共有

Bab 631

作者: Lilia
"Seumur hidupku, aku hanya mencintaimu seorang, tapi kamu malah mengucapkan kata-kata seperti itu. Benar-benar mengecewakan."

"Heh ...." Jelita tertawa dingin. Dia menuangkan dua cawan arak, lalu menatap Sunaryo tajam. "Minum dua cawan racun ini bersamaku saja. Lebih baik kita mati daripada hidup seperti ini."

"Kenapa? Kamu takut? Kamu nggak mau minum?"

Sunaryo berdiri dengan tangan bersilangan di belakang punggung, tak menatap Jelita sedikit pun.

Dika akhirnya paham. Mereka akan minum racun? Orang sekejam mereka, kalau mati begitu saja, rasanya terlalu mudah. Bahkan kematian mereka pun terasa tidak menyenangkan.

Dika yang senang menyaksikan kekacauan ikut berujar, "Kalau kalian mati karena racun itu, aku sendiri yang akan mengurus jenazah kalian. Aku pastikan kalian dikuburkan dengan layak. Bahkan akan kujaga makam kalian selama tiga hari tiga malam."

Begitu kata-kata itu keluar, Sunaryo dan Jelita sama-sama menoleh ke arah Dika. Orang ini benar-benar menganggap tempat ini seperti rum
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 693

    "Benar, apalagi mereka tertusuk tepat di dada kiri, jadi nggak mungkin bisa hidup."Sura mengambil sesuap lauk, tersenyum pahit sambil berkata, "Asal kamu tahu, waktu itu aku masih agak takut, bahkan menyuruh orang menggali lagi tempat pembuangan mayat. Meskipun pakaian mereka sudah membusuk, tetap bisa dikenali. Memang itu jasad Sunaryo dan Jelita.""Bagus kalau begitu." Dika masih merasa heran, tidak tahu kenapa Permaisuri bisa mencurigai bahwa Jelita dan Sunaryo tidak mati.Sura melanjutkan, "Hanya saja, tulang jari nggak ditemukan di tubuh Jelita ....""Apa katamu?" Dika tiba-tiba menegang."Kamu ... kenapa tegang sekali? Maksudku tulang jari Keluarga Suharjo yang dipotong Jelita, itu yang nggak ditemukan." ucap Sura, tapi nada suaranya terdengar ragu.Dika membuka mulut, menatap Sura dengan sorot mata penuh kecurigaan. "Malam tahun baru, ketika mereka berdua bertengkar dan saling membunuh, tulang jari itu jelas masih ada di tubuh Jelita. Bukankah kita melihatnya sendiri?"Sura ter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 692

    Daud terkekeh-kekeh. "Kalau begitu, kamu saja yang menyerah. Biar aku yang menanggung sifat buruk Putri."Kelihatannya, Daud memang serius. Kalau Putri Negeri Darmo menikah dengan orang lain, mereka tidak akan tenang. Bagaimanapun, dia berasal dari negeri musuh. Hanya jika ditempatkan di depan mata, barulah merasa tenang. Mungkin ini alasan Kaisar memanggil mereka berdua secara khusus.Memikirkan itu, Dika berkata, "Kalau begitu, mari kita andalkan kemampuan masing-masing.""Baiklah, Jenderal Dika. Hati-hati di jalan.""Jenderal Daud juga hati-hati di jalan."Yang satu kembali ke Kediaman Jenderal Kavaleri, yang satu lagi kembali ke Kediaman Jenderal Kereta dan Kavaleri.Begitu Dika kembali ke Kediaman Jenderal Kereta dan Kavaleri, dia bertemu dengan Sura. Dua orang yang lama tidak berjumpa itu langsung berpelukan sambil masuk ke kediaman."Lama tak bertemu, kamu sudah jadi jenderal besar sekarang." Sura tampak agak iri.Dika berkata, "Orang bijak nggak jatuh cinta. Kalau kamu memilih

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 691

    Akhirnya, daftar itu diberikan kepada pelayan Shiriya, Puri."Maksud Yang Mulia jelas sekali. Putri sudah menempuh perjalanan jauh, pasti sangat lelah. Setelah beristirahat dengan baik, barulah perlahan memilih pendamping hati yang cocok. Nanti, Yang Mulia sendiri yang akan menganugerahkan pernikahan bagi Putri."Shiriya menangkupkan tangan ke arah Luis. "Terima kasih, Yang Mulia."Memang dikatakan datang untuk menikah demi perdamaian dan memilih pasangan sendiri, tetapi kenyataannya justru para pria Negeri Cakrabirawa yang akan menilai dirinya.Sebelum meninggalkan aula istana, Shiriya mendengar Kaisar memberi penghargaan kepada dua jenderal berjasa. Dia menoleh ke arah Dika dan Daud sejenak, baru kemudian melangkah pergi.Di ruang kerja, Luis memanggil Dika dan Daud masuk. Keduanya memberi hormat, lalu menunggu perintah kaisar."Kalian berdua adalah jenderal yang berjasa besar, juga orang yang kupercayai. Sekarang Putri Negeri Darmo datang untuk menikah demi perdamaian, menurut kalia

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 690

    Sebulan kemudian, Dika, Daud, dan yang lainnya bersama rombongan Putri Negeri Darmo masuk ke ibu kota.Kedatangan mereka membuat ibu kota dipenuhi suasana meriah dan sorak-sorai yang belum pernah ada sebelumnya.Hari ini, Anggi juga mengenakan busana resmi permaisuri, duduk dengan anggun bersama Luis di singgasana.Putri Negeri Darmo mengenakan pakaian tangguh berwarna merah hijau dan rambutnya dikepang panjang. Dia memberi salam dengan menangkupkan kedua tangan.Kumar yang menjabat sebagai pengawas agung pun memperingatkan, "Putri Negeri Darmo, saat bertemu Kaisar dan Permaisuri, harus melaksanakan tata krama bersujud."Wajah Putri Negeri Darmo tampak kurang senang. Sebagai tuan putri, sejak dulu dia tidak pernah sembarangan bersujud pada orang lain.Dia menatap lurus ke arah Kaisar Negeri Cakrabirawa yang duduk di singgasana serta Permaisuri di sisinya. "Yang Mulia, saya datang kali ini untuk menjalin aliansi pernikahan. Seperti ini cara kalian menyambut tamu?"Arkan terkekeh-kekeh.

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 689

    "Aku ini orang yang suka sendiri, sebaiknya jangan ganggu aku lagi," ucap Junaryo sambil berdiri, lalu memerintahkan orang-orang di sekitar api unggun untuk bergantian berjaga. Setelah itu, dia kembali ke tendanya sendiri.Yasa datang mendekat. "Aku sudah pernah mencoba. Orang ini benar-benar nggak bisa dilunakkan.""Orang seperti ini hanya terlihat tegar. Kalau tahu apa yang menjadi obsesinya, itu akan menjadi senjata paling tajam." Jelita tersenyum."Adikku benar." Tatapan Yasa pada Jelita tersimpan sedikit kehangatan yang intim.Jelita menggenggam tangannya. "Beberapa hari ini belum bisa.""Ya."Di depan orang lain, mereka adalah sepasang kakak adik. Di balik itu, mereka melakukan segalanya.Yasa mendesah. "Kalau sudah sampai di ibu kota, apa kamu mau lebih dulu melihat anakmu?"Begitu menyebut anak dari Jelita dan Sunaryo, mata Jelita berkilat lembut. Dia mendongak menatap langit malam. Bintang bertebaran, tetapi bahkan cahaya bintang tak mampu menahan air matanya."Aku mau melihat

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 688

    Orduk, para pangeran Negeri Darmo, juga Hubidon beserta kerabat lainnya, semuanya menemani Shiriya menyantap santapan terakhir di Negeri Darmo. Mereka mengadakan jamuan daging. Daging kambing dan daging sapi memenuhi jamuan besar itu.Dua jam kemudian, sudah lewat tengah hari. Rombongan pengantar pernikahan keluar dari istana, sementara rakyat berbaris di sepanjang jalan untuk mengantarkan Putri.Shiriya duduk di dalam kereta kuno, melambaikan tangan kepada rakyat. Dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Hingga saat itu barulah dia sungguh memahami, betapa sedih dan tak berdayanya para putri yang bertahun-tahun lalu dipaksa menikah jauh dari negeri mereka ke Negeri Cakrabirawa.Jelita menyodorkan saputangan. "Putri, jangan bersedih."Shiriya menoleh sekilas kepadanya. "Kamu masih bisa kembali. Tapi aku ... aku nggak tahu kapan bisa kembali.""Aku akan menemani Putri untuk sementara waktu.""Baguslah kalau begitu."....Musim panas begitu terik. Rombongan pengantar berjalan lebih dari sep

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status