“Hahahaha, kau pintar sekali, orang tua. Hahaha, cepat katakan?” Korelumpe tertawa terbahak bahak.Sedangkan Tomoa, Surua, dan semua penduduk berikut para pendekar penjaga melebarkan mata tidak percaya.“Jangan pemimpin! Mohon jangan katakan! Biarlah kami semua mati, asal pusaka itu tidak jatuh ke tangan mereka yang berhati jahat,” teriak Tomoa memohon.Buk! Aaaaa!Tubuh Tomoa terlempar menghantam tiang salah satu rumah di sisi alun-alun desa.“Berisik!” salah satu prajurit peri kegelapan mengumpat kesal setelah memukul tubuh Tomoa.“Cepat katakan!” bentak Korelumpe tidak sabar.“Ba-baik, ta-tapi apa ucapanmu bisa kupegang?” ujar kepala Desa memastikan.“Hahaha, tentu saja, orang tua. Korelumpe adalah pendekar yang tidak pernah melanggar janjinya,” Korelumpe tertawa.“Pu-pusaka yang kalian cari ada di bawah kediamanku. Masuk keruangan paling kiri, di sana ada tangga kecil menuju ruang bawah tanah. Na-namun siapa pun yang masuk ke sana, me-mereka tidak akan pernah keluar hidup-hidup,”
Huling Na-update : 2025-11-01 Magbasa pa