Mendapat peringatan dari Dastan, Moza terpaksa bungkam. Namun akibat gerakan tak terduga itu, lilin di tangannya langsung padam. Kini, di dalam kamar hanya tersisa cahaya dari ponsel Dastan yang menerangi mereka. Perlahan, Dastan pun menurunkan jari telunjuknya dari bibir Moza. Ia mendengarkan dengan saksama, menunggu langkah kaki itu semakin mendekat. Moza sendiri tak kalah cemas. Saat ini, Dastan memang tidak menyentuh berlebihan, tetapi keberadaannya saja cukup membuat udara terasa padat. Rasanya, seluruh oksigen di kamar ini sudah tersedot habis. Dalam detik-detik menegangkan itu, Moza menangkap sesuatu yang ganjil. Wajah Dastan terlihat mulai memerah, hampir sama seperti kejadian di dalam kamar tempo hari. Di luar, langkah kaki semakin dekat. Lalu, suara datar khas Thalia terdengar dari balik pintu. "Moza, kau ada di dalam? Apa Tuan Muda Dastan sudah pulang?" Pertanyaan itu membuat darah Moza berdesir cepat. Terlebih, Dastan langsung menggeleng, memberi peringatan padanya
Terakhir Diperbarui : 2025-10-23 Baca selengkapnya