Suara decit ban itu membuat jantung Amara serasa meloncat keluar. Tubuhnya terhuyung ke depan sebelum tertahan oleh sabuk pengaman yang baru saja ia sadari sudah terpasang di dada. Napasnya memburu, dingin menjalar dari tulang belakang sampai tengkuk.Sopir yang mengemudi tampak menoleh melalui kaca spion dengan wajah pucat pasi. “Maaf, Nona… ada—”Belum sempat sopir itu menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara ketukan keras di kaca jendela bagian kanan. Tok! Tok! Tok!Amara tersentak. Kepalanya otomatis menoleh, dan matanya langsung membelalak.Seorang pria bertubuh kekar, berpakaian hitam-hitam, berdiri tepat di luar jendela mobil. Sorot matanya tajam, wajahnya tanpa ekspresi, seolah bukan manusia biasa.Sopir menurunkan kaca sedikit dengan tangan gemetar. “A—ada apa, Pak?”Pria besar itu memandang ke dalam mobil, tepat ke arah Amara, membuat gadis itu menunduk reflek. “Perintah Tuan Alex,” katanya datar. “Ikuti kami. Kami harus memastikan rutenya aman.”Sopir itu tampak lega—dan s
Last Updated : 2025-12-05 Read more