Все главы Pilihan Hati Ayuna : Глава 51 - Глава 60
91
Bab 51
"Bagaimana dengan calon anak kita, Mas? Dia baik-baik saja, kan?" Anggia memegang perutnya yang masih rata. Saat tersadar bahwa dirinya berada di rumah sakit, Anggia langsung panik sebab teringat kejadian tadi siang setelah ia pulang dari rumah Bram. Perutnya tiba-tiba saja terasa sakit. Anggia mencoba menahan rasa sakit itu dengan merebahkan diri di atas tempat tidur, tetapi sia-sia. Rasa nyeri makin hebat dan akhirnya ia tidak sadarkan diri. "Dia baik-baik saja." Raga menjawab seraya menggenggam jemari sang istri. " Untuk sementara waktu kamu harus bedrest. Jangan banyak pikiran dan jangan terlalu lelah," ujarnya, menyampaikan apa yang Dokter Nurma katakan padanya. "Mama bilang, kamu habis mengantarnya menemui Tante Salma. Apa itu benar?" Anggia mengangguk lemah. "Ya. Aku mengantar Mama ke sana untuk meminta maaf. Tapi sepertinya Tante Salma masih belum bisa memaafkan Mama. Aku sedih melihat Mama yang nampak kecewa. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan Tante Salma karena aku pun
Читайте больше
Bab 52
Bram menatap lekat sang istri yang dengan telaten menyuapinya. Wajah ayu itu seakan menghipnotis hingga ia enggan berpaling. Bram tidak pernah menduga Salma akan datang untuk menjenguk, apalagi membawakan makanan kesukaannya. Kebahagiaan Bram bertambah berkali lipat karena sang putri juga datang karena mengkhawatirkannya. "Obatnya diminum dulu." Salma mengambil bungkusan obat di atas nakas setelah makanan yang ia bawa habis tak bersisa. Namun, pergerakannya terhenti ketika Bram memegang lengannya."Terima kasih," lirihnya dengan menatap sayu. "Terima kasih untuk apa?" Salma balas menatap suaminya. "Mama sudah bersedia menjenguk Papa dan membawakan makanan. Rasanya Papa langsung sehat," jawabnya dengan sedikit berkelakar. "Sama-sama. Aku, kan masih istri Mas. Masih mempunyai kewajiban untuk mengurus Mas Bram."Bram tahu istrinya ini memang wanita yang sangat baik. Salma masih mau merawatnya, padahal mereka sedang dalam proses cerai. Ingin sekali Bram membujuk sang istri untuk memba
Читайте больше
Bab 53
Bram menggandeng lengan Salma memasuki tempat acara. Seperti halnya Sadewa, ia pun mendapat undangan dari rekan bisnis yang malam ini mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Senyum Bram tak pernah surut. Ia menggandeng tangan Salma sambil menyapa beberapa kolega bisnis yang juga hadir di sana. Penampilan sang istri malam ini nampak memukau. Membuatnya bangga berdampingan dengan Salma yang juga dikenal sebagai pengusaha Butik ternama. Ah ... Bram kembali menyesali diri yang sempat mengabaikan istri sesempurna Salma. Padahal jika dipikir ulang, Prita tidak ada seujung kuku pun jika dibandingkan dengan sang istri, baik dalam hal penampilan apalagi attitude. Salma adalah sosok anggun dan berkelas yang bisa membawa diri, sedangkan Prita lebih sering berpenampilan berlebihan dan terkadang tidak bisa mengimbanginya ketika berinteraksi dengan beberapa rekan bisnis. Seperti halnya sekarang, Salma sedang berbincang dengan istri dari pemilik perusahaan tekstil di kota itu. Pembawaan sang ist
Читайте больше
Bab 54
"Sabar, Yang. Kita doakan semoga Anggia segera sadar." Sadewa mengelus rambut sang istri yang bersandar di bahunya. Mereka sedang berada di rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Anggia koma. "Aku takut dia kenapa-napa, Mas. Bagaimana dengan bayinya kalau sampai Anggia tidak bisa bertahan? Bayi itu pasti membutuhkan sosok seorang ibu. Dan kalau Anggia--"Tangis Ayuna pecah. Tidak kuasa melanjutkan ucapan mengingat betapa mirisnya nasib sang adik. Seharusnya kini Anggia sedang berbahagia atas kelahiran bayi cantiknya, tetapi justru masih harus berjuang di antara hidup dan mati karena kondisinya. "Hei, jangan bicara seperti itu. Kita memang belum tahu apa yang akan terjadi pada Anggia nanti. Tapi kita harus tetap optimis kalau dia pasti sembuh. Ingat, Yang. Kamu juga sedang hamil. Mas tidak ingin berpengaruh pada bayi kita kalau kamu terus-terusan bersedih."Ayuna mengangguk dalam pelukan Sadewa. Isakannya mulai mereda, tetapi air mata tak kunjung surut. Walau bagaimanapun Anggia a
Читайте больше
Bab 55
"Aku turut berduka cita atas meninggalnya istrimu. Maaf aku tidak bisa datang ke pemakaman karena harus menjaga Mama yang sedang sakit.""Gak papa, Rin. Terima kasih karena kamu bela-belain datang ke sini hanya untuk mengucapkan itu." Raga tersenyum ke arah teman yang kini sudah bekerja di rumah sakit yang sama dengannya. Karina memang tidak sempat hadir di pemakaman Anggia sebab mamanya baru saja pulang dari rumah sakit setelah dirawat beberapa hari karena terkena typus. "Bagaimana kondisi putri kamu? Masih di inkubator?""Ya. Menurut Dokter Nurma, kemungkinan beberapa hari lagi sudah diperbolehkan pulang jika kondisinya, terutama organ dalam mulai stabil," terang Raga yang masih nampak lesu.Kehilangan Anggia membuatnya tidak bersemangat melakukan apa pun. Sudah Satu Minggu kepergian sang istri untuk selamanya dan Raga masih betah mengurung diri di rumah. Beruntung orang tuanya memahami kondisinya dan mereka yang menjaga Zeya di rumah sakit. Raga bukannya abai terhadap sang putr
Читайте больше
Bab 56
"Mau pulang bareng, Ga?""Gak, Rin. Aku mau mampir dulu ke suatu tempat."Penolakan ke sekian yang diberikan Raga setiap kali Karina berusaha mendekati pria itu. Bukannya Karina tidak paham Raga masih berduka atas kepergian Anggia, hanya saja, Karina tidak ingin membuang kesempatan untuk memiliki pria yang sejak dulu disukainya, apalagi sampai keduluan wanita lain lagi seperti dulu. "Ya sudah. Sampaikan salam ku untuk mamamu. Nanti kapan-kapan aku berkunjung sekalian melihat Zeya." Karina masih tidak menyerah mengambil hati Raga. "Ya, nanti aku sampaikan." Raga berlalu dari hadapan Karina yang masih menatap tubuhnya hingga menghilang di balik pintu mobil. Raga sudah terang-terangan menolak sebab ia tidak ingin memberi harapan pada wanita manapun. Ia tidak akan melarang Karina untuk dekat dengan Zeya. Namun, jika sahabatnya itu menginginkan lebih, Raga jelas tidak bisa. Makam Anggia adalah tujuan Raga setiap kali pria itu merindukan sang istri. Berdiam diri di sana dan bercerita ten
Читайте больше
Bab 57
"Sudah, Yang. Jangan diambil hati. Dia juga tadi sudah minta maaf."Sadewa mengelus bahu sang istri. Mereka sudah berada di kamar sebab karyawan kantor yang berkunjung sudah berpamitan pulang. Mood Ayuna belum juga membaik. Perkataan salah satu dari mereka sangat menyinggungnya. "Dia orangnya memang agak ceplas-ceplos. Nanti Mas akan menegurnya supaya tidak bicara sembarangan lagi pada siapapun. Sudah, ya. Mas gak suka kamu murung begini."Ayuna mengangguk lemah, meski hatinya masih dongkol luar biasa. Kepercayaan dirinya sedang berada di titik terendah dan ia akan mudah tersinggung jika mendengar orang membicarakan perihal fisiknya yang berubah. Ketakutan akan Sadewa yang berpaling bukanlah tanpa alasan. Ia pernah merasakan bagaimana sakitnya dikhianati, dan tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi. "Begini saja. Mas akan menyewa jasa baby sitter untuk membantu kamu menjaga Athalla agar kamu bisa meluangkan waktu untuk memanjakan diri. Kamu mau Mas datangkan instruktur senam? A
Читайте больше
Bab 58
"Hei, Nona! Anda sudah gila! Kenapa Anda menampar majikan saya?" Pak Agus naik pitam menyaksikan gadis yang tak sengaja ia tabrak menampar Sadewa tanpa alasan. Sepertinya wanita itu tidak tahu siapa pria yang berada di dekatnya. Sikap lancangnya bisa saja menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Sedangkan Sadewa masih memegangi pipi dengan menatap tajam gadis itu. Keduanya masih bertatapan, tidak nampak sama sekali ketakutan dari wajah si gadis. "Kenapa? Wajar aku marah karena kalian hampir menabrakku. Lihat itu!" Ia menunjuk makanan yang berserakan di atas aspal. "Makanan yang susah payah aku masak untuk nenekku hancur gara-gara kalian!" ujarnya dengan kilat emosi. "Ini salah saya yang kurang berhati-hati membawa mobil. Tapi kenapa Anda malah menampar majikan saya?""Aku tidak peduli! Yang jelas, pria ini pemilik mobil itu, kan? Tidak salah kalau aku marah padanya karena mempekerjakan sopir sepertimu!" "Kamu!""Sudah, Pak Agus." Sadewa mengangkat sebelah tangan. Memberi isyarat a
Читайте больше
Bab 59
"Permisi. Saatnya diperiksa ya, Bu."Dara dan neneknya terperanjat mendengar suara Raga. Keduanya langsung menghentikan pembicaraan dan memaksakan senyum, meski kentara masih terkejut atas kedatangan Dokter tersebut yang tiba-tiba."Silakan, Dok." Wanti, sang nenek menjawab dengan sedikit gugup."Tekanan darahnya sudah normal. Kondisi ibu juga makin membaik. Sepertinya besok sudah diperbolehkan pulang," ujar Raga setelah memeriksa Wanti."Syukurlah." Wanti bernapas lega."Oh ya. Saya teringat ucapan Anda tadi tentang kemungkinan cucu Anda yang akan dipecat karena sudah terlalu sering bolos. Saya ada tawaran pekerjaan untuknya dan pastinya dengan gaji yang lebih besar. Bagaimana, Anda bersedia, Nona?" Dara dan Wanti saling tatap. Raga menunggu jawaban mereka dengan melipat kedua tangan di dada. Setelah mendengar percakapan keduanya, Raga tidak bisa berdiam diri dan membiarkan Sadewa dalam bahaya. Ia akan membantu suami Ayuna tersebut agar lepas dari jeratan orang yang berniat jahat pa
Читайте больше
Bab 60
"Tante senang kalian mau berkunjung ke sini untuk menjenguk Zeya." Wajah Yunita menyendu. "Anak itu tidak pernah rewel. Sepertinya dia tahu kalau ibunya sudah tiada dan tidak ingin merepotkan neneknya," lirihnya dengan menghapus air mata yang mulai menetes. "Kadang Tante sedih, Yun. Zeya tidak akan pernah mendapatkan kasih sayang dari mamanya. Anak itu sudah menjadi piatu sejak lahir. Tante takut, dia akan minder saat dewasa nanti dan melihat teman sebayanya mempunyai orang tua yang lengkap."Ayuna menghela napas berat. Ia bisa merasakan kesedihan Yunita, mengingat mamanya Raga itulah yang mengurusi Zeya sejak lahir. Kepergian Anggia bukan hanya meninggalkan kesedihan, tetapi juga tanggung jawab mengurus Zeya yang harus dijalani Yunita sebagai nenek dari bayi cantik tersebut. "Aku ngerti, Tante. Aku minta maaf karena tidak bisa membantu Tante mengurus Zeya." Ayuna melirik Sadewa yang mengelus bahunya. "Tapi aku dan Mas Dewa janji akan selalu meluangkan waktu untuk menjenguk dan mema
Читайте больше
Предыдущий
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status