Ranjani panik, bercampur rasa malu yang kentara. Pipi yang semula hanya merona samar kini memerah padam, seolah panas membara.Kirana terkikik geli, senyum usil tak lekang dari bibirnya. "Tentu saja! Aku melihatnya sebentar, saat kalian akan selesai. Tapi jangan khawatir, aku hanya melihat sekilas kok. Jujur saja, ekspresimu tadi... sungguh tak ternilai!"Kirana menekan bibirnya, menahan tawa yang siap meledak."Ih, kamu kenapa lihat? Aku 'kan jadi malu!" kata Ranjani, wajahnya semakin merah padam. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, seolah itu bisa menyembunyikan rasa malunya dari Kirana."Kenapa harus malu, Ranjani? Kita sudah pernah melihat hal seperti itu sebelumnya, bahkan kita juga pernah bermain bersama, kan?" Kirana berusaha menggoda, mencoba mencairkan suasana."Sudahlah, jangan dibahas lagi!" Ranjani memekik, nadanya frustrasi bercampur malu. "aku ngantuk, mau tidur! Jangan ganggu aku lagi!"Setelah itu, Ranjani langsung merebahkan tubuhnya di ranjang, memunggungi Kir
Terakhir Diperbarui : 2025-07-30 Baca selengkapnya