmu."

"Kau masih salah dalam mengenaliku rupanya."

"Lalu apa? Apa maksudmu seperti ini? Kau mempermainkanku ...." Esmeralda semakin merasa kecewa dengan kenyataan ini.

"Kau pasti mentertawakan si miskin yang bodoh ini." Esmeralda meneteskan air mata kekecewaan.

"Sepicik itu kau menilai suamimu sendiri, tidak kusangka. Kupikir dengan memberitahukan semua ini kepadamu, akan membuat kamu merasa nyaman, dan tidak malu lagi memiliki suami sepertiku. Nyatanya? Kau malah menuduhku serendah itu."

"Aku tidak pernah malu memiliki kamu."

Jeremy menghadap Esmeralda dengan kesal. "Tapi keluargamu! Keluarga besarmu, mereka terus menghinaku, dan mengucilkan keluargamu. Kau pikir bagaimana aku menahan segala luka penghinaan itu sekian tahun, aku berjuang keras menahannya, demi apa? Demi tetap bisa hidup denganmu."

Mendengar ucapan keras Jeremy Mose, hati Esmeralda merasa tersentuh.

"Oh Tuhan, rupanya aku teramat sangat beruntung," lirih Esmeralda. Ia menyeka air matanya yang meleleh, kemudian menghamburkan diri ke dalam pelukan suaminya.

"Maafkan aku," bisik Esmeralda lembut ke telinga suaminya. Jeremy Mose memeluk erat istri kesayangannya itu. "Aku mencintaimu selamanya," bisiknya juga di telinga istrinya itu.

Keduanya tersenyum dalam pelukan. 

"Sayang, kau harus berjanji padaku, untuk merahasiakan semua ini," kata Jeremy Mose, sembari melonggarkan pelukannya.

Esmeralda menatap wajah tampan suaminya. "Kenapa? Bukankah tadi kamu mengatakan, bahwa kamu tidak ingin terus dihina keluargaku."

"Ya, itu benar. Sebelum mereka tahu identitasku, aku ingin memberikan mereka pelajaran terlebih dahulu. Bahwa kita sebagai manusia itu sama, yang beda hanya isi dalam otaknya."

"Haha, kau mengerikan."

"Ya, begini pun kau suka." Keduanya saling tertawa.

"Terimakasih," gumam Jeremy Mose lagi, sembari kembali memeluk tubuh istrinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (32)
goodnovel comment avatar
mohamad muarif
bagus nih ga bertele2, cerita mengalir lama2 semakin dalam
goodnovel comment avatar
Julian
koinnya mana
goodnovel comment avatar
Gusti Abdul Nasir
itulah salah satu pembelajaran bagi kita jangan sombong dan slalu rendah hati.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status