Share

Bab 4 Mencari Cincin

last update Last Updated: 2025-10-28 17:21:30

“Gimana apanya?” tanya Cantika, dengan alis berkerut menatap Ema.

“Ya…kamu gimana sama tuh cowok yang di jodohkan sama kamu? suka nggak?”

Cantika menatap foto keluarganya yang ada di atas meja. Melihat senyum ayah, ibu dan adiknya. Cantika juga ikut tersenyum. Hembusan nafas juga keluar dari mulutnya.

“Kalau dibilang perasaan, jelas belum ada sama sekali, Ma. Tapi setiap wanita pasti berharap kebahagian bersama dengan suaminya, ketika sudah menikah. Dan aku juga berharap seperti itu, walaupun aku menikah tanpa ada rasa cinta. Aku berharap Allah akan memberikan rasa cinta untuk aku dan dia nanti,”

“Aaamiinn,”

.

.

Dua hari sudah berlalu sejak Brama memberitahu kakek Prabu kalau dirinya menerima perjodohan yang sudah di atur kakeknya. Brama pikir masalah itu sudah selesai, tapi pikirannya salah besar.

Saat Brama fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba telpon dari kakek Prabu, membuat Brama langsung berdecak kesal.

“Apalagi sih?” kesal Brama, tapi tetap menjawab telpon dari kakek Prabu.

“Apalagi Kek?” tanya Brama langsung. Nada suaranya terdengar menahan kesal.

“Jemput Cantika sekarang,”

“Hahk!” terkejut Brama, bahkan alisnya sampai menyatu, saat mendengar apa yang dikatakan kakeknya.

“Maksud kakek apa sih?” tanya Brama, mengalah.

“Ck, dasar bodoh!” maki kake Prabu, karena kesal dengan cucunya itu.

“Kamu tiga hari lagi mau menikah dengan Cantika. Dan kamu belum membeli cincin kawin untuk dia, jadi sekarang kamu jemput dia, dan kalian beli cincin kawin sama-sama,” jelas kak Prabu.

“Nggak bisa aku sibuk,” tolak Brama, dan ingin langsung mematikan sambungan telponnya. Tapi perkataan kakek Prabu, membuat Brama langsung mengeraskan rahangnya karena lagi-lagi harus mengalah.

“Kalau kamu tidak mau menjemputnya, mulai besok kamu tidak boleh masuk kantor,” ancam kakek Prabu.

“Iya, ini aku jemput dia,” lagi-lagi Brama harus mengalah. Bahkan sambungan telponnya langsung diputuskan Brama.

“Nyusahin aja,” maki Brama, tapi tetap bangkit dari duduknya.

Baru saja Brama ingin membuka pintu, Brama dikagetkan dengan pintu ruangannya yang sudah terbuka lebih dulu.

“Aahk…kebetulan, ayo kita ke kantor cewek itu,” ajak Brama langsung, saat melihat Aslan berdiri di depan pintu.

“Maaf pak, bukannya saya tidak mau menemani bapak. Tapi sepuluh menit lagi, ada meeting dengan bagian marketing pemasaran. Meeting ini cukup penting pak, jadi sebaiknya bapak sendiri saja yang pergi bersama dengan Bu Cantika. Biar saya yang handle meetingnya,”

“Ck, gara-gara cewek itu, aku harus nyetir sendiri. Benar-benar merepotkan,” batin Brama, tanpa berkata-kata, Brama langsung merebut kunci mobil yang ada di tangan Aslan. Kakinya melangkah keluar ruangan melewati Aslan begitu saja.

Aslan sendiri ingin memanggil Brama, bermaksud memberitahu alamat kantor Cantika. Tapi entah kenapa Aslan merasa takut, karena melihat wajah Brama. Sampai Brama menghilang masuk ke dalam lift.

“Mungkin Pak Brama sudah tahu alamat kantor bu Cantika. Kan nggak mungkin nggak tahu, sama kantor calon istri sendiri,” ucap Aslan.

Merasa urusannya sudah beres, Aslan kembali ke ruangannya. Bukan untuk mengurusi meeting, malahan tidak ada meeting sama sekali. Semua itu hanya alasan Aslan saja, sebab kakek Prabu yang meminta Aslan, agar Brama pergi sendiri untuk menjemput Cantika.

“Semoga dengan pergi berduanya pak Brama dan bu Cantika, mereka bisa sama-sama saling cinta,” doa Aslan.

.

.

Sudah hampir sepuluh menit Brama berada di jalan, sampai tiba-tiba Brama mengingat sesuatu, dengan cepat Brama langsung menepikan mobilnya.

“Aku kan nggak tahu alamat kantornya cewek itu? Ck, kenapa tadi nggak tanya sama Aslan dulu,” kesel Brama, Langsung menghubungi Aslan, detik itu juga.

“Halo pak,” terdengar suara Aslan dari seberang telpon.

“Kirim alamat kantor cewek itu,”

“Alamat kantor Bu Cantika, Pak?”

“Ck, memangnya cewek yang mau dinikahkan denganku banyak? sampai kamu balik?” geram Brama. Aslan yang mendengar hanya bisa menahan tawa.

“Cek g****e aja Pak, ada kok alamatnya tertera di sana,”

“Aslan,” Brama semakin kesal, karena asistennya tidak langsung memberitahu.

“Saya sedang meeting, Pak. Tidak sempat mau kirim pesan, lebih baik bapak cek sendiri saja ya, maaf Pak, telponnya harus saya matikan,” ucap Aslan. Brama langsung menutup matanya, hembusan nafas keluar dari mulutnya.

“Aku potong gajimu bulan ini,” emosi Brama. Tapi tetap mengikuti perkataan Aslan.

“Ternyata dia punya dia punya usaha EO dan WO,” ucap Brama, melihat profil Cantika dari hp nya.

“Lumayan besar juga,” mulut Brama, tidak sadar sudah memuji usaha Cantika.

Karena sudah tahu dimana alamat kantor Cantika. Brama kembali melajukan mobilnya menuju kantor Cantika. Hampir satu jam Brama menyetir, kini mobilnya sudah terparkir tepat di depan kantor Cantika.

Mata Brama melihat nama kantor Cantika yang bertulis ‘Cantika Dream Event & Wedding’

“Bagus namanya,” lagi-lagi tanpa sadar, Brama memuji usaha Cantika.

Dengan langkah mantap, Brama langsung melangkah masuk. Karyawan Cantika yang berada di lantai satu, langsung syok melihat pangeran tampan yang tiba-tiba saja datang di siang bolong.

“A-ada yang bisa dibantu pak?” tanya resepsionis.

“Saya mau bertemu Cantika,”

“Sudah ada janji, pak?”

“Ck, harus ada janji kalau mau bertemu calon istri sendiri?”

“A-pa, ca-calon istri?” terkejut karyawan Cantika, saat mendengar apa yang dikatakan Brama. Bahkan karyawan Cantika sampai saling tatap.

“Kenapa diam? Cantika nya ada kan?”

“Ada apa ini?”

Brama langsung membalikkan tubuhnya, tepat sekali, orang yang dicarinya sudah ada di hadapannya. Tanpa buang-buang waktu, Brama langsung menarik tangan Cantika, membuat Cantika terkejut, begitu juga dengan Ema dan karyawan Cantika, yang kebetulan ada di lantai satu.

“Ayo,”

“Eeehk….mau kemana?” tanya Cantika, bahkan langsung menarik tangannya.

“Ck, beli cincin,”

“Buruan,” kembali Brama menarik tangan Cantika.

Cantika sendiri hanya bisa nurut dan mengikuti langkah Brama. Padahal dirinya baru saja sampai kantor, karena baru bertemu dengan klien.

“Ya ampun, tuh orang nggak ada perasaannya sama sekali, main tarik-tarik aja,” omel Ema. Mau teriak, tapi takut. Apalagi saat melihat wajah Brama yang terlihat begitu menyeramkan.

“Untung ganteng,” ucap Ema.

Saat mobil mewah Brama sudah pergi, Ema baru sadar kalau hp dan dompet milik Cantika ada di dalam tasnya.

“Ya ampun, dompet sama hp Cantika mana disini lagi. Semoga aja tuh cowok punya hati kasih Cantika makan, belum makan soalnya tadi, gara-gara mau cepat balik ke kantor,” ucap Ema.

.

.

Di mall, Brama jalan lebih dulu. Sedangkan Cantika berada di belakang Brama, merasa Cantika begitu lambat, Brama langsung menghentikan langkahnya, baru saja Brama ingin balik badan, Cantika yang tidak lihat-lihat, justru menabrak dada bidang Brama, membuat keduanya sama-sama terkejut dan saling tatap.

“Brama,”

Brama dan Cantika tersadar saat mendengar seseorang memanggil Brama. Cantika bahkan langsung memundurkan langkahnya, tapi Brama justru kembali menarik pinggang Cantika. Membuat Cantika jelas terkejut, dan kembali menatap Brama.

“Sejak kapan kamu disini?” tanya Brama, menatap Iqbal. Sepupu Brama yang selalu mencari masalah dengannya.

“Ternyata kabar kalau kamu mau menikah benar ya?” bukannya menjawab, Iqbal justru kembali bertanya, bahkan saat ini Iqbal menatap Cantika dengan tatapan begitu dalam.

“Jaga matamu, dia calon istriku,” ucap Brama dengan tegas.

Iqbal langsung tertawa sinis, matanya kini beralih menatap Brama. “Segitunya cemburu hanya karena aku menatap dia,” kekeh Iqbal. Brama hanya diam, tapi rahangnya sudah mengeras.

“Kamu beneran cinta sama dia? atau karena takut hak ahli waris jatuh ke tanganku?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 7 Hanya Status Di Buku Nikah

    Makan malam berakhir dengan wajah merah Brama dan kekesalan Sarah dan juga Dana.Cantika yang terlihat tenang dan selalu menampilkan senyuman di bibirnya, tetap saja dadanya terasa sesak saat mendapatkan perlakuan tidak enak dari Sarah dan Dana.Kakek Prabu bisa melihat bagaimana perasaan Cantika saat ini. Itu sebabnya, setelah selesai makan malam, Kakek Prabu langsung menyuruh Cantika untuk beristirahat di kamar.“Cantika, langsung istirahat saja di kamar, kakek tahu kamu pasti lelah.. Untuk kamu, Bram. Ke ruangan kerja Kakek dulu. Ada yang mau Kakek bicarakan sama kamu,” ucap Kakek Prabu dengan nada tegas.“Bi, antarkan Cantika ke kamar, Brama.” Kakek Prabu langsung memerintahkan art di rumahnya. Dengan sopan, Bi Murni pun menjawab dengan anggukan kepala.“Mari, Non.”“Panggil Tika saja, Bi,” ucap Cantika dengan sopan.“Nona Cantika ini istrinya Den Brama, jadi mana mungkin saya memanggil istri majikan saya hanya nama saja,” sahut Bi Murni tidak kalah sopan.Mendapat perlakuan spesi

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 6 Bukan Wanita Penakut

    Cantika langsung menatap Brama dengan wajah yang terlihat serius. Hembusan napas keluar dari mulut Cantika dengan pelan.“Apa Kamu melihat wajahku seperti ketakutan?” bukannya menjawab, Cantika justru bertanya balik.Brama tidak menjawab, tapi matanya menatap Cantika dengan tatapan tajam. “Ingat pak Brama yang terhormat, saya bukan wanita lemah yang bisa ditindas sesuka hati. Paham!!” Cantika kembali menatap para tamu. Wajah yang tadinya terlihat datar, seketika berubah terlihat manis, karena Cantika langsung menunjukkan senyumannya.“Pintar sekali aktingnya, padahal jelas-jelas tadi aku liat dia seperti tertekan,” batin Brama.Di tempat Sarah, Dana dan Iqbal berdiri, kakek Prabu menatap ketiganya dengan tajam. “Tolong hargai acara pernikahan Brama dan Cantika. Jangan merusak suasana dengan sikap kalian yang tidak punya etika itu,” tegur kakek Prabu. “Maaf, Pa,” ucap Dana, dengan wajah sedikit ketakutan.“Jangan diulangi lagi, ini terakhir kalinya kalian buat rusuh,” kakek Brama men

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 5 Pernikahan

    “Bukan urusanmu,” jawab Brama. Matanya menatap Iqbal dengan tajam. Dengan cepat Brama ingin membawa Cantika pergi, tapi langkahnya terhenti saat mendengar apa yang dikatakan Iqbal. “Kasihan sekali wanita cantik ini, harus jadi korban karena kamu gila harta,” Tangan Brama yang sebelah langsung terkepal, Wajahnya juga terlihat memerah karena menahan emosi. “Sebaiknya urus saja urusanmu,” ucap Brama, tanpa menyahut perkataan Iqbal yang sudah membuat dirinya emosi. Dengan cepat Brama langsung menarik tangan Cantika untuk segera pergi. Lagi-lagi Cantika hanya menurut saja, tapi matanya sempat melihat Iqbal, yang sedang tertawa sinis melihat diri nya dan Brama. “Siapa dia? kenapa Brama sampai semarah itu?” batin Cantika. Kini Brama sudah sampai di toko perhiasan, Wajahnya masih terlihat menahan emosi, matanya langsung melihat Cantika. “Cepat pilih yang kamu mau,” “Menurut selera ku?” tanya Cantika. “Iya,” jawab Brama, dengan nada kesal. “Kalau mahal?” “Ck, aku bukan orang miskin

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 4 Mencari Cincin

    “Gimana apanya?” tanya Cantika, dengan alis berkerut menatap Ema.“Ya…kamu gimana sama tuh cowok yang di jodohkan sama kamu? suka nggak?” Cantika menatap foto keluarganya yang ada di atas meja. Melihat senyum ayah, ibu dan adiknya. Cantika juga ikut tersenyum. Hembusan nafas juga keluar dari mulutnya.“Kalau dibilang perasaan, jelas belum ada sama sekali, Ma. Tapi setiap wanita pasti berharap kebahagian bersama dengan suaminya, ketika sudah menikah. Dan aku juga berharap seperti itu, walaupun aku menikah tanpa ada rasa cinta. Aku berharap Allah akan memberikan rasa cinta untuk aku dan dia nanti,” “Aaamiinn,”..Dua hari sudah berlalu sejak Brama memberitahu kakek Prabu kalau dirinya menerima perjodohan yang sudah di atur kakeknya. Brama pikir masalah itu sudah selesai, tapi pikirannya salah besar.Saat Brama fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba telpon dari kakek Prabu, membuat Brama langsung berdecak kesal.“Apalagi sih?” kesal Brama, tapi tetap menjawab telpon dari kakek Prabu.“A

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 3 Keputusan Brama

    Brama tidak langsung menjawab pertanyaan Cantika soal perjodohan. Yang ada Brama justru menyandarkan tubuhnya di kursi. Matanya menatap Cantika dengan tajam.“Sebelum saya menjawab, saya mau tanya sesuatu ke kamu,” “Apa?” tanya Cantika.“Mau pesan apa?”“Hahk!” terkejut Cantika.“Saya bukan pria pelit yang dengan teganya membiarkan lawan bicara saya tidak memesan minum atau makanan,” jelas Brama.“Aku kira dia mau beralih jadi waitress,” gumam Cantika. Sayangnya Brama masih bisa mendengar apa yang dikatakan Cantika.“Saya dengar apa yang kamu bilang,” tegur Brama. Cantika hanya diam saja. Kepalanya langsung menoleh ke kanan dan kiri, melihat waitress.“Mbak,” panggil Cantika. Waitress yang dipanggil Cantika pun langsung datang.“Mau pesan apa, Mbak?” tanya waitress dengan sopan.“Matcha latte nya satu. No sugar,” “Ada lagi?” tanya waitress.Cantika menatap Brama, “Kamu ada mau dipesan lagi nggak?” tanya Cantika, tentu dengan nada judes.“Nggak,” Cantika pun kembali menatap Waitress

  • Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin   Bab 2 Pertemuan

    Apa yang dikatakan Ema siang tadi. membuat Cantika kepikiran. Hembusan nafas berkali-kali keluar dari mulutnya.“Kalau aku menolak perjodohan ini, alm ayah pasti kecewa,” ucap Cantika. Matanya melihat ke foto yang ada di nakas. Tangannya mengambil foto tersebut. Senyum terbit melihat foto dirinya bersama Ayah, ibu dan adiknya. Foto yang diambil tiga tahun lalu, saat Cantika baru saja lulus kuliah. “Tika memang tidak pernah bertemu dengan Pria yang bernama Brama, Yah. Tapi Tika pernah mendengar kalau dia adalah pria yang kejam,” ucap Tika, seolah-olah sedang curhat dengan Ayahnya.“Kenapa bisa ayah menjodohkan Tika dengan pria itu? apa Ayah punya hutang dengan keluarga mereka?” tanya Cantika. Hembusan Nafas kembali keluar dari mulutnya.“Sepertinya aku harus tanya ibu,” ucap Cantika.*******“Ayahmu nggak pernah punya hutang uang, Tik. Tapi Ayahmu punya hutang budi dengan pak Prabu,” jelas bu Irma. Saat ini Tika sudah berada di kampung halaman, hanya demi menanyakan kenapa Ayahnya bis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status