Semua Bab Partner di Atas Ranjang: Bab 21 - Bab 30
100 Bab
Cemburu? No!
Diana terus saja menatap Kasih, bahkan sesekali wanita itu memelototi Kasih, membuat Kasih mengernyit bingung."Kamu kenapa sih, dari tadi ngeliatin aku gitu banget," ujar Kasih.Diana menggeleng pelan. "Sejak kapan kamu jadi suka berselingkuh?"Kasih semakin mengernyitkan dahinya. "Selingkuh? Kapan aku selingkuh?" tanyanya bingung."Itu, cowok yang ada di apartemen kamu, memangnya siapa lagi, aku masih ingat ya, wajah Dani seperti apa."Kasih menatap Diana tak percaya. Bagaimana mungkin wanita itu menuduhnya yang tidak-tidak, padahal jelas-jelas dia yang sudah mengenalkan Kasih pada pria itu."Kamu lupa atau gimana?""Hah?""Atau kamu pura-pura nggak tahu?" tebak Kasih lagi."Kamu ngomong apa sih, aku tadi tanya kamu. Kenapa kamu malah kasih pertanyaan yang bikin aku bingung?"Kasih mendesah berat. "Bukannya kamu yang bikin aku kenal sama dia?""Kapan? Aku nggak merasa tuh.""Halah! Masa lalu biarlah berlalu, okelah sama kata-kata itu, tapi kamu nggak mungkin, kan, lupain kesalahan k
Baca selengkapnya
Memberi Efek Jera
"Kamu kenapa sih, dari tadi duduk selalu gelisah?" tanya Yura heran."Hah? Oh, ini. Makanannya pedas banget," sahut Gilang asal.Yura mengerutkan keningnya. "Perasaan tadi kamu nggak pesan yang pedas deh, apa pelayannya yang salah antar kali ya? Aku panggil pelayan aja deh, biar makanan kamu diganti.""Jangan!" cegah Gilang. Pria itu tampak pias. "Nggak usah cari ribut deh, biar aja nggak usah diganti. Lagian ini makanannya nggak pedas-pedas banget kok. Udah, lanjut aja lagi makannya, bentar lagi kamu ada pemotretan, kan?" tanya Gilang, mengalihkan pembicaraan."Serius nggak apa-apa? Tapi kayaknya kamu tersiksa banget tuh. Atau kita tukeran makanan aja gimana?"Gilang menggeleng cepat. "Nggak usah, kamu bentar lagi ada pemotretan, nanti kalau tiba-tiba sakit perut gimana?""Ya udah deh," gumam Yura pelan. Wanita itu pun kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.Sedangkan Gilang, pria itu bernapas lega karena Yura tak lagi menyahut ucapannya.Dia kembali melirik ke arah meja yan
Baca selengkapnya
Hasrat Pribadi
"Udah dia balas?"Kasih menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tengah gelisah."Ya udah, nggak usah dipikirin. Kamu itu punya hak untuk bebas. Masa iya dia aja yang enak. Dia bisa tuh mesra-mesraan sama istrinya. Masa kamu nggak?" tanya Diana sinis."Masalahnya, di surat perjanjian itu--""Halah! Nanti kalau dia marah, kamu tinggal putar balikkan fakta. Masa gitu aja nggak bisa, jadi perempuan jangan mau dikekang. Emangnya dia itu siapa, suami kamu sendiri aja nggak pernah tuh ngelarang kamu."Kasih menghela napas berat. "Semoga aja masalahnya nggak berbuntut panjang."'Dan semoga Gilang nggak akan ngamuk seperti waktu itu. Semoga aja kali ini dia mau mengerti,' batin Kasih melanjutkan."Nggak bakal kalau kamunya tegas," imbuh Diana."Iya. Terus ini kita jadi nonton?""Jadi dong. Oh, ya, yang tadi itu siapa? Kok kalian kayak akrab banget gitu?" tanya Diana penasaran."Awalnya juga aku nggak ngeh dia siapa. Pas dia kasih tahu perihal laki-laki badut baru deh aku paham. Namanya Bima
Baca selengkapnya
Jalangnya Seseorang
Gilang duduk di sofa ruang tamu dengan tenang. Ditemani sebatang rokok di sela bibirnya.Gilang sebenarnya bukan pecandu rokok, dia seperti itu ketika hatinya sedang kalut. Menurutnya, membuang asap melalui mulutnya membuat apa yang tengah dia rasakan di hatinya sedikit plong.Pria itu tersenyum sinis ketika melihat Kasih terus meronta. Saat ini kedua tangan Kasih diingat dengan tali di salah satu besi yang Kasih tidak tahu dari mana besi itu berasal.Kasih menduga, mungkin Gilang sudah merencanakan semuanya untuk menghukumnya. Selain kedua tangannya diikat, mulutnya juga disumpal menggunakan kain. Hal ini sungguh menyiksa Kasih.Saat ini Kasih terlihat begitu kacau, dia mencoba menarik-narik ikatan yang ada di tangannya, tapi sayangnya tak berhasil karena ikatan itu sangat kuat. Bahkan karena Kasih selalu memberontak, membuat tangan wanita itu sedikit lebam.Melihat Gilang beranjak dari duduknya, Kasih semakin pias. Dia takut kalau pria itu akan melakukan hal yang lebih gila. Dia ing
Baca selengkapnya
Posesif dan Overprotektif
Kasih meringis pelan ketika merasakan pergelangan tangannya terasa sakit. Dia membuka matanya perlahan, pertama kali yang dia lihat adalah langit-langit kamar.Sejenak dia berpikir, mengingat kejadian tadi malam. Seingatnya, dia tengah diikat oleh Gilang, dan juga ditinggalkan oleh pria itu.Kasih memandang sekitar, saat ini dia tengah berada di kamarnya. Tadi malam Kasih sudah mencoba beberapa kali untuk melepaskan ikatan tali itu, tapi hasilnya nihil. Lalu siapa yang melakukannya? Melepaskan ikatan itu dan juga membawa dirinya ke tempat tidur?"Tidak mungkin kalau itu dia," kata wanita itu pelan.Kasih kembali memejamkan mata, hari ini dia berniat untuk bermalas-malasan, kejadian tadi malam sungguh saat menguras energi dan juga emosinya, dia akan menggunakan waktu itu untuk menstabilkan perasaannya."Sudah bangun?""Eh?"Kasih langsung terduduk, dia kaget mendengar suara berat itu.Kasih sangat hapal siapa pemilik suara itu, suara lelaki yang sudah membuatnya seperti ini.'Kenapa di
Baca selengkapnya
Proyek Hasrat
Yura melihat jam sambil mendesah berat. Sudah berada di angka 00.00 kenapa suaminya sampai saat ini belum muncul juga?"Dia itu sebenarnya pergi ke mana sih? Apa lagi di luar kota?" gumam wanita itu. "Mana udah siap-siap pakai baju seksi kayak gini. Ish! Kebiasaan deh dia tuh. Janjinya selalu molor," cebiknya.Yura menghubungi nomor Gilang. Sambungan itu terhubung, akan tetapi tak ada jawaban dari pria itu, membuatnya jengkel setengah mati."Ya Tuhan! Dia itu kenapa selalu kayak gini. Mana gairah udah di ujung tanduk. Oke, tunggu setengah jam lagi, kalau dia belum datang juga, benar-benar keterlaluan."Yura memutuskan untuk tidur, tak lupa dia menyetel alarm. Untuk jaga-jaga kalau Gilang datang.Wanita itu pun akhirnya tertidur pulas. Tak terasa sudah jam 00.30 alarm itu akhirnya berbunyi, deringan itu sungguh memekakkan di telinga Yura, membuat wanita itu mendengkus keras.Dengan mata terpejam dia menonaktifkan ponselnya, dia kembali melanjutkan tidurnya. Dia lupa karena sebenarnya t
Baca selengkapnya
Sisi Liar Kasih
[Sudah lebih dari satu Minggu kamu tidak ada mengabariku.]Kasih membaca pesan itu sambil tersenyum miris. Bukankah harusnya pria itu yang lebih dulu menghubunginya?Kasih sama sekali tidak berniat untuk membalasnya, biar saja pria itu marah. Dia sudah capek dengan keadaan yang dijalani saat ini, biarlah suaminya itu berasumsi yang tidak-tidak. Untuk apa memikirkan pria itu, sedangkan pria itu saja sama sekali tidak memikirkannya.Pesan kembali masuk, kali ini bukan dari Dani, melainkan Gilang.[Aku akan kembali ke apartemen, aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu. Jalan-jalan, belanja, kulineran, dan juga nonton.]Kasih memejamkan mata sejenak, sedari tadi dia merasakan kepalanya nyut-nyutan. Selain karena faktor kurang tidur, dia juga pusing dengan kedua pria itu.[Ya, terserah kamu saja.]Kasih membalas pesan itu. Tak lama Gilang kembali membalasnya.[I Love You.]Kasih tak berniat membalasnya, dan lagi-lagi chat dari Gilang kembali masuk.[Dengan tubuhmu.]Kasih tertawa sumb
Baca selengkapnya
Penghangat Ranjang
"Gimana? Puas?"Kasih memejamkan matanya, napasnya tampak tak beraturan, senyuman tipis muncul di bibirnya. Baru kali ini Gilang melihat senyuman itu ketika mereka habis bercinta.Jantung Gilang berdegup begitu keras ketika melihatnya. "Terima kasih," kata wanita itu lirih."Aku bahagia," imbuh Gilang.Perlahan mata Kasih terbuka, dia menatap Gilang dengan heran."Kenapa?""Kamu. Baru kali ini aku melihat kamu begitu puas dengan permainanku."Kasih tak menjawab, lagi-lagi hanya senyuman yang ia berikan untuk Gilang."Untuk kali ini aku begitu menikmatinya, terima kasih karena sudah berhasil membuatku melupakan beban yang aku pikul. Sebenarnya aku selalu menikmati permainanmu, tapi ... untuk kali ini beda."Gilang mengangguk. "Aku juga merasakannya. Apa sekarang kamu sudah mulai menerima keberadaanku?"Dahi Kasih berkerut. "Apa maksudmu?" tanyanya tak paham.Gilang tertawa pelan. "Aku tahu selama ini kamu mau bercinta denganku karena hanya perihal kontrak itu. Kamu tidak benar-benar m
Baca selengkapnya
Lahirkan Anak Untukku!
Malam itu turun hujan begitu derasnya, sama halnya perasaan Gilang yang dia alami saat ini. Hatinya terasa tak karuan ketika mengingat percakapannya dengan Kasih.Ada perasaan sesal karena pertemuan itu. Tidak, dia bukan menyesal bertemu dengan wanita yang bernama Kasih, yang dia sesali kenapa baru sekarang bertemu dengan wanita itu? Kenapa tidak dari dulu saja, sebelum dia mengenal Yura?Takdir? Iya, Gilang mempercayai hal itu, dan yang menjadi pertanyaannya saat ini adalah mau dibawa ke mana hubungan gelap ini. Gilang tahu kalau di setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tapi jujur saja, pria itu tidak terima. Dia tidak tahu yang dia rasakan itu sebuah perasaan cinta atau hanya obsesi saja.Gilang menatap rintik hujan itu dengan perasaan gamang. Tak lupa juga ada sebatang rokok terselip di sela bibirnya, dia tersenyum miris. Dengan adanya rokok menandakan jika hatinya sedang kacau."Anak?" gumam pria itu sambil tertawa pelan. "Dari dulu aku selalu mengharapkan kehadirannya, tapi yang
Baca selengkapnya
Wanita Panggilan
"Dia ngomong kayak gitu sama kamu?"Kasih menjawab dengan anggukan saja, rasanya lelah dengan tingkah Gilang yang selalu berbeda-beda setiap harinya. Menurut Kasih, Gilang itu mempunyai kepribadian ganda, atau bisa jadi lebih."Terus kamu jawab apa?" tanya Diana lagi.Kasih menghela napas berat. "Aku diam aja, lagian kalau pun aku setuju, hal itu juga nggak akan mungkin terjadi," lirih wanita itu.Mata Diana menyipit. "Kenapa bisa begitu?""Ya, karena aku nggak bisa hamil.""Mandul maksud kamu?""Bisa dikatakan seperti itu." Kasih mengiyakan ucapan Diana."Kenapa kamu bisa menyimpulkan seperti itu? Apa kamu sudah cek sendiri ke dokter, dan apa dokter sendiri yang bicara seperti itu?" tanya Diana beruntun.Kasih menggeleng, membuat Diana menggebrak meja itu dengan kasar."Kalau belum cek ke dokter, kenapa kamu bisa bilang kalau kamu itu mandul?" tanyanya dengan suara nyaring, dia tak peduli kalau saat ini tengah menjadi bahan tontonan banyak orang."Aku sudah lama menikah, nyatanya tid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status