Langit sore telah memudar, namun sisa panas siang hari terasa menempel di kulit, enggan pergi. Di halaman belakang kampus, Raka duduk sendirian di bawah rindang pohon flamboyan yang bunganya mulai gugur. Tangannya memutar kaleng minuman kosong tanpa tujuan, sementara pandangannya kosong menatap rumputan yang layu.“Kenapa sih dia jadi kayak gitu?” gumamnya pelan, sebuah pertanyaan yang lebih ditujukan pada dirinya sendiri.Saat di kantin tadi siang, Arion tiba-tiba berubah dingin. Ia nyaris tak mengucapkan sepatah kata pun pada Raka, hanya menatap Shana dengan tatapan aneh—seolah ada lapisan pelindung yang terlalu tebal, protektif, tapi juga terasa... posesif. Dan Raka, yang hanya melontarkan gurauan ringan, malah mendapat semburan tajam, seolah ia baru saja melakukan kesalahan fatal.Ia menarik napas panjang, menyesali situasi yang terjadi.“Gue cuma ngajak makan bareng, bukan ngajak kawin,” katanya lagi, kali ini dengan nada getir, separuh kesal karena disalahpahami, separuh lagi me
Last Updated : 2025-10-09 Read more