Semua Bab Kerasukan, Berujung Menikahi CEO: Bab 1 - Bab 10
110 Bab
Semua Berawal dari Sini
SasikiranaTiga pasang mata sedang menatapku sekarang. Nggak peduli seberapa kuat aku mengabaikan, namun tetap saja mereka masih betah duduk di sana. Sorot mata ketiganya pun beragam; marah, sedih dan harap. Gimana dengan rupa mereka? Jelas beda dong satu sama lain.“Aku nggak akan pergi sebelum kamu mau kabulkan permintaanku,” ujar salah satu dari mereka. Sosok roh wanita yang kerap memperlihatkan darah di parasnya.Aku memilih membalikkan tubuh yang terbaring di tempat tidur mengarah ke dinding. Tiba-tiba wajah yang baru saja kulihat tadi muncul di tembok berwarna kuning polos yang menghiasi kamar. Tampak samar, hanya terlihat warna kemerahan yang menghias wajah wanita itu.Apa kalian tahu dengan siapa aku berinteraksi sekarang? Bersiaplah untuk terkejut jika kukatakan mereka ad
Baca selengkapnya
Wanita Sinting
MelvianoDua jam sudah aku berusaha mengingat kejadian tadi malam. Kenapa bisa berada di kamar hotel bersama dengan wanita tadi? Aku hanya pergi ke klub dengan Franky dan tidak minum alkohol dengan persentase tinggi, hanya lima persen. Bagaimana bisa tiba-tiba terbangun di sana?Oke, sekarang runut dulu kejadian dari awal. Begitu pulang dari kantor, aku ke klub bersama dengan Franky. Tidak ada siapa-siapa lagi di ruangan yang kami sewa, selain diriku dan sahabat yang sudah dikenal sejak SMA. Aku memesan bir dengan kadar alkohol tidak lebih dari lima persen. Setelah itu … kami berdua beranjak ke diskotik dan berdiri di sana beberapa saat.Sial! Aku baru ingat sesuatu. Setelah berada di dance floor, kami kembali lagi ke ruangan yang disewa. Franky
Baca selengkapnya
Bertemu Lagi dengan Si Om Aneh
SasikiranaSebelum semua jadi runyam, aku langsung meninggalkan kamar hotel itu tanpa berkata apa-apa lagi sama si Om-om. Biarin aja dia pusing menghadapi wartawan. Eh, kenapa jadi ada wartawan di sana? Memangnya si Om itu artis? Kok nggak pernah lihat? Ah, bodoh amat.Ya ampun! Itu wartawan sempat ambil foto gue, batinku panik.Sesaat keresahan yang sempat hinggap sirna begitu saja, ketika melihat pantulan diri di cermin lemari berukuran besar. Aku menatap diri sendiri yang tampak begitu berbeda dari penampilan sehari-hari. Tawa kecil keluar begitu saja dari sela bibir. Nggak akan ada yang bisa mengenaliku dengan penampilan seperti ini.Roh sialan itu berhasil mengembalikan penampilanku ke wujud asli. Rambut lurus panjang, kulit wajah mulus, ma
Baca selengkapnya
Wanita Sinting Lainnya
Melviano“Selamat datang, Pak Melviano,” sambut Operation Manager bagian contact center service.Hanya anggukan kepala yang diberikan kepada pria berkepala botak tersebut. Pandangan mata mengitari ruangan yang luas, karena ada ratusan karyawan bekerja di sini. Mereka semua tampak duduk di kubikel dengan serius.Divisi ini yang memiliki peranan penting bagi perusahaan start up yang baru kubangun. Karyawan di bagian CCS menjadi tameng perusahaan dalam menghadapi pelanggan. Mereka juga yang menjadi pelampiasan kekesalan para pengguna jasa aplikasi, jika mendapatkan kendala.Jika ditanya divisi mana yang masuk daftar seleksi paling ketat, CCS-lah jawabannya. Tidak hanya kemampuan dalam menyerap mate
Baca selengkapnya
Rekaman CCTV
SasikiranaApa yang terjadi hari ini sungguh di luar dugaan. Pertama, aku terbangun bersama dengan pria asing. Kedua, pria yang bersamaku semalaman ternyata orang yang memiliki perusahaan tempat diri ini bekerja. Ketiga, dia memanggilku ke ruangan meeting. Awalnya berpikir si Om itu mau memecatku, karena dinilai salah handling pelanggan. Ternyata pikiranku salah, dia hanya menanyakan apakah kami pernah bertemu sebelumnya atau nggak.Tunggu! Dia nggak mengenaliku, ‘kan? Mustahil si Om-om itu tahu aku wanita yang bersamanya di kamar hotel tadi pagi. Benar, ‘kan?Sumpah, aku takut banget dipecat. Mau kerja di mana dengan penampilan kayak gini? Ya ampun, hidu
Baca selengkapnya
Pertemuan Tak Terduga
MelvianoSeperti janji tadi siang, malam ini aku dan Franky bertemu di klub malam untuk melihat rekaman CCTV sebelum kesadaranku hilang. Aku yakin sekali ketika meninggalkan gedung klub, kondisiku sudah tidak sadar.Sayang sekali masing-masing private room di klub ini tidak dipasang kamera pengawas. Alhasil kami hanya bisa melihat rekaman yang ada di lorong menuju ruangan yang telah disewa tadi malam.“Tuh lihat, Mel,” cetus Franky saat melihat rekaman saat aku keluar bersama dengan seorang perempuan.Dalam video tersebut, aku berjalan terhuyung ke kanan dan kiri. Sementara perempuan itu yang menopang tubuh ini. Dari pakaian dan postur tubuhnya, dia bukanlah wanita yang bersama denganku tadi pag
Baca selengkapnya
Permintaan Bapak Tua
SasikiranaDua hari kemudianGagal sudah melihat rekaman CCTV. Pihak klub nggak berikan izin, karena alasan pivasi. Privasi ini hanya berlaku untuk orang miskin sepertiku, bukan orang kaya seperti si Om. Aku yakin banget dia ke sana melihat rekaman waktu itu.Akhirnya kuputuskan untuk melupakan kejadian itu. Toh nggak ada kerugian apa-apa juga. Sampai sekarang nggak seorang pun yang tahu kalau perempuan yang bersama si Om adalah aku. Beritanya sampai heboh tuh di media online. Lega juga wajahku disamarkan, jadinya hanya rambut dan postur badan saja yang terlihat. Itulah yang diketahui dari gosip yang beredar di kantor.“Gila juga ya Pak Melviano. Ngamar sama cewek,” ujar seorang senior saat incoming call
Baca selengkapnya
Permintaan Mama
MelvianoPagi ini dibuat pusing dengan omelan dan ancaman Mama. Sekarang beliau tidak main-main. Frustasi sekali dengan pemberitaan tentangku akhir-akhir ini. Jadi merasa bersalah, karena tidak lagi bisa membuatnya bangga dalam kehidupan personal. Aku boleh saja berhasil menjadi seorang pengusaha, namun gagal menjadi seorang anak.Aku menatap lekat wajah yang kini meneteskan air mata. Sungguh, sebenarnya tidak ingin membuat wanita yang telah melahirkanku ini bersedih.“Sampai kapan kamu seperti ini, Vian? Lebih baik Mama mati saja daripada mendengar berita negatif tentangmu,” isaknya sambil menepuk dada sendiri.Aku menggenggam kedua tangannya. “Aku minta maaf, karena nggak bisa jadi anak yang baik buat Mama.”“Aku ja
Baca selengkapnya
Permintaan Konyol Melviano
SasikiranaApa dia ngelamar gue? Ini nggak mimpi, ‘kan? Kenapa tiba-tiba? Apa karena gue masih kelihatan cantik dengan dandanan kayak gini, jadinya dia tertarik?Bibir yang tadi ternganga kini kembali tertutup rapat. Kepala sampai miring ke kiri saking kagetnya. Ini nggak salah dengar, ‘kan? Dia memang mau mengajakku nikah, ‘kan? But why?“Bapak … nggak lagi bercanda, ‘kan?” celetukku masih dalam keadaan bingung.Dia terdiam beberapa saat. Raut wajahnya sekarang tampak kacau. Pasti lagi banyak pikiran. Atau tadi itu cuma mengajak bercanda, karena tahu aku takut dipecat.“Maksudnya, saya mau minta tolong sama kamu,” ujar Pak Melviano sema
Baca selengkapnya
Memanfaatkan Kesempatan
MelvianoDi luar dugaan, Sasi ternyata tidak setuju begitu saja dengan tawaran yang diberikan. Sebenarnya dia perempuan seperti apa? Saat banyak wanita ingin mendapatkanku, tapi dia malah menolak. Sungguh aneh dan ajaib gadis itu.Sebentar, apa dia ingin bermain tarik ulur denganku? Jika seperti itu, Sasi salah orang. Dia bermain dengan orang yang salah.Hingga saat ini, dia masih belum menghubungiku. Sebentar lagi waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, tapi tidak ada tanda-tanda dari Sasi. Bagaimana jika dia benar-benar tidak mau? Harus dicari ke mana wanita sinting itu?Suara ketukan pintu menyentakkan lamunan. Itu pasti Vidya.“Masuk,” sahutku singkat.“Pak Franky datang, Pak,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status