Semua Bab Cinta Satu Malam: Bab 21 - Bab 30
321 Bab
Tes DNA
"Wajar kamu curiga terhadapku, perlu kau ingat aku ini selalu menjaga kesucianku sebagai perjaka," Sandra merapikan kerah kemejanya. --- Sabian meminta maaf kepada kakaknya atas kecurigaannya tetapi di dalam hatinya masih saja ada yang mengganjal, baru kali ini Sabian merasa ada yang aneh dari gelagat sang kakak. "Ya sudahlah, jika kakak ingin berada di kamarku pakai saja, aku ada perlu untuk menemui seseorang hari ini, aku pamit dulu ya kak," Sabian menepuk pundak kakaknya.   "Hati hati di jalan adikku, aku pinjam ruangan pribadimu sebentar," Sandra menyandarkan punggungnya di sofa. Sandra mencuri kesempatan ia harus memastikan adiknya audah pergi jauh dari rumah, agar lebih leluasa menjalankan aksinya.   Sandra melihat ke bantal yang di gunakan tidur Sabian, ia melihat ada rambut rontok yang menempel di sana, kesempatan bagi Sandra untuk mengambil dan menyimpan rambut itu, kemudian ia menghubungi Jay.
Baca selengkapnya
Seorang Pengacau
Lusi menshare lokeasi dimana ia berada saat ini, karena ia di hadang oleh Tania dan juga Han yang menginginkan informasi dimana Kirana berada, karena Tania butuh tanda tangan Kirana untuk menaglihkan saham, ternyata almarhum ibu Kirana membuat surat wasiat seluruh hartanya jatuh ke tangan Kirana, bukan jatuh ke tangan suaminya Dani Wijaya."Cepat katakan dimana wanita sialan itu berada, aku tahu kamu bersekongkol menyembunyikannya di kota ini?" Tania menggertak Lusi yang tak tahu apa apa."Aku juga tak tahu dimana kirana berada, aku juga sedang mencarinya, untuk apa kalian bertanya kepada orang yang tahu sepertiku ini," Lusi berkata dengan jujur."Jangan bohong kamu, sebagai seorang sahabat masa iya tidak mengerti dimana sahabatnya berada," Tania mendorong Lusi karena tidak mau mengatakan dimana keberadaan Kirana sang adik tiri.Lusi terjatuh karena tidak ada persiapan sama sekali, Tania kembali melontarkan
Baca selengkapnya
Berbagi Kabar
Lusi menjadi malu saat Sandra menggodanya, memang benar Lusi tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, sebagai nona muda dari keluarga Dokter Manopo, Lusi sangat menjaga reputasinya.   "Aku bisa jalan sendiri, tidak usah menyodorkan tangan untukku," Wajah Lusi menjadi memerah.   "Oh iya, satu lagi pertanyaan untuk mu, kamu seorang nona muda, kenapa bisa di tindas oleh orang lain?" Sepertinya Sandra harus melatih Lusi agar menajdi kuat.   Lusi hanya terdiam, ia tak menjawab pertanyaan Sandra, Lusi tipe orang yang tidak tegaan terhadap orang, ia bahkan tidak akan membunuh seekor semut, baginya semua orang sama, usia muda dan sebuah status keluarga hanya sebuah bonus.   "Oke mari ke mobil, kamu bisa menelpon Kirana dan mengobrol dengannya," Sandra menagajak Lusi untuk segera menaiki mobil.   "Benarkah aku bisa mengobrol dengan Kirana sepanjang waktu yang aku inginkan?" Lusi terlihat
Baca selengkapnya
Sebuah Ucapan Terima kasih.
Lusi kaget mendengar apa yang terucap dari mulut Sandra, memberi dia apa sebagai tanda terima kasih, jangan bilang Sandra adalah pria hidung belang yang suka mencari kesempatan kepada para gadis yang di tolongnya. "Ka-kakak jangan macam-macam padaku, aku tidak akan memberikan tubuhku padamu secara cuma-cuma," Lusi mendekap tubuhnya dengan kedua tangan yang melingkar pada pundaknya.   "Hahaha, kamu ini berpikiran apa sih, aku pikir aku akan tertarik pada badan mu yang tipis seperti triplek itu?" Sandra menggoda Lusi yang salah paham.   Lusi merasa malu saya Sandra tertawa, ia sudah berpikir macam-macam tetapi apa yang ia pikirkan berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Sandra, Sandra berkata ia lapar setelah satu jam berkeliling, ia ingin makan di tempat yang mewah setelah itu ingin pijat merilekskan tubuhnya.   "Kamu mau makan apa kak, biar aku yang traktir sebagai ucapan terima kasihku, tetapi tidak boleh lebih
Baca selengkapnya
Orang Kiriman Tuan Alexander
Kedua orang itu menoleh ke suara yang mengagetkan mereka, di belakang mereka sudah berdiri seorang tuan muda tampan yang memasang wajah garang, merasa tidak senang gerak geriknya di perhatikan serta diabadikan secara ilegal. "Tuan muda, mohon jangan marah, kami ini di perintahkan tuan besar untuk mengawasi anda dan nona Lusi," Jelas salah seorang yang diutus oleh tuan besar Alexander.   "Kalau begitu katakan saja, aku sedang gembira berkencan dengan Lusi, sepasang kekasih yang sedang kencan, tidak senang mendapat gangguan seperti ini, apa kalian mengerti?" Sandra berkata dengan tegas, kedua tangan di lipat di atas dadanya.   Dua orang kiriman tuan Alexander mengerti akan maksud tuan mudanya, mereka segera menyelesaikan misi mereka dengan mengirimkan foto berikut video tuan muda pertamanya sednag jalan jalan dan makan di warung seafood tenda.   "Tuan misi kami telah selesai, kami mohon ijin pamit pulang, maaf tela
Baca selengkapnya
Kekuatan Tuan Alexander
Sandra terlihat tak biasa, ia menoleh ke adiknya dan mencoba untuk menenangkan dirinya, sebelum menjawab pertanyaan dari adiknya. "Ponselku batreynya habis, aku belum menerima kabar dari Lusi, apakah dia kecapekan seharian kencan dengan ku hari ini?" Menunjukkan ponselnya yang sudha habis.   "Apa kamu sudah benar benar jatuh hati pada gadis kecil itu kak, aku senang mendengar aku sebentar lagi segera mendapatkan seorang kakak ipar," Sabian terlihat sumringah.   Tuan Alexandermerasa lega kedua putranya sudah menemukan tambatan hati, tinggal menemukan dimana gadis yang di cari oleh Sabian maka ia akan segera memiliki cucu, beliau harus segera mengirim seseorang untuk secepatnya menyelidiki kasus ini, ia akan merasa senang jika Sabian juga bahagia menemukan gadis yang selama ini dia cari. "Ayah, Sabuian, aku pamit untuk ke kamarku dahulu," Sandra segera menuju kamarnya.   "Baiklah, aku tahu apa yang kamu ing
Baca selengkapnya
Berdiskusi sesama asisten
Susan mengatakan mereka sedang berdiskusi mencari seseorang, mereka di tugaskan oleh tuan besar, ini menyangkut perempuan yang di sukai tuan muda kedua. "Benar seperti dugaanku, tapi berada di pihak tuan muda pertama," Doni berkata dalam hati. Susan masih menjelaskan bahwa setahun ini tuan muda kedua selalu lesu dan tak bersemangat, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk bekerja siang malam demi perusahaan semakin maju.   "Apa kamu tahu Doni, sebenarnya tuan muda keduaku itu sedang mengalami depresi, aku takut dia akan menjadi gila jika nona Kirana tak segera di temukan," mike membayangkan betapa terpuruk bosnya saat ini. "Semoga cepat ditemukan, apa yang kalian inginkan dariku, jika bisa aku akan bantu?" Doni mendekati Susan dan Mike.   Susan mengetahui jika Doni ini, ahli dalam analisis masalah, mengumpulkan bukti, dan menemukan posisi secara akurat, banyak khasus yang dapat ia pecahkan secara cepat, jadi Susan tert
Baca selengkapnya
Sahabat Kirana
Mike segera mendekat ke layar monitor Susan, entah apa yang ia dapat sehingga berteriak kencang sekali, Susan memperlihatkan sebuah media sosial yang biasa dipakai untuk share foto di sana."Bukankah ini adik dari Dokter Jay?" Mike memperhatikan wajah yang familiar. "Gadis ini memang adik dari Dokter Jay,  Mike apakah pikiranmu sama denganku?" Susan menatap wajah Mike. Mike mengatakan bahwa tentu saja pemikiran semua orang akan langsung bertanya ke nona Lusi, setelah tahu ia dekat dekat nona Kirana, pasti semua orang akan betanya padanya, karena di media sosial itu, begitu melihat postingannya orang awam akan tahu jika mereka bersahabat. "Ternyata kamu bertambah pintar Mike, lalu bagaimana kita mengurus Tania?" Susan bertanya lagi pada Mike. "Batalkan saja pertemuan dengannya, berurusan dengannya hanya membuat kita masuk dalam jebakannya, karena kita telah menemukan yang lebih akurat," Mi
Baca selengkapnya
Seseorang Yang di Benci
Sabian menatap tajam wanita yang menyapanya itu, ia menatap dengan tatapan yang menjijikan, sebenarnya Sabian malas berbasa basi dengannya, ia menganggap wanita di hadapannya ini adalah wanita yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, walaupun ia harus menyingkirkan sang pemilik yang asli."Aku tidak punya waktu untuk berbasa basi denganmu, enyahlah dari hadapanku sekarang juga," Sabian menggertak Tania yang membuat suasana hatinya berubah menjadi kesal."Tuan Sabian jangan galak padaku, aku hanya ingin menyapamu saja," Tania masih berusaha meluluhkan sikap Sabian yang dingin.Sikap sok manis yang di tunjukkan oleh Tania membuat sabian semakin muak, ia mencoba untuk terus berjalan meninggalkan Tania namun di hadangnya berkali kali."Kamu ini mau apa, sudah ku bilang aku tak punya waktu untuk meladeni wanita murahan sepertimu, kamu tidak ada apa apanya dibanding Kirana," Sabian sangat kesal dengan tingkah menjijikkan Tania."
Baca selengkapnya
Sebuah Informasi
Pelayan itu membuka masker, kaca mata, serta topi yang ia gunakan, tetapi hanya sesaat, ia kemudian menggunakan alat yang dia pakai menyamar lagi, Sabian dan Jay ikut duduk bersama mereka. "Tuan muda Sabian, aku adalah pelayan nona Kirana, dan nona Lusi adalah sahabat dari nona ku, aku hanya meminta bantuan padanya," kata pelayan itu memulai obrolan. "Kamu juga bisa meminta bantuan padaku," Sabian terlihat senang mendapat informasi mengenai Kirana. Namun sayang pelayan menemui Lusi bukan untuk memberitahu jika Kirana sudah di temukan, melainkan menyerhakan bukti rekaman rencana kejahatan ibu tiri dan kakak tiri Kirana. "Dasar perempuan rendahan, aku bersumpah akan membuat kalian merasakan penderitaan Kirana," Sbaian mengepalkan tangannya. "Tuan, nona, waktuku tidak banyak, aku mohon pamit undur diri, aku mohon kepada kalian semua, cepat temukan nona Kirana dan selamatkan dia dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
33
DMCA.com Protection Status