Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30

Bagian 21, An Unseen Truth

“Sial, aku terlambat...” “Apa aku pakai teleport saja agar bisa langsung ke dalam sekolah?” Gumam Anora yang tengah duduk di dalam mobilnya, menatap gerbang yang setengah tertutup. ‘Tidak boleh memakai kekuatan!’ peringat Ink tegas, membuat Anora mengurungkan niatnya. “Tapi ada murid yang berjaga, ck!” decak Anora malas, Anora sudah tahu pasti dia akan mendapatkan hukuman. “Ini salahmu, Ink!” lanjutnya dengan kesal, dia kemudian melajukan mobilnya untuk memasuki gerbang sekolah. ‘Kenapa aku? Kau yang bangun kesiangan.’ “Tetap kau yang salah, kenapa harus menyuruhku makan!” balas Anora tak mau kalah. ‘Jika kau tak makan, kau akan mati. Nanti aku lagi yang salah!’ “Memang kau yang salah! Semua salahmu,” sentak Anora yang sudah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. ‘Terserah

Dernière mise à jour : 2025-10-26

Bagian 22, The Shiver of the Pendant

‘Kenapa liontinnya bergetar?’ batin Anora bertanya-tanya. ‘Ink apakah jika liontin ini bergetar, ada hal negatif di dekatku?’ lanjutnya yang tidak mendapat jawaban dari Ink. “Apakah dia tidak ada di sana?” gumam Anora yang tidak mendengar suara Ink. Anora berjalan mendekati pohon besar tempat dia meletakkan tasnya. Saat dia membungkuk untuk meraih tas, ranting pohon di atasnya sedikit bergoyang karena angin. Tanpa disangka, seekor laba-laba hitam kecil terlepas dari jaringnya dan jatuh tepat di pundak Anora. “A-AAAA!!” jerit Anora kaget, tubuhnya refleks meloncat mundur. Tas di tangannya hampir terlepas. Alaric yang baru saja memperhatikannya, langsung menghampirinya. “Apalagi sekarang—“ Namun belum sempat dia bertanya, Anora sudah refleks lari menghampirinya dan memeluk pinggang Alaric erat-erat. “LA-LA-LABA-

Dernière mise à jour : 2025-10-27

Bagian 23, Before the Night Begins

Malam itu udara sangat sejuk, ada bulan yang menemani langit malam. Suara gonggongan anjing terdengar beberapa kali di area apartemen. Lampu jalan berkelip redup, memberi cahaya samar yang membuat bayangan pepohonan terlihat panjang di aspal. Di dalam apartemen, Anora tidak bersiap untuk tidur seperti murid sekolah normal pada umumnya. Dia justru bersiap dengan sepupunya, Ashlyn, dan Kael untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa. Di ruang tengah apartemen, Ashlyn tengah duduk bersila di sofa, dia menatap seorang laki-laki di sampingnya dengan wajah tak percaya dan bingung. Sedangkan Kael tengah bersandar pada pintu kaca balkon. “Jadi kau siluman kucing dan Nora yang menolongmu?” ujar Ashlyn mengulang pertanyaannya yang sama ketiga kalinya. Ink yang sudah malas hanya mengangguk dan menatap Anora dengan melas. ‘Bantu aku...’ ucap Ink berbicara pada Anora melalui pikiran.

Dernière mise à jour : 2025-10-28

Bagian 25, Roots of Light, Veins of Darkness

Pagi itu sekolah tampak hidup. Sinar matahari menembus pepohonan rindang, bayangan daun menari di tanah berembun. Kicau burung berpadu dengan riuh siswa yang berdatangan—ada yang berlari agar tak terlambat, ada yang santai bercanda, sementara sepeda dan motor lalu-lalang di gerbang. Anora yang sudah berada di dalam kelas menenggelamkan wajahnya pada tumpuan tangannya di atas meja. Dia mencoba untuk memejamkan matanya, seharusnya ini adalah jam tidurnya. Kenapa harus ada sekolah? Dia kan hanya seorang vampir? “Kau, tertidur?” ucap Sebastian pelan menatap Anora dengan posisi kepalanya ditaruh di atas tumpuan tangannya yang berada di atas meja. Anora menggeleng, kemudian memiringkan wajahnya tanpa mengubah posisi tangannya. Anora melihat wajah Sebastian dari jarak dekat. Mata mereka bertemu, saling terkunci tanpa ada yang ingin mengalihkan pandangan. “Apa kita pernah bertemu sebelum

Dernière mise à jour : 2025-10-29

Bagian 24, Gaze from the Darkness

Jam sebelas malam di atap sekolah, suasana terasa begitu sunyi dan lengang. Angin malam berhembus pelan, membawa aroma dingin khas beton yang mulai lembap karena embun. Dari ketinggian itu, cahaya lampu jalan di kejauhan tampak redup, berkelip samar seperti bintang yang tertinggal di bumi. Anora, Kael, dan Ashlyn sudah berada di atap sekolah dengan Anora menggandeng tangan kanan Kael dan Ashlyn tangan kiri Kael. “Kalian sudah dewasa, bisa lepaskan ini?” ujar Kael melepas paksa tangan mereka berdua. Kael melangkahkan kakinya menelusuri atap sekolah, dia melihat beberapa kursi tua, sebuah meja, dan kamar mandi terbengkalai. Kael merasakan ada sedikit aura di kursi dan kamar mandi, dengan aroma yang sama. Sedangkan Anora dan Ashlyn dia mengekori Kael sedari awal. Mereka berdua saling merangkul lengan satu sama lain. “Nora, apa ini aura yang kau lihat wa

Dernière mise à jour : 2025-10-29

Bagian 26, The Scent of Shadows

Malam itu langit bersih bertabur bintang, bulan memancarkan cahaya lembut ke jalanan sepi. Udara sejuk membawa aroma tanah lembap dan daun tersapu angin. Di taman kota, lampu temaram menerangi bangku kosong di antara pepohonan bergoyang, sementara suara serangga dan gemerisik daun mengisi keheningan malam. Langkah Anora bergema di jalan berbatu, angin malam menyibak rambutnya saat dia menikmati ketenangan langka di bawah cahaya bulan. Dia duduk di bangku taman yang sepi, mengeluarkan sekotak susu berisi darah dari jaketnya, lalu meminumnya perlahan. ‘Katamu Baobhan Sith hanya bisa keluar di malam hari sajakan?’ tanya Anora pada Ink yang berada di pikirannya. ‘Iya, kenapa?’ ‘Tapi saat kejadian itu, bukan di malam hari? Jadi, ada makhluk lain yang bersamanya?’ ujar Anora menyampaikan isi pikirannya. ‘Mungkin saja, saat kau ke atap sekolah ada banyak aura yang berbeda bukan?’ j

Dernière mise à jour : 2025-10-30

Bagian 27, Napping in Style

Pagi itu perpustakaan yang biasanya tenang tampak hidup. Meja-meja kayu dipenuhi murid yang sibuk mengerjakan tugas kelompok, suara diskusi dan tawa kecil saling bersahutan. Beberapa membolak-balik buku tebal, menyalin catatan, atau membaca nyaring untuk teman sekelompoknya. Di antara rak-rak tinggi yang sunyi, pustakawan sesekali menegur agar tidak terlalu berisik, tapi semangat para murid tetap memenuhi ruangan. Beberapa kelompok tampak serius berdiskusi, sementara yang lain diselingi tawa remaja. Anora termasuk yang fokus, menulis hasil diskusi kelompoknya dengan tekun. Dia merasa beruntung berada di antara anggota yang pintar dan tampan. Di sampingnya ada Sebastian yang tengah mencatat beberapa informasi dari buku yang mereka pinjam di perpustakaan, di depannya ada Drazel–seorang Elf tampan, di samping Drazel ada Veyron–seorang Dryad berkulit cokelat yang memesona tidak kalah tampan dari Sebastian, dan di samping kanan Sebastian ada Orion–seorang siluman kucing seperti Ink

Dernière mise à jour : 2025-10-30

Bagian 28, The Spirits Beneath the Trees

Hutan di malam hari adalah tempat yang memancarkan suasana misterius dan magis sekaligus menegangkan. Langit menghitam, cahaya bulan menyelinap di sela daun, menorehkan kilau keperakan di tanah lembap. Dari kejauhan, terdengar suara ranting patah — entah dari binatang kecil yang melintas, atau sesuatu yang hanya hutan itu sendiri tahu. Suaranya samar, tapi tak menakutkan; justru seperti bagian dari napas malam yang dalam dan tenang. Pepohonan berdiri diam, tinggi dan kokoh, seakan menjadi penjaga rahasia kuno. Sesekali, bayangan bergerak di antara kabut tipis — bentuk samar seperti roh yang tak berniat mengganggu, hanya lewat, mengawasi dengan tenang. Di atas semua itu, bintang-bintang berkerlip, seolah menonton dari jauh. Hutan terasa hidup, tapi damai — seperti dunia yang berbeda, di mana waktu berjalan lambat, dan siapa pun yang masuk akan terbungkus dalam keheningan yang m

Dernière mise à jour : 2025-10-31

Bagian 29, The Wolf Beneath the Moonlight

Anora menatap Ashlyn yang turun menghampiri serigala di bawah sana. Hewan itu tampak sekarat, hanya napas lemah di perutnya yang naik turun. “Bocah itu!” gumam Anora ikut turun dari pohon dan mengikuti Ashlyn. Setelah berada di samping Ashlyn, Anora ikut berjongkok memperhatikan serigala di depannya. “Dia mati, kah?” celetuk Anora yang mendapat pukulan di lengan kirinya oleh Ashlyn. “Ucapanmu! Jahat sekali...” ucap Ashlyn dengan lirih, dia mencoba memegang perut serigala itu yang terluka. “Baiklah maaf, kau memang vampir baik hati, sedangkan aku vampir jahat!” balas Anora yang tidak Ashlyn pedulikan. “Sepertinya lukanya akibat serangan aura hitam itu,” tebak Ashlyn melihat luka yang sedikit menghitam. Anora yang melihat itu mengangguk setuju. “Nora, coba pakai darahmu—“ “Kau

Dernière mise à jour : 2025-10-31

Bagian 30, The Hunger Unleashed

Jam dinding berdetak pelan di ruang kelas yang sunyi. Sinar matahari yang masuk lewat jendela terasa terlalu terang di mata Anora, seperti jarum yang menembus kulitnya. Dia duduk diam, tapi jari-jarinya mengetuk meja tanpa sadar — ritmenya cepat, tak beraturan. Seolah sedang menahan sesuatu yang menggerogoti dari dalam. ‘Kau lupa meminum darahmu lagi, kan?’ Suara Ink terdengar pelan di kepalanya. Anora menghela napas, menatap papan tulis yang sudah buram di matanya. ‘Iya, aku banyak memikirkan tentang kejadian semalam.’ ‘Tetap saja, isi energimu itu juga penting!’ seru Ink sedikit kesal. ‘Aaa iya! Kau bawa permen darah yang aku buat?’ lanjut Ink dengan semangat. ‘Mmm itu... Aku lupa membawanya,’ lirih Anora. Ink diam, mencoba menahan agar emosinya tidak meledak. ‘Hah! Anora... Argh! Kau ceroboh sekali!’ ‘Ink, sepertinya aku akan gila...’ lirih Anora yang

Dernière mise à jour : 2025-11-01

Dernier

1 2 3 4 5 6 7

Scanner le code pour lire sur l'application