Semua Bab Pilihan Hati Ayuna : Bab 21 - Bab 30
91 Bab
Bab 21
"Bagaimana, anak muda? Apa kamu sanggup?" "Opa! Kenapa mengajukan syarat seperti itu?" Ayuna tak terima atas syarat yang diberikan opanya untuk Sadewa. Gadis itu menoleh ke arah Sadewa yang justru tetap terlihat tenang. Apa-apaan ini? Kenapa opa-nya seolah-olah ingin menggagalkan rencana pernikahannya dengan memberikan syarat yang sangat berat untuk Sadewa?"Kita ini keluarga terpandang, Ayuna. Apa kata orang-orang nanti kalau mereka tahu pernikahan cucu seorang Brata Tanujaya diselenggarakan secara sederhana?""Tapi permintaan Opa tidak masuk akal! Opa tahu kalau Mas Dewa--""Hanya seorang sopir dan dia tidak akan sanggup memenuhi syarat itu?" sela Brata. "Kalau sudah tahu seperti itu, kenapa kamu masih keukeuh ingin menikah dengannya? Bukankah kamu tahu keluarga kita sangat menjunjung tinggi status sosial seseorang?""Karena aku tidak seperti kalian," tukas Ayuna."Sayang ... sudah!" Salma mengelus lengan sang putri yang mulai terpancing emosi. Salma paham Ayuna tidak setuju deng
Baca selengkapnya
Bab 22
"Mbak Yuna dan Sadewa akan menikah dua Minggu lagi. Pernikahan kita terpaksa diundur seminggu setelahnya," terang Anggia pada kekasihnya. Mereka tengah makan malam di sebuah Resto atas permintaan sang gadis yang ingin bertemu dan berduaan dengan sang kekasih. Selain itu, Anggia juga harus menyampaikan kabar ini agar Raga tidak lagi berharap pada kakaknya.Meski pria itu tidak lagi menolak rencana pernikahan mereka, tetapi Anggia tahu, hati dan pikiran Raga masih terpusat pada Ayuna."Mas ...."Anggia mengenggam jemari Raga ketika sang pria sama sekali tidak merespon ucapannya. "Tidak apa-apa, kan kalau pernikahan kita diundur?" Raga menggeleng. Tangan yang digenggam Anggia ia tarik hingga terlepas. "Atur saja sesuka kalian. Bukankah tugasku hanya menurut saja?" jawabnya tersenyum getir. Wajah Anggia menyendu. Sikap Raga berubah semenjak pria itu mengatakan ingin memutuskan hubungan mereka, tetapi ia menolak. Tak ada lagi senyum yang terlihat di wajah tampan itu, pun dengan sikap le
Baca selengkapnya
Bab 23
"Kamu cantik sekali, Sayang. "Salma menatap putrinya takjub. Ayuna nampak anggun dalam balutan kebaya berwarna putih dengan riasan wajah yang menambah kecantikan putri pertama Bram tersebut menjadi berkali lipat. "Aku gugup, Ma."Salma tersenyum. Diusapnya bahu sang putri dengan lembut. "Wajar. Mama juga dulu seperti itu," ujarnya menenangkan. Ayuna berusaha mengulas senyum. Gadis yang sebentar lagi mendapat gelar sebagai seorang istri itu mencoba menghilangkan kegugupan dengan menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Beberapa saat lagi ia akan mulai membuka lembaran baru bersama Sadewa, pria yang belum lama dikenalnya, tetapi membawa pengaruh besar dalam hidupnya. Sadewa yang menyenangkan. Pria yang berhasil membuatnya nyaman, meski cinta itu belum tumbuh untuk sang pria. "Ma ...."Bram muncul. Pria yang sudah berpakaian rapi itu menghampiri istri pertama dan putrinya dengan raut bingung. "Ini gak salah? Sadewa benar-benar menyewa tempat ini untuk acara? Mama gak ngasih
Baca selengkapnya
Bab 24
Selain tamu undangan, keluarga Tanujaya, termasuk Ayuna sendiri tidak ada yang tidak terkejut setelah mendengar nama belakang Sadewa juga mahar yang diberikan pria itu untuk putri pertama Bram. Kata Sah yang terucap dari dua orang saksi bak dengungan lebah di telinga Ayuna. Gadis yang detik itu telah resmi menjadi istri Sadewa, terlalu syok dengan fakta yang baru ia ketahui barusan. Sadewa bukan anak Pak Kardi? Pria yang kini resmi menjadi suaminya ternyata adalah putra dari seorang konglomerat? Entah harus merasa senang atau justru kecewa. Namun yang pasti, Ayuna sangat membutuhkan penjelasan dari Sadewa tentang mengapa pria itu menyembunyikan jati diri yang sebenarnya dari dirinya dan keluarganya. "Silakan. Pengantin wanita mencium tangan pengantin pria." Pak Penghulu memberi arahan. Salma yang paham sang putri sedang syok, mendekat ke arah Ayuna dan mengelus lengannya. Sebenarnya Salma pun masih sangat syok dengan fakta tentang Sadewa. Namun, ibu dari Ayuna tersebut sebisa mun
Baca selengkapnya
Bab 25
Andai saja bukan karena permintaan Bram, Prita tidak sudi hadir di acara resepsi pernikahan Sadewa dengan Ayuna yang tentunya tak kalah mewah dari tadi siang.Bukan hanya para pengusaha sukses dan tamu dari kalangan atas lainnya. Acara malam itu juga dihadiri oleh pejabat pemerintah serta anggota dewan yang kebetulan memang sangat mengenal keluarga Hadiwijaya.Wajah Prita makin ditekuk saat menyaksikan interaksi Ayuna dengan wanita berusia enam puluh lima tahun yang dikenal sebagai Oma dari Sadewa. Apalagi, ketika kata-kata pujian tak hentinya wanita itu lontarkan kepada cucu menantunya tersebut, rasanya Prita ingin berteriak bahwa Ayuna tidak sesempurna yang mereka kira. Ya ... bukankah Raga lebih memilih Anggia, dan itu tandanya, Anggia memang lebih unggul dari kakaknya itu. "Kamu cantik sekali. Sadewa memang pandai mencari istri," ujar Marini-- omanya Sadewa seraya mengelus pipi Ayuna. "Terima kasih, Oma." Ayuna tersenyum manis. "Oma doakan semoga pernikahan kalian langgeng sam
Baca selengkapnya
Bab 26
"Mama mau ke mana?" Bram bertanya saat melihat Prita yang sudah berdandan rapi."Mama mau arisan. Mas kok belum berangkat ke kantor? Ini sudah jam 9 lho, Mas." Prita menatap heran suaminya yang masih bersantai di ruang tamu. "Nanti saja agak siangan. Hari ini Papa ada meeting sama Pak Hadi sekalian makan siang," terang Bram seraya meletakkan ponsel yang sejak tadi menjadi fokusnya. Sebenarnya pria itu sedikit malas untuk bertemu dengan Hadiwijaya yang akan membahas perkembangan kerjasama mereka. Bram masih malu atas sikapnya yang terang-terangan menghina Sadewa dan meremehkan pria yang kini sudah menjadi menantunya tersebut."Ya sudah begitu. Aku berangkat dulu ya, Mas." Prita sedikit menunduk untuk mengecup pipi sang suami. Bram membalas dengan kecupan singkat di kening sang istri. Arisan kali ini diadakan di rumah salah satu teman Prita yang dikenal sebagai pemilik toko perhiasan terbesar di kota itu. Kedatangan Prita disambut hangat oleh mereka yang sudah tiba lebih dulu. "Maaf
Baca selengkapnya
Bab 27
"Selamat pagi, istriku."Mata Ayuna mengerjap, terbuka perlahan dan mulai memperhatikan sekeliling. Ternyata bukan di kamarnya. Ayuna mengingat-ingat saat ini ia sedang berada di mana. Tiba-tiba tatapannya tertuju pada wajah seorang pria yang begitu dekat dengannya, Ayuna sontak terperanjat dan langsung duduk. "Mas Dewa?" pekiknya kaget. Sadewa tersenyum melihat reaksi istrinya. Pria yang sudah terlihat segar itu mengelus pipi mulus sang istri yang tetap terlihat cantik meski baru bangun tidur."Capek banget, ya? Kamu tidurnya nyenyak sekali. Mas sebenarnya gak tega bangunin kamu. Tapi Mama dan Papa juga Oma sudah menunggu kita di bawah untuk sarapan," ujarnya lembut. Ayuna terperangah. Ia menoleh ke arah jendela yang sudah terbuka. Ternyata sudah terang! "Aku kesiangan, Mas! Kenapa gak dibangunin dari tadi sih!" Ayuna panik. Gadis yang sudah resmi menjadi istri Sadewa itu bergegas menyibak selimut dan berniat turun dari ranjang. Namun, pergerakannya terhenti ketika Sadewa menaha
Baca selengkapnya
Bab 28
Raga memejamkan mata. Ia sadar bahwa dirinya telah mempermalukan keluarga Bram, juga Anggia yang pasti merasa sedih ketika bukan nama gadis itu yang keluar dari mulutnya. Namun, Raga tidak bisa mengendalikan diri ketika yang ada dalam benak dan pikirannya saat ini adalah Ayuna. Raga melihat sang mantan kekasih yang begitu cantik, duduk berdampingan dengan pria yang kini sudah resmi menjadi suami gadis itu. Keduanya saling melempar senyum serta tatapan mesra, dan Raga cemburu dibuatnya. "Silakan ulangi sekali lagi dan ini kesempatan terakhir. Jangan sampai calon mempelai pria salah menyebut nama lagi," ujar penghulu di depan Raga. Bram menatap nyalang calon menantunya dengan wajah memerah menahan amarah. Andai saja saat ini mereka bukan sedang berada di pesta pernikahan putrinya, Bram pasti sudah menghajar Raga habis-habisan."Fokuslah. Jangan mempermalukan putriku di hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya," desis Bram menahan geram. Raga kembali memejamkan mata. Berusaha me
Baca selengkapnya
Bab 29
"Apa Mas menyesal menikahiku?"Raga yang baru saja akan merebahkan tubuh di atas tempat tidur, urung melakukannya setelah mendengar pertanyaan dari Anggia. Pria itu menghela napas berat, sebelum akhirnya kembali duduk menghadap istrinya yang juga tengah duduk bersandar di ranjang mereka. "Jangan menanyakan sesuatu yang hanya akan membuatmu sakit hati." Raga memilih tidak menjawab pertanyaan istrinya, sebab ia takut Anggia akan marah dan histeris seperti waktu itu. "Jawab saja, Mas. Aku ingin mendengar pengakuan jujur dari mulutmu." Anggia bersikeras menuntut jawaban, meski ia tahu pada akhirnya jawaban yang keluar dari mulut Raga akan menyakitkan untuknya. Raga memejamkan mata untuk meredam emosi. Sebenarnya malam ini ia sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Acara tadi siang, juga omelan Prita yang menuduhnya ingin mempermalukan keluarga Tanujaya, membuat kepalanya hampir pecah. Namun, sepertinya keinginan untuk beristirahat tidak akan terwujud sebab saat ini justru Anggia k
Baca selengkapnya
Bab 30
"Nanti malam Papa mau hadir ke acaranya Hadiwijaya. Dia akan memperkenalkan Sadewa sebagai Direktur Utama yang baru."Prita hampir tersedak mendengar ucapan suaminya. Pun dengan Anggia dan Raga yang sama-sama tertegun di tempatnya duduk. Mereka sedang menikmati sarapan bersama untuk pertama kalinya yang dihadiri anggota keluarga baru. "Ma ... Mama denger Papa ngomong, kan?""Eh ... iya, Mas. Aku denger." Prita gelagapan. Mati-matian menyembunyikan hawa panas yang tiba-tiba menjalari hatinya. Sadewa menjadi Direktur Utama? Ah ... pasti Salma dan Ayuna merasa di atas angin. "Papa berangkat dari rumah Salma. Tapi kalau Mama mau ikut, Papa bisa jemput Mama dulu. Bagaimana?" tawar Bram pada sang istri kedua, sebab biasanya Prita selalu antusias jika ia mengajaknya hadir ke acara-acara penting seperti itu. "Lihat nanti saja deh, Mas. Kalau aku mau ikut, nanti aku kabari lagi."Bram mengangguk. Kini fokusnya beralih pada sepasang pengantin baru yang sedari tadi hanya diam, padahal Bra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status