Elok segera berjalan menuju pintu lalu membukanya. Alvin berdiri sambil membawa sebuah kantong plastik putih.“Buat kamu,” katanya. “Roti, air putih, buah. Kamu belum makan dari pagi, kan?”Elok tersenyum kecil lalu tangannya mengulur . “Makasih ya. Kamu terlalu perhatian,” ucapnya terus terang. Kini, Elok tidak akan menyembunyikan lagi semua perasaan dalam dirinya. Dia akan mengekspresikannya. Dia akan mencoba untuk tidak takut pada apa pun dan siapa pun.“Aku mewakili Gilang,” jawab Alvin cepat. “Kalau aku enggak hati-hati, bisa panjang urusannya nanti.” Kemudian Alvin terkekeh.Mereka tertawa pelan.Setelah beberapa menit, Elok duduk kembali sambil mengunyah roti tawar. Alvin masuk ke dalam kamar inap Elok lalu duduk di kursi dekat jendela di balkon kamar itu. “Vin,” ucap Elok tiba-tiba setelah menelan roti tawarnya. “Kalau semua ini gagal, kamu bisa bantu pastikan Ibu tetap dirawat kan?”Alvin menatap Elok lekat-lekat. “Gilang bilang kamu sering tanya soal kemungkinan terburuk.”
Last Updated : 2025-08-18 Read more