"Ryan, kamu mau apa?" Menyadari situasi semakin gawat, Bianca buru-buru berdiri di depan Ryan dan berkata pada Peter, "Kalau ada masalah, bicarakan baik-baik!"Lalu dia menoleh ke Zio, "Kita semua rekan kerja. Kalau kamu bertindak seperti ini, mau gimana lagi kita kerja sama ke depannya? Cepat bujuk temanmu!"Zio menyeringai, lalu melangkah mendekati Bianca. Dengan satu jari, dia mengangkat dagu Bianca yang halus. "Aku bisa saja membujuk temanku, juga bisa memaafkan Ryan."Kemudian, dia berbisik di telinga Bianca, "Tapi syaratnya, kamu harus jadi pacarku. Malam ini ikut aku pulang.""Zio, kamu nggak tahu malu!" Wajah Bianca langsung memerah karena marah.Zio menoleh ke Peter sambil mengangkat tangan. "Peter, lihat sendiri, wanita ini juga sombong sekali!"Peter melambaikan tangan, lalu menunjuk ke arah Bianca. "Sombong, ya? Baiklah, cantik, berlutut di depanku, jilati kakiku. Kalau aku puas, urusan malam ini selesai."Dia tahu Bianca tidak akan mungkin menyetujuinya. Mengucapkan kata-k
Baca selengkapnya