Share

bab 1 : love and disappointed - 1

MENTARI hampir terbenam di ufuk barat senja kala langkah kaki pelan itu memasuki kediamannya. Satu lagi hari yang melelahkan telah terlewati, namun senyuman indah itu masih mampu terpatri. Wajah jelita itu terlihat penat, tetapi tiada sekali pun pernah sebuah keluhan meluncur dari bibir tipisnya yang sewarna cherry.

Ya, dia adalah seorang single mommy. Ia haruslah menjadi wanita yang kuat dan setegar karang dalam menjalani kehidupan, sebab ia tak memiliki seseorang untuk bersandar; ia seorang janda. Lagi pula ada seorang lelaki kecil yang bergantung hidup padanya; putra semata wayangnya.

Menjadi seorang single parent sebenarnya tidaklah mudah, ada kalanya ia pun pernah berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Tetapi, semua ini memang sudah menjadi keputusannya, pilihan dalam hidup yang ia ambil. Ia harus giat bekerja demi menghidupi putra kecilnya. Yah, meskipun sebenarnya ia tidak pernah kekurangan dari segi materi; ayahnya, Abiyasa Maheswara adalah pemilik perusahaan besar nan bonafide di bidang perhotelan.

Namun, Kinara bukanlah wanita manja, ia lebih senang hidup mandiri, menghidupi dirinya beserta sang anak dengan jerih payahnya sendiri. Tentu dirinya masih bekerja mengelola butik bersama Anindita, seperti sedia kala. Tiga tahun telah berlalu semenjak perceraiannya dengan Dirga Gandawasa juga awal pertama ia mengandung Axel Alvarendra ; putranya, butik yang ia rintis bersama sang sahabat memang mengalami banyak kemajuan.

Sekarang bukan hanya kalangan sosialita yang sering kali mempercayakan dirinya untuk membuat gaun indah tentu dengan bandrol harga selangit, bahkan kini para artis papan atas pun turut serta mendatangi butiknya; Aufklärung Boutique.

Aufklärung adalah kata Jerman yang berpadanan dengan kata Inggris enlightenment yang berarti pencerahan, penerangan. Ya, ia tentu memberikan nama tersebut tak hanya asal, ia berharap bahwa kehidupannya akan berubah seperti arti dari nama butik yang ia ambil. Setelah kelam menyelimuti, maka akan datang era pencerahan yang datang menghampiri, tentu dengan hadirnya Axel yang melengkapi.

Kinara tersenyum lebar kala atensinya menangkap sosok sang putra sedang bermain di atas karpet tebal ruang keluarganya—tentu bersama pengasuhnya, mainan lego berbagai warna terlihat berserak di sekitar si balita yang baru berusia dua tahun lebih lima bulan.

"Mama pulang, Sayang ..." dengan suara merdu khas dirinya yang dibuat ceria, Kinara mempercepat langkah kakinya menghampiri sesuatu paling berharga di hidupnya; anaknya.

"Mama~" mendengar suara sang ibu yang begitu akrab di telinga, balita berambut pirang itu segera bangkit berdiri lantas berlari terseok menyongsong tubuh Kinara, mengabaikan mainannya begitu saja.

Tentu wanita itu segera menangkap tubuh kecil Axel ke dalam dekapan hangatnya, kemudian menciumi wajah tampan yang begitu mirip dengan seseorang yang begitu ia cintai.

"Axel merindukan Mama, hm?" tanyanya, membawa tubuh sang lelaki kecil ke atas pangkuannya setelah ia mendudukkan diri di atas karpet tebal tempat bermain sang putra.

"Lindu~" tangan-tangan mungil itu melingkari perut ramping ibunya, menenggelamkan kepala pirangnya ke dalam dekapan hangat seorang wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

"Mama juga rindu banyak sama Axel." Kinara memencet gemas hidung bangir nan mungil balitanya, lantas mengalihkan atensi pada pengasuh sang putra yang duduk tak jauh dari posisi mereka. "Bagaimana Axel hari ini, Sus? Apakah dia rewel lagi?"

"Tuan muda bersikap baik hari ini, Nyonya," jawab Sang pengasuh berseragam biru itu dengan senyumnya yang sopan.

"Syukurlah ..." wajah ayu itu kembali menampilkan sebuah senyuman, lantas membelai sayang surai halus sewarna arunika dalam pelukannya. Kinara sangat mencintai Sang putra, jauh melebihi dirinya sendiri. Bahkan ia rela menukar nyawanya demi membuat Sang anak bahagia.

Ah, ia jadi teringat masa-masa mengandung Axel, pengasuh anaknya yang bernama Sasmi inilah yang membantu segalanya, menjadi saksi bagaimana perjuangannya menghadapi kehamilan seorang diri. Kandungan Kinara lemah, bahkan wanita itu sering kali mengalami pendarahan hebat selama hamil. Namun, puji Tuhan mereka masih diberikan keselamatan, dan ia bersyukur akan hal itu.

Maka dari itu ia sangat menyayangi Sang putra, ia bertaruh nyawa melahirkannya ke dunia, tidak akan sedikit pun ia mengizinkan orang lain merebut Axel dari sisinya, ia bersumpah.

Sasmi tersenyum melihat interaksi ibu dan anak di depannya, dadanya menghangat tanpa ia duga. Terlepas dari bagaimana bisa Sang nyonya melahirkan seorang anak yang tidak mirip sama sekali dengan mantan suaminya, tetapi Kinara adalah ibu yang baik di matanya selama ini. Sekelam apa pun masa lalunya, wanita di hadapannya kini telah bermetamorfosis menjadi orang tua tunggal yang hebat.

Namun, senyuman Sasmi perlahan pudar kala ingatannya mundur pada beberapa jam lalu, pada seseorang pria asing yang datang ke rumah besar keluarga Maheswara siang tadi. Seorang pria yang bagaikan doppelgänger Tuan muda kecilnya.

"N-nyonya ...." lirih Sang pengasuh Axel membuat Kinara mengalihkan atensinya pada wajah yang memanggil dirinya.

"Ya?"

"Tadi ada seorang pria yang datang kemari," ucap Sasmi.

"Dirga?" kerutan tercipta di dahi Kinara kala bertanya.

Pasalnya Dirga memang kadang kala mengunjungi putranya. Meskipun mantan suaminya itu tahu dan sangat paham jika Axel adalah anak Sang mantan istri bersama kekasihnya, pria itu tetap menyayanginya selayaknya anak kandungnya sendiri.

Mereka memang telah bercerai, namun masih tetap menjaga hubungan baik bahkan hingga detik ini. Dirga adalah seorang pria berhati seluas samudera, Kinara meyakini hal tersebut. Pria itu begitu pemaaf dan tak membencinya meskipun dirinya telah berdusta dan menduakannya ketika ia masih resmi menjadi istrinya dulu.

Jalan hidup Kinara memang rumit. Ia tentu tidak pernah membenarkan perselingkuhannya dengan Daniel ketika pria itu kembali ke Indonesia tiga tahun lalu, bahkan hingga dirinya berbadan dua dan Axel terlahir ke dunia. Namun, Daniel merupakan kekasihnya, jauh sebelum ia menikah dengan Dirga. Mereka berpisah karena pria blasteran itu hendak melanjutkan pendidikannya di negara kelahirannya, pula membangun bisnis keluarga di sana.

Pria itu berjanji akan kembali, namun hingga lima tahun berlalu ia tak kunjung memberi kabar, apalagi menampakkan diri. Hingga akhirnya ... Abiyasa memutuskan untuk menjodohkan dan menikahkan Kinara dengan Dirga yang notabene adalah anak dari rekan kerjanya.

Gelengan kepala Sasmi membuat Kinara sedikit tersentak, tebakannya ternyata salah. "B-bukan."

"Lalu?" kernyitan di kening wanita itu semakin dalam kala melihat bahasa tubuh pengasuh Sang putra sedikit menegang, seakan hal yang akan disampaikannya begitu menegangkan. Kinara menatap Sasmi, dengan tatapan menuntut jawaban.

"Pria itu memiliki rambut pirang, tubuhnya sangat tinggi. Dia—"

Sungguh, melihat raut wajah Sasmi yang seakan ragu untuk meneruskan ucapannya membuat rasa penasaran Kinara semakin bertambah besar.

"Dia kenapa, Sus?" desaknya.

"M-mirip sekali dengan Tuan muda."

Mendengar jawaban yang meluncur dari bibir pengasuh putranya, jantung Kinara berdegup lebih cepat secara tiba-tiba, tubuhnya menegang seiring kepalanya mengingat sebuah wajah tampan duplikat lelaki kecil yang kini terlelap di pelukannya.

'Tidak mungkin!'

Kinara menyangkal sebuah nama yang muncul di benaknya, karena tidak mungkin jika pria itu datang ke Indonesia, apalagi sampai menemui putranya; pria itu tak tahu jika ia mengandung ketika meninggalkannya kala itu.

Dan lagi, bukankah Daniel kini telah membencinya?

***

Tbc...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status