"Tunggu, Alfonso," tahanku, mengangkat tangan tepat sebelum Alfonso menjepit jari kelingking Maya dengan tang besi.Alfonso berhenti, menatapku bingung. "Ada apa, Tuan Muda? Anda ingin mengubah metode?"Aku berjalan mendekati Maya yang sudah gemetar hebat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Aku menatapnya dengan pandangan menilai, seolah sedang melihat barang dagangan cacat di pasar loak."Menyiksanya secara fisik itu membosankan, Alfonso. Itu terlalu cepat. Rasa sakit fisik bisa hilang dengan obat bius," kataku pelan, namun setiap kata mengandung racun. "Lagipula... dosa wanita ini berawal dari selangkangannya, bukan?"Maya mendongak, matanya membelalak ngeri. "A-apa maksudmu?"Aku tersenyum miring. "Kau ingat pertemuan pertama kita, Nyonya? Kau mencoba membeliku. Kau ingin aku melayanimu di ranjang. Kau merendahkanku seolah aku hanyalah alat pemuas nafsumu. Kau suka bermain dengan brondong, kan?"Aku merogoh saku dalam jasku, mengeluarkan sebuah botol kaca kecil berisi cairan ber
Last Updated : 2025-11-30 Read more