Badai salju mereda begitu naga putih itu menatap Ren. Ukurannya besar, tapi gerakannya tenang, seperti bayangan angin yang menyapu dataran luas. Tubuhnya bersinar lembut, dan dari matanya, benar-benar menetes air mata.Ren melangkah maju dengan hati-hati. Tombaknya masih di tangan, tapi posisinya menurun, menunjukkan ia tak berniat menyerang.“Kenapa lo nangis?” tanya Ren pelan. Pertanyaan itu terdengar bodoh, bahkan di telinganya sendiri. Tapi itu satu-satunya yang muncul di benaknya.Naga itu tidak berbicara, tapi matanya menyimpan duka yang dalam, seperti sedang mengenali sesuatu dalam diri Ren. Kemudian, dari sela-sela es di dadanya, muncul cahaya kecil berbentuk kepingan kristal, melayang pelan dan mendarat di telapak tangan Ren.Seketika, dunia di sekelilingnya berubah.Ren tidak lagi berdiri di depan gua bersama Liora dan Auren. Ia sekarang ada di tengah dataran putih tanpa batas. Udara hening, tanpa suara, tanpa angin.Ke
Last Updated : 2025-08-04 Read more