Aku diam, hanya menoleh sekilas. Berusaha menahan diri karena sudah menduga, akan ada hal seperti ini selama persidangan berjalan. Aku tak akan terpancing dengan ucapan mereka.“Ibu,” tegur Hakim, “ini bukan tempat menyudutkan pribadi, kita berbicara berdasarkan bukti. Tuduhan harus berdasarkan fakta, bukan opini.”Hannah ikut angkat bicara. “Tapi saya adik kandungnya, Yang Mulia. Saya tahu kakak saya berjuang dalam rumah tangganya. Lisa itu terlalu banyak menuntut. Dia selalu ingin tampil sempurna di luar, tapi dia enggak memikirkan bagaimana kakak saya mencari nafkah. Dia tidak peduli bagaimana Mas Hanung, Pak.”“Benarkah begitu, Ibu Lisa?” tanya Hakim sambil menoleh padaku.Aku berdiri, melirik sekilas pada Ningsih yang mengangguk kecil memberiku keyakinan. Lalu aku pun bicara dengan tenang. “Yang Mulia, saya memang memiliki kegiatan di luar rumah. Saya mengelola sebuah butik peninggalan almarhum ib
Terakhir Diperbarui : 2025-07-04 Baca selengkapnya