Share

Hamil

Author: Violet Senja
last update Last Updated: 2023-08-25 16:04:43

Renata terkejut mendengar penuturan Reynaldi hingga tidak bisa berkata sepatah katapun, kalimat ‘hamil’ yang barusan ia dengar membuat ia berada di posisi yang benar-benar bingung, harus bahagia atau sedih dengan kondisi ini.

“Aku mau pulang,” ucap Renata tiba-tiba.

“Ok! Mobilmu masih di apotek, biar nanti aku suruh orang mengantarkan ke rumahmu.”

Mereka kemudian meninggalkan klinik tersebut dengan mengendarai mobil milik Reynaldi. Selama perjalanan pulang keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Sesekali Reynaldi melirik ke arah Renata yang selalu membuang pandangannya keluar jendela mobil.

"Re, kamu baik-baik saja kan?" tanya Reynaldi melihat Renata menyandarkan kepalanya di kaca pintu mobil.

Renata hanya mengangguk. Beribu fikiran berkecamuk di benaknya.

Tak lama berselang, mereka sampai di rumah besar milik Renata dan Davin, kemudian Reynaldi membukakan pintu untuk Renata yang masih tampak lemah.

"Bagaimana, aku bantu atau bisa sendiri?" tanya Reynaldi sambil hendak membantu memapah Renata, namun diurungkan.

“Terimakasih, aku bisa sendiri,” jawab Renata sambil jalan perlahan ke arah pintu pagar.

Sesampai di pintu pagar rumah, Renata membalikkan badan dan berkata, "Rey terimakasih ya."

Reynaldi mengangguk.

"Hati-hati, jaga janinmu dengan baik."

Sementara dari balik kaca jendela lantai dua rumah, Davin memperhatikan mereka.

Renata memasuki rumah dengan langkah perlahan, badannya masih terasa sangat lemas, kamar tidur yang nyaman sudah terbayang di benaknya.

Setiba di lantai dua rumah, Renata menoleh ke arah kamar suaminya terdengar gelak tawa dan canda Kanza, Renata menarik nafas dalam dan menghembuskanya perlahan, rasa nyeri dari luka yang tak berdarah terasa sangat menyakitkan.

“Re… sudah pulang? Kebetulan, aku ingin cerita sama kamu,” sapa Kanza setelah membuka pintu kamar dan mendapati Renata berada dekat kamar yang ia tempati bersama Davin.

“Lain kali saja, aku mau istirahat,” tolak Renata seraya berlalu dari hadapan Kanza.

“Renata ! Tunggu…” seru Davin, baru saja Renata memegang handle pintu, Renata hanya menatap tanpa arti ke arah Davin tanpa bicara sepatah katapun.

“Dari mana saja kamu?” tanya Davin.

“Sejak kapan kepergianku menjadi urusanmu?” sarkas Renata.

“Kamu istriku, jadi aku harus tau kemana kamu pergi,” ucap Davin sambil berusaha meraih tangan Renata.

“Istri yang tak dianggap, itu lebih tepatnya!” seru Renata sambil menepis tangan Davin.

Renata mengeluarkan amplop putih dari dalam tas. “Baca ini,” ucapnya lantas meninggalkan Davin yang masih berdiri di depan pintu kamar.

Tidak lama setelah itu terdengar ketukan pintu tak sabar.

“Renata!!… Renata!! Buka pintunya Sayang…” suara Davin bergema hingga seluruh ruangan di rumah tersebut.

“Ada apa Mas… kok teriak-teriak?” tanya Kanza yang datang menghampri.

“Baca ini, Renata hamil,” ujar Davin dengan bersemangat, Kanza lantas membuka amplop putih tersebut.

“Hah!.. iyah betul Mas, Renata hamil,” ujar Kanza tak kalah bahagia.

“Sayang… kalau Renata sudah hamil berarti kamu tidak perlu hamil, bentuk tubuhmu akan tetap terjaga,” papar Davin kepada Kanza.

Sementara di dalam, Renata baru saja ingin membuka pintu, tak ayal ia Mendengar percakapan Davin dan Kanza.

Renata mengurungkan niatnya untuk membuka pintu, kakinya melangkah menuju Balkon kamar, air mata tumpah tak terbendung lagi.

“Kamu benar-benar jahat Davin! Aku sudah mulai muak dengan kalian!” ujar Renata di tengah isak tangisnya, dengan tangan yang mengepal dan bibir bergetar menahan emosi.

Tiba-tiba datang mainan pesawat berukuran kecil melayang menghampiri Renata, ada secarik kertas terselip di antara kerangka dround tersebut, Renata mengambil kertas itu dan membukanya.

 

“Don’t cry, ada aku di sini,” kalimat yang Renata baca, kemudian memalingkan wajahnya ke arah Rumah Reynaldi.

Reynaldi melambaikan tangan kanannya dengan masih menggenggam remot control mainan di tangan kirinya, Renata hanya membalas denga kode telunjuk tangan yang di miringkan di kening.

“Dasar sinting!” serunya sambil beranjak dari balkon menuju kamar dan menutup gordyn.

Reynaldi hanya tersenyum “ Serapat apapun kamu menutup gordyn tidak akan menghalangiku untuk tahu seperti apa kehidupanmu,” gumamnya seraya masuk kedalam rumah.

Detik begitu cepat berlalu, semburat jingga memantulkan cahaya lewat sela gordyn kamar, Renata beranjak dari pembaringannya, sejak kepulangan dari kelinik tadi siang, belum sedikitpun makanan yang Masuk kedalam perutnya.

Dengan langkah gontai Renata menuruni satu demi satu anak tangga menuju lantai bawah rumah, lagi-lagi ia melihat pemandangan yang memuakkan, kemesraan dua manusia tidak tahu malu.

“Re… aku sama Kanza mau keluar sebentar, kamu mau titip apa?” tanya Davin setelah melihat Renata berada diruangan yang sama.

“Tidak perlu, nikmatilah hari kalian, tidak usah memikirkan aku,” ucap Renata tanpa ekspresi.

“Oiya… di belakang ada bi Imah, baru saja tiba, mama meminta bi Imah untuk tinggal bersama kita di sini,” ucap Davin memberitahukan.

bi Imah adalah salah satu asisten rumah tangga di ruamah orang tua Davin yang sudah terbiasa mengurus Davin dari sejak ia kanak-kanak.

“Iya, nanti aku temui bi Imah.”

Selepas kepergian Kanza dan Davin, Renata termenung sendiri di meja makan, perutnya sangat lapar namun tidak satupun makanan yang tersaji di meja membuatnya berselera yang ada hanya rasa mual tiap kali mencium aroma makanan.

“Permisi Non, mau saya buatkan minuman?” sapa bi Imah dari arah dapur.

“Eh! Bi Imah, bikin kaget saja,” seru Renata dengan setengah terkejut.

“Maaf Non,”

“Bi Imah duduk di sini, ada yang ingin saya bicarakan,” perintah Renata seraya membri isyarat agar bi Imah duduk di sebelahnya.

“Ada apa Non?” tanya bi Imah bingung.

“Bi… di sini ada wanita bernama Kanza dia adalah pacar Davin.”

“Pacar Tuan Muda? Maksud Non?” ucap bi Imah sambil menutup mulutnya sendiri.

“Bi Imah cukup tau itu saja, pesan saya Bi Imah jangan beritahukan hal  ini ke mama maupun papa, cukup ini menjadi rahasia kita,” papar Renata.

“Tapi Non?” 

“Ssst… nanti juga Bi Imah akan tahu sendiri,” Renata memebrikan isyarat dengan jari telunjuk agar bi Imah tidak banyak bertanya lagi.

“Saya mau ke depan sebentar, ingat ya Bi Imah! hanya rahasia kita!” ulang Renata agar bi Imah lebih mengerti.

“Baik Non.”

Renata ke laur rumah menuju Gazebo yang biasa ia gunakan untuk bersantai, sebelum ia tiba di gazebo seekor kucing mengalihkan perhatiannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA LAIN SUAMIKU   APAKAH INI RINDU?

    APAKAH INI RINDU?“Siang, Bu?” sapa, Dita sang sekretaris begitu melihat Renata nberjalan mendekati mejanya.“Siang, Dit. Apa jadwalku hari ini?” tanya Renata.“Tidak ada, Bu. Hanya bebrapa berkas yang perlu Ibu tandatangani,” ujar Dita.“Ok, antarkan keruanganku ya.” kemudian Renata berjalan menuju ruangannya, diiringi Bimantara.Tidak seberapa lama Dita masuk dengan membawa berkas-berkas ke meja Renata.“Dita, apakah ruanganku sudah bisa digunakan?” tanya Bimantara yang sedang duduk di sofa.“Untuk saat ini belum, Pak. Kemungkinan lusa sudah bisa digunakan,” jawab Dita.“Ruangan? Ruangan apa?” tanya Renata tidak mengerti.“Aku sudah resmi di angkat menjadi asisten pribadimu,” ujar Bagaskara dengan rasa percaya diri.“Asisten pribadiku? Siapa yang menganggkatnya?” “Mas, Rey.”“Ish! Kenapa orang itu selalu bertindak sesuka hatinya?” heran Renata.“Maaf, Pak, Bu… saya

  • WANITA LAIN SUAMIKU   SIDANG PERTAMA PERCERAIAN

    SIDANG PERTAMA PERCERAIANPagi-pagi sekali, Renata sudah rapih dan bermain dengan putra kecilnya yang semakin hari semakin menggemaskan.“Apa rencana hari ini, Re,” tanya Martha di sela candanya dengan sang cucu.“Pagi ini sidang pertama aku dan Davin akan di laksanakan, Mah,” ucap Renata sambil menghela nafas.“Papa tidak bisa menemanimu hari ini, Nak,” ucap Gunawan sambil berjalan mendekat.“Tidak apa, Pah, nanti akan ada Bima yang menemaniku,” ucap Renata sambil tersenyum.“Semoga semua berjalan dengan baik,” ujar Martha seraya menggenggam tangan sang putri.Renata, mengangguk serta mengaminkan ucapan mamanya, disusul kecupan sayang dari sang papa.“Jangan pernah merasa sendiri, Papa tau kamu anak yang kuat dan mandiri, Papa akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu dan Arkana,” ujar Gunawan memebrikan suport.“Terimakasih, Mah, Pah. Kalian selalu memberikan yang terbaik untukku,” ucap Renata.

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PESONA SANG CEO

    PESONA SANG CEOSuara ketukan pintu menghentikan perbincangan Reynaldi dan Renata dalam ruangan CEO.“Permisi, Pak, Bu. Meeting akan segera dimulai,” ucap seorang wanita muda dengan penampilan kantor yang rapih.“Oiya… Dita, kenalkan ini Ibu Renata, mulai saat ini kamu akan bekerja untuk beliau, Re… kenalkan ini Dita yang akan menjadi sekretarismu,” ucap Reynaldi memeperkenalkan kedua wanita di hadapannya.“Baik, Bu Renata, selamat datang dikantor,” ucap Dita sambil membungkukkan badannya.“Terimakasih, Dita semoga kedepannya kita dapat bekerjasama dengan baik,” sambut Renata seraya mengulurkan jabatan tangan.“Baik, kita keruangan meeting sekerang, Dita semua berkas sudah di persiapkan?” ujar Reynaldi.“Semua sudah beres, Pak.” Jawab Dita.Mereka berjalan menuju ruangan meeting dimana para direksi dan petinggi perusahaan sudah berkumpul.“Selamat siang semuanya,” sapa Reynaldi, setibanya mereka di ruan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   HARI BARU UNTUK RENATA

    HARI BARU UNTUK RENATADavin, menepikan mobilnya, diikuti Renata, belum sempurna ia memarkirkan kendaraannya di trotoar jalan, nampak Davin berjalan ke arahnya. Laki-laki tampan yang diam-diam ia puja sejak kecil, yang berhasil mengukir senyum di bibirnya sekaligus menorehkan luka yang teramat dalam di hatinya.Davin, membantu membukakan pintu mobil Renata.“Tidak perlu berlebihan, Davin. Aku bisa sendiri,” ujar Renata.“Aku hanya ingin membantu membukakan pintu mobil,” jawab Davin.“Katakan apa maumu?” tanya Renata.“Kita bicara di sana,” ucap Davin, seraya menunjuk ke arah mini market yang terdapat tempat duduk di depannya.Tanpa bertanya lagi, Renata langsung berjalan menuju tempat yang di maksud oleh Davin.“Re… aku merindukanmu,” ucap Davin sambil berusaha meraih tangan Renata yang berada di atas meja.“Sudah cukup sandiwaramu,” ucap Renata tanpa melihat Davin yang duduk di hadapannya dan menarik tangan

  • WANITA LAIN SUAMIKU   PERJUMPAAN DI LAMPU MERAH

    PERJUMPAAN DI LAMPU MERAHKanza, terbelalak melihat notif di layar handponenya, ada no tidak di kenal mengirimkan beberapa gambar dirinya yang sedang bersama dengan, Kevin teman lelakinya.Ia berusaha menghubungi, tetapi sepertinya nomer tersebut adalah nomer fiktif yang hanya sekali pakai.Kanza, membanting hanphonenya ke atas sofa, lalu berjalan ke arah whastafel membasuh wajah tegangnya.“Siapa yang berani melakukan hal ini?” tanyanya dalam hati.“Apa mungkin, Renata?” sambungnya sambil megerutkan kedua alisnya.Davin, keluar dari kamar, bergegas Kanza meraih ponsel dan menyembunyikannya di balik badan, Davin napak rapih pagi ini, setahu Kanza, Davin sudah tidak lagi bekerja.“Mau kemana, Mas?” tanya, Kanza seraya memandang penampilan, Davin.“Kantor,” jawab Davin singkat.“Sudah mendapat pekerjaan?”Davin, tidak mejawab pertanyaan, Kanza. Ia memasukan laptop ke dalam tasnya.“Mungkin, a

  • WANITA LAIN SUAMIKU   DENDAM RENATA

    DENDAM RENATADi dalam kamar, Renata baru saja membuka mata, ia memperhatikan sekeliling ruangan.“Di mana aku?” ucapnyan lirih, ia pun terkejut dengan pakaian yang ia kenakan.“Apa yang terjadi?” Renata beringsut dari atas tempat tidur, langsung berdiri dan berjalan ke arah kaca, ia memandang wajah dan sekujur tubuhnya.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. “Re… sudah bangun?” tanya Reynaldi, seraya membuka pintu.“Apa yang terjadi denganku?” tanya Renata.“Kamu, tidak ingat sama sekali?” tanya, Reynaldi. “Coba di ingat-ingat, apa yang kamu makan atau minum di tempat acara tadi malam,” ucap Reynaldi, seraya menyentil kening, Renata dengan jarinya. Lalu duduk di sudut tempat tidur.Renata, duduk di bangku depan cermin, Reynaldi memperhatikan wajah cantik di hadapannya. Hanya dengan mengenakan kaos oblong, celana pendak, rambut di ikat sembarangan terkesan berantakan, namun tidak mengurangi kecantikan seorang,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status