Mobil hitam berhenti tepat di depan pintu rumah. Mala melangkah keluar lebih dulu, tangannya masih mengepal halus. Menahan emosi yang belum sempat tumpah sepenuhnya.Karina turun tak lama kemudian, dengan langkah anggun dan kepala tegak, menyusul Mala menuju pintu masuk. Namun, sebelum benar-benar masuk, suara Karina menahan langkah Mala. “Kalau boleh jujur,” ucap Karina setengah berbisik namun, cukup jelas di dengar.Mala menatap Karina.“Kehadiranmu di samping Kara tidak banyak membantu. Aku yang menyelamatkan citranya, bukan kamu.”“Mungkin karena aku memang tidak pernah berniat menyelamatkannya,” ucapan Mala datar namun, tajam.Karina menyipitkan mata. Untuk sejenak, keduanya saling mengukur satu sama lain. Lalu Karina tersenyum, senyum yang lebih tajam dari pisau dan melenggang pergi seolah tak terjadi apa-apa.Beberapa hari berlalu sejak konferensi pers itu, dunia seolah lebih banyak berputar di sekitar Karina. Ia bukan hanya konsultan, tapi mengambil keputusan. Segala hal, mul
Huling Na-update : 2025-06-14 Magbasa pa