Satu pekan pun berlalu. Udara lembab terbang mengikuti hembusan angin. Daun-daun berguguran memenuhi sepanjang jalan. Cuaca masih mendung, tetapi tidak ada tanda-tanda akan hujan. Selama satu pekan itu Nayla tidak bertanya tentang pembalasan dendam itu. Dia hanya terpesona pada aroma hujan setiap hari, terlebih lagi hujan lebih memikat di malam hari. Karena hujan itu mereka bisa berada di bawah selimut yang sama hingga lagi. Di kantor, cafetaria pukul dua belas siang, segelas es teh hanya dimainkan tanpa diminum seteguk pun, padahal ini sudah lebih dari setengah jam. Vira sampai bosan menatapnya, "Hei, berikan padaku." Nayla terkesiap segera meminum es itu, "Kamu pesan aja lagi." "Ck, kamu makin hari makin aneh tau. Aku penasaran, jadi makin yakin kalau kamu habis bertengkar sama Shaka sejak pesta pernikahan tempo lalu, terus belajangn ini kalian akrab lagi. Oh, aku paham. Kamu nggak mau cerita sama aku, ya, udah, aku nggak mau makan bareng lagi sama kamu." ancam Vira merajuk men
Terakhir Diperbarui : 2025-08-12 Baca selengkapnya