"Kamu gila!" Sunaryo menatap dengan ngeri.Dia bahkan tak bisa membedakan apakah Jelita benar-benar marah dan putus asa, atau hanya sedang berakting. Namun, saat melihat belati itu benar-benar menusuk ke arahnya, dia mengerahkan seluruh tenaga untuk merebutnya."Ini berbahaya, jangan gila begitu." Sunaryo berteriak. Dengan kemampuan bela dirinya, menaklukkan Jelita seharusnya bukan hal sulit.Namun, dia teringat bahwa Jelita masih dalam masa nifas.Jelita menangis dan berteriak, "Daripada hidup seperti ini, lebih baik kita mati bersama!"Mati bersama? Bagus, bagus sekali.Dika yang menyaksikan dari samping pun merasa bosan. Lagi pula, nanti ketika tabib datang, racunnya pasti akan bereaksi dan Jelita akan mati, 'kan?"Kalau mau mati, cepat sedikit!" ucap Dika dengan nada datar.Jelita terjatuh ke lantai hanya karena sedikit dorongan dari Sunaryo. Mendengar ucapan Dika, dia semakin yakin bahwa mereka memang tahu rencananya untuk berpura-pura mati. Seketika, dia panik sekaligus marah.De
Read More