Semua Bab Tawanan Mafia Mesum : Bab 11 - Bab 16

16 Bab

Bab 11

Hazel berusaha menepis bayangan dari mimpi anehnya semalam. Mustahil ada orang yang bisa masuk ke apartemennya yang penuh sistem keamanan super ketat. Itu pasti hanya mimpi buruk, pikirnya. Hari ini, ia memilih fokus pada satu hal, bertemu Luna dan memastikan perempuan itu baik-baik saja.Dari kejauhan, Hazel sudah melihat sosok Luna berjalan mendekat. Tapi begitu jarak mereka cukup dekat, Luna langsung terbelalak."Astaga, Hazel! Apa yang terjadi padamu?" seru Luna panik, matanya membidik memar mencolok di sudut bibir Hazel.Refleks, Hazel menundukkan wajahnya, tangan cepat-cepat menutup luka itu. "Tidak apa-apa, sungguh. Aku cuma... jatuh kemarin karena kecerobohanku sendiri," kilahnya dengan senyum kaku.Luna menyipitkan mata curiga, ekspresinya menunjukkan bahwa ia tak mudah dibohongi. "Hazel, itu bukan luka karena jatuh. Seseorang memukulmu, bukan?"Hazel hanya tersenyum hambar, menahan seribu cerita di balik matanya. "Aku baik-baik saja, sungguh." Ia buru-buru mengalihkan topik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-04
Baca selengkapnya

Bab 12

Xavier bersandar di sofa kulit hitamnya, tubuhnya terbenam dalam bayangan yang diselingi cahaya biru dari layar televisi. Suara detak jam dinding berdentang pelan, mengiringi kesunyian apartemennya yang nyaris tanpa suara. Di layar itu, kamar kosong terpampang, ranjang yang masih rapi, cermin yang memantulkan ketiadaan, seolah ruangan itu menahan nafas menunggu sang penghuni pulang."Kemana gadis itu pergi, sudah larut malam seperti ini dia tidak pulang?" batin Xavier sambil menopangkan kepalanya di bahu sofa.Jari-jarinya yang panjang mengetuk-ngetuk tepian sofa dengan ritme tidak sabar. Setiap ketukan seperti menghitung detik, mengingatkannya pada malam sebelumnya, saat dia melihat Hazel tergeletak di ranjang itu, tubuhnya melengkung, bibirnya mengatup erat menahan rintihan. Dan saat jemari Hazel menyelinap ke dalam area sensitifnya, Xavier hampir bisa mendengar desahan itu lagi, desahan yang memanggil namanya.Seringai menghiasi bibir Xavier, rupanya gadis itu membayangkannya saat s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-04
Baca selengkapnya

Bab 13

Hari berganti, dan malam pesta yang megah pun tiba. Lampu-lampu kristal memantulkan cahaya keemasan, suara tawa dan gemerincing gelas champagne memenuhi udara. Biasanya, Hazel akan hadir di sini dengan percaya diri, ditemani Neil, kekasihnya, atau setidaknya Jacob. Tapi malam ini, semuanya berbeda.Jacob masih terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit, sementara Neil, pria itu sudah mengkhianatinya. Alhasil, untuk pertama kalinya Hazel datang ke pesta mewakili perusahaan sendirian.Gaun merah marun-nya melekat sempurna di tubuhnya, seperti api yang membara di tengah kerumunan. Bahunya yang mulus terekspos, belahan dadanya cukup menggoda, dan belahan pahanya yang tinggi membuat beberapa pasang mata melirik diam-diam. Tapi Hazel tak peduli. Ia datang bukan untuk mencari perhatian, ia datang karena kepentingan mewakili perusahaan."Hai, tumben kau datang sendirian?" Suara Stacey menyapa. Hazel menoleh, memberikan senyum tipis yang tak sampai ke mata."Iya, kali ini aku sendiri," jawabny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-05
Baca selengkapnya

Bab 14

"Aku tidak butuh bantuanmu!" geram Hazel, suaranya mengiris dingin seketika setelah Neil menghilang dari pandangannya. Tangannya mengepal, kuku-kukunya menancap di telapak tangan sendiri, seolah berusaha menahan amarah yang mendidih.Xavier tak segera merespons. Dengan gerakan lambat, ia menoleh padanya, satu alisnya terangkat sinis, bibirnya menyungging senyum yang membuat Hazel ingin muntah."Kalau begitu," ujarnya, suaranya seperti madu beracun, "aku akan memberitahu mantan kekasihmu bahwa kau benar-benar datang sendirian. Bayangkan betapa senangnya dia menertawakanmu."Hazel menghela nafas kasar, memutuskan untuk mengabaikannya. Malam ini sudah cukup buruk, Neil yang menyebalkan, Xavier yang menjengkelkan, ia tak punya niat untuk kembali ke pesta itu. Langkahnya cepat, meninggalkan Xavier di belakang, tapi pria itu seperti bayangan yang tak bisa ia hindari.Saat Hazel melintasi koridor panjang yang sepi, langkah berat Xavier menyusul dari belakang. Tanpa peringatan, tangan kuat itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-05
Baca selengkapnya

Bab 15

"Masuk!"Dengan satu dorongan kasar, tubuh Hazel terlempar ke dalam kabin mobil mewah yang gelap. Sebelum dia sempat mengatur keseimbangan, Xavier sudah menyusul dengan gerakan gesit, tubuh perkasanya memenuhi ruang sempit hingga Hazel bisa mencium aroma cedarwood dan bahaya yang melekat pada pria itu."Jalan," Xavier memerintahkan dengan suara dingin yang membuat sopir segera menginjak gas.Hazel menggeser posisi, tangan meraih gagang pintu. "Kau gila—"Klik.Suara penguncian sentral menggema. Xavier dengan santai menutup pembatas, memisahkan mereka dari supir. Ruangan tiba-tiba terasa lebih panas, lebih sesak."Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?" Hazel mendesis, suaranya gemetar antara marah dan sesuatu yang lain, sesuatu yang membuat Xavier tersenyum.Dengan gerakan predator, tangan Xavier meraih dagu Hazel. "Kau sudah tahu jawabannya, kau yang aku inginkan." bisiknya, nafasnya menghangatkan kulit Hazel. Jari-jarinya yang kasar menyusuri garis rahang gadis itu, turun ke leher
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya

Bab 16

Hazel mulai panik, ia tak bisa menghindari Xavier. Pria itu memancingnya, membuatnya tak bisa menahan diri atas tubuhnya sendiri. Darahnya seakan mengalirkan api yang membakar kulitnya, ia menggigit bibirnya, menahan desahan yang memaksa keluar dari bibirnya.Tubuhnya bergetar, ia mencoba untuk melawan tapi ternyata Xavier masih kuat mencengkram tangannya yang tidak terikat. Pria ini terlalu kuat, usaha yang Hazel kerahkan rasanya sia-sia saja."Xavier, apa kau sudah gila?!" pekik Hazel, suaranya bergetar karena marah dan malu."Lebih dari itu," balas Xavier. Alih-alih mendengarkan, ia justru semakin senang membuat Hazel meronta, ia menekan jarinya semakin dalam, menyentuh area titik G-spot Hazel hingga membuat tubuh perempuan itu meliuk menahan sentuh tersebut.Xavier menyeringai, perempuan ini akan patuh padanya, setidaknya untuk malam ini, dan sebelum itu, Xavier sangat suka ketika Hazel melakukan perlawanan."Hentikan, brengsek!""Apa yang harus aku hentikan, hm? Katakan dengan ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status