All Chapters of BIANGLALA KEHIDUPAN: Chapter 21 - Chapter 30
45 Chapters
TERULANG KEMBALI
      Sudah beberapa hari ini Kartika merasa perutnya mual. Beberapa kali ia muntah-muntah di tempat kerjanya. Hal itu tak lepas dari perhatian dari Ella dan Sari sebagai teman Kartika yang paling dekat selama ini. "Kau kenapa?" tanya Ella. "Iya,Tika. Kau sakit,ya?"  "Aku mungkin masuk angin karena beberapa malam ini aku tidur terlalu malam," jawab Kartika. "Kau punya pacar,Tika?" tanya Sari sedikit berbisik saat Ella sudah berjalan menuju meja pelanggan yang kebetulan baru datang.         Kartika menatap Sari dengan dahi sedikiit berkerut.  "Memangnya kenapa, Sar?" tanya Kartika tidak mengerti. "Nanti saja sepulang kerja kita bicarakan," kata Sari. Kartika hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya.     
Read more
LEBIH BAIK AKU PERGI
     Rivan menepati janjinya untuk datang di sore hari. Namun, Kartika menolak saat Rivan mengajaknya untuk ke dokter kandungan."Kita harus cepat, Kartika. Kalau sudah terlalu besar mana mungkin bisa digugurkan lagi."       Kecewa!Itulah yang Kartika rasakan saat ini. Ia merasa dunianya runtuh dan hancur. Tidak mengapa jika Rivan tidak mau bertanggung jawab. Tapi, jangan suruh ia mengugurkan kandungannya."Mas, beri aku waktu 3 hari untuk berpikir," kata Kartika.      Rivan menghela napas panjang, "Baiklah, tiga hari saja. Jangan lebih.""Iya, aku janji hanya tiga hari," ujar Kartika.     Pada akhirnya Rivan pun mengalah, ia pamit pulang. Sebelumnya ia mengulurkan amplop berisi uang kepada Kartika."Ini untukmu," ujarnya. Kartika tidak menolak pemberian Rivan. Ia mengambil amplop itu dan langsung menyimpannya. 
Read more
DEMI SI BUAH HATI
     Kartika menjalani masa kehamilannya dengan tabah dan sabar. Ia bekerja sebagai pembantu di rumah Pak Gazali setiap hari. Pekerjaannya hanya mencuci dan menggosok pakaian. Itupun khusus untuk cucian yang berat, Kartika diizinkan memakai mesin cuci.     Layaknya wanita hamil terkadang Kartika ingin merasakan kasih sayang, namun ia hanya bisa membayangkan Rivan yang dulu sering memeluk dan memberikan rasa aman dan nyaman kepadanya. Untunglah Kartika dulu sempat meminta foto Rivan sebagai kenang-kenangan, sehingga jika ia merasa rindu ia akan menatap foto itu lama-lama dan memejamkan matanya sambil berdoa semoga Rivan juga merasakan kerinduan yang sama, meski rasanya itu adalah hal yang mustahil terjadi.       Usia kandungan Kartika sudah memasuki minggu terakhir. Bu Rokayah, istri Pak Gazali mengizinkan Kartika untuk istirahat dulu menjelang lahiran. Bahkan, Rokayah memberikan banyak baju bayi lungsu
Read more
RIVAN YANG RINDU
     Rivan mengembuskan napas panjang sambil melangkah ke dalam rumah. Sudah empat bulan ini ia menikah dengan Salsa. Tapi, setiap kali ia pulang ke rumah Salsa selalu tak ada di rumah."Bik!" serunya.       Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa menghampirinya."Sudah pulang,Pak?" tanya Bik Sum. "Ibu ke mana?" "Anu ... ibu ...."         Bik Sum tampak ketakutan , wanita separuh baya itu meremas kedua tangannya dengan panik."Ibu ke mana?" Rivan mengulangi pertanyaannya."Ibu sejak siang tadi pergi. Katanya arisan di Bogor." "Gila! Arisan sampai ke Bogor, lain kali kalau sembunyikan kunci mobilnya, Bik!""Mana Bibik berani, Pak. Nanti Ibu ngamuk."       Rivan mendengus kesal, kemudian tanpa menunggu lebih lama lagi, ia pun kembali menyambar kunci mobilnya dan bergegas per
Read more
PAPAKU SIAPA
 _10 tahun kemudian_       Kartika terkejut saat Dania pulang dengan pakaian yang kotor dan kaki yang luka. Wanita itu segera memeluk putrinya."Dania kenapa?" tanya Kartika.       Alih-alih menjawab, Dania menatap Kartika dengan air mata yang menetes."Bu, Papa Dania sebenarnya ke mana? Ibu selalu bilang Papa kerja. Tapi, kenapa Papa nggak pernah pulang? Ayahnya Lia juga bekerja, tapi setiap sore pulang ke rumah. Ayahnya Eka meskipun kerjanya di Bandung, tapi setiap hari sabtu pasti pulang. Tapi, sejak kecil Dania belum pernah ketemu Papa."  Duh, Gusti!Dada Kartika terasa begitu sesak. Ada luka yang tidak berdarah, di dalam hatinya. Selama sembilan tahun ini , Kartika bekerja banting tulang demi menghidupi Dania. Mencuci gosok dan menjadi pembantu rumah tangga di beberapa tempat. Semua itu Kartika lakukan agar semua kebutuhan Dania tercukupi.
Read more
IBU DAN ANAK YANG KUAT
      Kartika melangkah masuk ke dalam rumah begitu Ibu Siti pergi. Ia melihat Dania baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang membereskan cucian piring yang belum sempat ia cuci."Nak, ini tas sekolah dari Bu Siti. Nanti, kalau ketemu beliau jangan lupa bilang terima kasih, ya. Sebentar lagi, Ibu mau ke rumah Bu Anisa. Cucian dan gosokan di rumahnya sudah banyak. Kamu, makan dan belajar. Jangan keluar rumah,ya. Menonton televisi saja di rumah," kata Kartika.  Dania mengangguk patuh."Bu, maafkan sikap Dania tadi. Pasti Ibu sangat sedih dengan perkataan Dania. Dania janji ,Bu. Mulai besok Dania tidak akan menangis lagi dan tidak akan mendengarkan perkataan orang-orang lagi."Kartika merasa batinnya tersayat , sedih sekali melihat putri semata wayangnya bersedih seperti ini. Kartika pun memeluk Dania dengan erat. "Ibu sangat mencintaimu, Dania." "Bu, tidak apa jika Papa tidak pernah menengok ki
Read more
KARMA ITU ADA
"Kamu nggak pernah benar ya urus anak! Gimana bisa nilai anak kita sampai merah semua begini?! Kamu nggak ajarin dia belajar?!" hardik Rivan pada sang istri, Salsa.Namun, Salsa dengan berani melompat marah dan dengan kasar ia menuding Rivan."Mas, aku ini istri. Bukan pengasuh anak atau babu. Atau pembantumu! Aku sudah melahirkan dan membesarkan dia. Sehari-hari ya dia harus mandiri dong. Dia itu sudah besar. Masa iya aku harus terus menerus ajarin dia. Lagi pula kan ada baby sitter ada Mbak juga di rumah ini. Apa salahnya kalau kamu bayar sekalian guru les buat ajarin anak kamu itu belajar !" bentak Salsa. Rivan benar-benar emosi luar biasa. Selama ini ia selalu saja mengalah dan mengalah pada Salsa. Tapi, istrinya itu seolah lupa bahwa tugasnya sebagai ibu bukan hanya melahirkan dan membesarkan anak saja."Jadi, tugas istri dan ibu itu apa menurutmu?!" seru Rivan."Apa aku kurang melayani suami?!" balas Salsa.  
Read more
BERTEMU
Gazali tersenyum saat melihat keponakannya datang. Sudah lama sekali ia dan Rivan tidak bertemu. "Bagaimana anak dan istrimu?" tanya Gazali."Sehat semua, Cang.""Syukur dah kalau sehat, tumben main ke Jakarta?" "Iya, Cang. Kebetulan pengen jalan-jalan, sumpek di Bandung terus. Boleh saya menginap di sini?" "Ya boleh, tunggu sebentar encang panggil pembantu dulu buat beres- beres kamarmu."   Gazali segera memanggil Kartika yang sedang mencuci di belakang dan menyuruhnya membersihkan kamar tamu."Ya sudah, saya bersihkan sekarang ya, Pak.""Kerjaan yang lain udah selesai, Tika?" tanya Gazali."Sudah semua, Pak. Tinggal jemur ini sebentar langsung saya kerjakan kamarnya." "Iya, terima kasih Neng Tika." "Sama-sama, Pak."  Kartika pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian ia segera membereskan kamar tamu, menggantiny
Read more
BICARA BERDUA
"Kenapa kau pergi dariku?" tanya Rivan. Saat ini ia dan Kartika berada di sebuah restoran mewah di Jakarta Selatan. Rivan sengaja membawa Kartika dan Dania ke sana karena ia ingin memberikan perhatian kepada anak yang selama sepuluh tahun ini tidak pernah ia temui."Aku tidak mau kau memaksa untuk mengugurkan kandunganku. Aku mungkin nekad waktu itu, tapi aku yakin jika apa yang aku lakukan adalah yang terbaik. Aku mencintaimu, Mas. Jadi, bagaimana bisa aku menghilangkan buah cintaku yang ada di rahimku. Dan aku tidak pernah menyesal melahirkan Dania. Dia bisa tumbuh besar dan juga menjadi anak yang baik dan rajin."  Rivan menghela napas panjang, ia tersenyum saat melihat putrinya itu makan dengan lahap tanpa suara. Cara makannya pun begitu rapi, Kartika telah mendidik putrinya dengan baik."Apa raportmu bagus , Nak?" tanya Rivan pada Dania.  Dania buru-buru mengosongkan mulutnya yang penuh dengan makanan sebelum menj
Read more
RUMAH
     "Saskia perlu sepatu dan tas sekolah yang baru. Dia juga perlu membeli buku dan peralatan sekolah yang baru." "Tasnya masih bagus, lagi pula nilai-nilainya kemarin tidak memuaskan. Tidak usah beli baru!"       Salsa menatap Rivan dengan tajam. Ia merasa kesal melihat sikap suaminya beberapa bulan belakangan ini."Kamu kenapa sih, Mas? Beberapa bulan ini pelit sekali. Aku curiga kau memiliki wanita lain di luar sana," kata Salsa dengan mata memicing dan tatapan tajam.     Rivan yang sedang duduk membaca koran langsung membanting koran yang sedang ia pegang ke atas meja dengan geram."Aku bukan pelit! Tapi, aku sedang mendidik keluargaku supaya kau dan anakmu yang manja itu tau bagaimana menghargai uang dan juga mau berjuang!""Maksudmu, Mas?""Ajari Saskia, jika dia mau sesuatu berjuang dulu. Mau tas dan sepatu baru , artinya dia harus bisa mendapatkan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status