Lyra Auristella berdiri terpaku di depan jendela besar yang hampir menutupi seluruh dinding kamar. Tirai marun yang sejak tadi menutupi kini tersingkap lebar, memperlihatkan pemandangan Jakarta dari lantai tiga puluh. Gedung-gedung tinggi berbaris rapi, mobil-mobil di bawah hanya sebesar semut, dan langit biru terlihat begitu jernih. Pemandangan itu seharusnya indah, tapi bagi Lyra, keindahan itu terasa seperti penjara kaca.Tangannya refleks menyentuh cincin di jari manis. Berkali-kali ia mencoba meremas, seolah dengan begitu cincin itu akan terlepas begitu saja. Namun kenyataan tak berubah: cincin itu ada, buku nikah itu nyata, dan pria asing bernama Bintang Skylar bukanlah mimpi buruk semata.“Ini… pasti salah,” bisiknya lirih, hampir tak terdengar.Suara ketukan pintu memecah lamunannya. Pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan seorang perempuan muda dengan seragam hitam-putih. Wajahnya sopan, sikapnya kaku, dan senyumnya tipis nyaris formal. “Selamat pagi, Nyonya. Sarapan s
Last Updated : 2025-07-28 Read more