All Chapters of SURGA YANG DIHADIRKAN : Chapter 11 - Chapter 20
43 Chapters
Bab 11
Aisyah bersiap siap di meja riasnya, kemudian Syahid keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya. Aisyah melihat ke arah syahid “Kenapa mas?” “Perut mas sakit” “Salah makan atau gimana?” “Gak tahu." Aisyah langsung membawah Syahid ke tempat tidurnya.“Ya sudah untuk malam ini Aisyah tidak usah ke rumah sakit.” “Jangan sayang, mas gak ngajarin kamu buat ninggalin tanggung jawabmu” “Tapi mas kan sakit?” “Gak apa apa, mas hanya butuh istirahat.” “Tapi mas.” “Sudah kamu langsung berangkat, tapi maaf mas gak bisa mengantarmu." “Iya de.” Syahid berbaring di tempat tidur dan Aisyah langsung menyelimuti tubuh Syahid. “Hati hati di jalan ya, sayang,” “Iya mas, mas juga cepet sembuh yah!” Aisyah mencium tangan Syahid kemudian berjalan menuju pintu, Setelah sampai di pintu Aisyah menoleh pada sya
Read more
Bab 12
Baru beberapa hari Syahdi dan Aisyah meninggalkan orangtua masing-masing. Hidup berdua di atap yang sama, dari kecupan di sebelum tidur, hingga pelukan di seba'da lelap. Belajar mengarungi bahtera rumah tangga dengan cinta.Setelah mengucapkan salam setelah shalat, tiba tiba saja Aisyah menghampiri syahid dengan balutan mukena putih Aisyah memeluk erat Syahid. Erat sekali. Seakan Aisyah tak ingin melepasnya. Lalu, seketika saja ada isak yang mulai lirih terdengar. Saat Syahid mengangkat kepala Aisyah dari dekapnya, matanya sudah basah, juga merah. Aisyah Menangis dalam peluk Syahid "Kenapa?" tanya syahid sambil menggenggam jemari aisyah kuat-kuat. Sambil terisak-isak, Aisyah menjawab"Aku kangen Abah, sama ummi."Syahid tersenyum kecil. Lalu meraih bahu Aisyah, untuk kemudian mewakafkan dada Syahid agar terpuas meneteskan derai mata di Sana. Di dinding hatinya “Istriku, kamu rela meninggalkan keluarga terc
Read more
Bab 13
Zahra ingin segera pergi ke kantor, ia terlihat sangat buru buru.“Adu telat ini.” sambil melihat ke arah jam tangannya.Zahra menerobos genangan air hingga membuat pejalan kaki terkena percikan air.“Adu kena Orang kan.” Zahra mulai panik.Kemudian ia menghentikan mobilnya dan turun untuk menghampiri pejalan kaki tersebut “Maaf, maaf, maaf gak sengaja, saya."“Tidak apa apa mbak, basah sedikit aja kok.” Ternyata yg terkena percikan air tersebut adalah seorang laki laki.“Sekali lagi maaf ya mas, maaf banget." “Iya mbk, gak apa apa." “Maaf, saya buru buru harus ke kantor." “Oh iya silahkan.” Zahra segera masuk ke dalam mobilnya.“Oh iya, kok gak tanya nama dia si." Sedangkan laki laki itu mencoba membersikan bajunya.“Basah si, tapi gak bisa marah sama dia
Read more
Bab 14
Pagi itu kirana turun dari mobilnya di dapati Faqih sedang berdiri di depan pintu kantornya.Kirana berjalan Menghampiri Faqih.“Kirana aku  mau minta maaf sama kamu.” Kirana berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Faqih.“Kirana tunggu,” sambil berjalan di belakang Kirana. Semua karyawan Kirana melihat ke arah mereka.“Itu tuan Faqih kan ya, anak konglong tbk kan,nona kirana punya hubungan apa dengannya?” kata kariawan kirana “mungkin mereka pacaran kalik” kata kariawan kirana yg lain “cocok si meraka berdua, sama sama tajir” kata kariawan kirana Kirana membuka pintu ruangannya dan duduk di sofa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya “Maaf kirana, sunggu aku menyesal.” sambil berlutut dan menyatuhkan kedua telapak tangan faqih Kemudian terdengar suara dari luar ruangan kirana 
Read more
Bab 15
Usai acara seminar yang ia isi Syahid berkeliling are bazar untuk melihat lihat langkah kaki syahid di hentikan oleh seorang ibu ibu penjual di bazar tersebut “Wah ini yang ngisi di dalam tadi ya? Ganteng banget” Syahid tersenyum. “Hu pak ustadz ceramahnya keren meresap ke hati.” “Terimah kasih buk.” “Belum nikah ya? kalau dari tampangnya masih unyu unyu, sepertinya belum nikah.” Mendengar hal tersebut syahid seolah enggan menjawabnya.“Oih ini ada Sesuatu buat ustadz,” sambil menyodorkan bingkisan. “Apa ini buk?” sambil mengambil bingkisan dari ibu ibu tersebut “Gamis ustadz.” “Gamis laki laki?” “Gamis wanita,  kasih sama wanita yang menurut ustadz wanita tersebut spesial." “Oh iya terimah kasih.”&nb
Read more
Bab 16
Malam semakin larut, angin kian kencang masuk ke dalam kamar Aisyah dan Syahid melewati jendelah kamar mereka kemudian Syahid menutup jendelah tersebut dan bergegas menuju Aisyah berada di tempat tidur.Ia duduk di sebelah aisyah“Kakinya masih sakit?”“Sudah lumayan, kan di pijat mas tadi.”“Perlu di pijat lagi?”“Tidak perlu, mas istirahat saja!”Syahid melihat ke arah barisan buku buku yang tertata rapi di meja kerjanya.“Mama pandai banget kalau suruh menata.”“Memang mas Syahid gak pernah bersin sendiri?”“Iya pernah la, kalau berantakan si mama kadang suka ngomel dan dari kecil sudah di ajari rapi.”Syahi bangkit dari duduknya dan mengambil sebuah catatan di meja kerjanya dan kemabali pada posisi semula.
Read more
Bab 17
Faqih sedang berdiri di balkon melihat taman dibelakang rumahnya. Melihat berbagai macam tanaman bungan dan jernihnya air kolam. Sang ibu menghampirinya. “Kok kamu disini, kamu tidak pergi kantor?” “Entahlah, hari ini faqih hanya ingin di rumah saja.” “Kenapa sayang?” “Ada masalah dengan kantor?” Faqih menggeleng ngelengkan kepalanya.“Nak, ayo yang semangat dong, kayak mami dan papi selalu bersemangat hingga kita punya semuanya dan tak kekurangan.” Faqih terdiam. “Ya sudah mami tinggal dulu ya.” Sang ibu berjalan meninggalkan faqih “Apa mami bahagia dengan semua ini?”Langkah kaki sang ibu berhenti dan ia pun membelikkan badannya. “Tentu saja mami bahagia sekali.” “Tapi kenapa hal tersebut tidak terjadi pada
Read more
Bab 18
Syahid sedang duduk di kursi dekat tempat tidur sang ayah.Sang ayah mulai membuka mata dan melihat syahid yang masih ada di sebelahnya"Jam berapa sekarang nak?""Jam 08 malam pa.""Kok kamu masih di sini?""Syahid mau menemani papa.""Jangn nak, kamu harus pulang istrimu pasti sudah menunggu.""Tapi.""Papa tidak apa apa, kamu pulang saja, jangan suka bikin istrimu khawatir.""Baik pa, Syahid akan pulang.""Iya, kamu harus pulang."Syahid mencium tangan sang ayah."Assalamualaikum.""Walaikum salam."Berat rasanya meninggalkan sang ayah, namun Syahid tidak bisa menolak permintaan sang ayah karena ia tidak pernah sekalipun menolak permintaan sang ayah.Setelah beberapa langkah ia menoleh pada sang ayah dan sang ayah membe
Read more
Bab 19
Syahid sedang duduk di balkon kamarnya sambil memengang buku dan aisyah bergegas menghampiri. Syahid sambil membawah teh hangat dan menaruhnya di meja depan Syahid.“Terimah kasih, “ ucapan Syahid.“Sama sama, di toko rameh ya? Kok di telfon gak di angkat,” sambil duduk di dekat Syahid.“Mas tadi gak di toko?”“Terus dimana?” penuh tanya.“Di pesantren."“Di pesantren?”“Iya, di pesantren Nurul Hikmah.”“Ngisi acara?”“Enggak”“Terus?”“Pengasuhnya itu ayahanda dari sahabat karip mas, semasa di Cairo.”“Oh jadi mas ke pesantren ketemu sama sahabat mas itu sama ayahnya.”“Kalau sama sahabat mas ketemunya cuma sama k
Read more
Bab 20
“Assalamuaikum,” sambil membuka pintu ruangan sayang ayah.“Walaikum salam,” sambil tersenyum.“Untuk ketemu papanya, anaknya perlu janjian dulu?”Sang ayah hanya tersenyum.“Ayo duduk.”Syahid mangangguk dan duduk di kursi depan meja sang ayah.“Ada apa? Ini kali pertamanya kamu ke kantor nak.”“Saat papa sakit, Syahid di minta mama untuk membantu papa di sini.”Mendengar kata kata tersebut dari sang putra, ayah Syahid hanya tersenyum.“Putraku tersayang, terimah kasih sudah mau membantu papa di sini.”“Sama sama, dengan hal ini papa bisa istirahat di rumah.”“Nak kamu di sini hanya membatu bukan memeng kendali atas perusaan ini.”Mendengar kata kata tersebut syahid
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status