“Jadi waktu hujan kau yang menelungkupkan wajah, apa kau saat itu menangis?” tanya Key hati-hati. Javi mengangguk. “Sebenarnya tidak selalu menangis. Hanya saja mungkin menyisakan wajah merah dan basah, tidak mungkin aku memperlihatkan itu padamu.”Javi masih menatap hujan. “Tapi, entah kenapa berkat ada kau, aku tidak merasa sendiri. Setelahnya, kucing itu kembali ke sana dan kau juga akan ke sana. Meski tanpa suara, aku senang melihat kau bermain-main dengannya. Hingga suatu hari kucing itu berhari-hari tidak ke sana. Tanpa kehadiranmu, aku benar-benar kesepian.”Javi terkekeh. “Rupanya kau menaruh kucing itu di sebuah pohon depan rumah di samping bangunan sekolah.”Mata Key membesar. “Jadi kau yang membawa kembali kucing itu ke belakang gedung sekolah?”Javi mengangguk. “Beberapa hari setelah datang ke sekolahan, aku akan langsung mencari kucing itu, membawa ke belakang gedung dan memberinya makan supaya ia terus mau ke situ.”
Terakhir Diperbarui : 2025-07-31 Baca selengkapnya