Setelah kejadian malam itu, Senara menghabiskan waktu berhari-hari dalam kebingungan. Ia memikirkan kembali kata-kata Bima, mencoba mencocokkan kenyataan dengan penjelasan yang diberikan. Setiap detail, setiap nada suara, setiap gerak-gerik terekam di benaknya ia memutar semuanya seperti kaset rusak. Tapi di tengah segala keraguan, ada satu keyakinan yang terus ia genggam: cinta. “Mungkin ini ujian,” gumam Senara suatu malam, menatap langit-langit kamarnya. “Mungkin… Tuhan sedang menguji kesabaranku sebelum aku benar-benar jadi istri.” Ia mencoba berpikir positif. Ia mulai menenangkan hatinya dengan doa. Ia menghindari prasangka, tak lagi memata-matai Bima, bahkan menghapus foto-foto bukti dari malam itu. Ia ingin memulai lagi, dengan hati yang bersih. Dan waktu terus berjalan. Gaun pengantinnya sudah selesai dijahit. Undangan sudah disebar, sebagian sudah diterima teman-teman dan kolega. Gedung sudah dibayar, katering sudah dipesan. Tidak ada jalan untuk kembali, pikirnya.
Terakhir Diperbarui : 2025-05-19 Baca selengkapnya