Arion menutup pintu balkon dengan kasar, napasnya masih terengah. Hujan deras di luar seperti genderang yang tak mau berhenti. “Sial, kukira apaan, ternyata cuma mata kelelawar.” Gumam Arion menghempaskan nafas.Shana berdiri di sampingnya, bahunya bergetar halus. “Kak… kamu lihat, kan?” suaranya pelan, nyaris tertelan suara hujan.Arion menatapnya sekilas, lalu cepat-cepat mengalihkan pandangan. “Yang kamu maksud itu… cuma kelelawar.”Shana mengerutkan kening, ragu. “Kelelawar? Tapi matanya—”“Memantul kena petir,” potong Arion cepat. “Udah, jangan lebay.”Shana menggigit bibir, jelas masih belum percaya. Namun ia menunduk, menyembunyikan wajahnya di balik rambut basah. “Aku… beneran takut ini, Kak.”Arion menghela napas panjang. Ia ingin marah, ingin bilang kalau semua ini hanyalah masalah sepele. Tapi melihat Shana berdiri dengan kaus kebesaran, rambut masih basah menempel di pipi, dan ekspresi setengah ketakutan itu… kemarahannya jadi tumpul.“Ya sudah,” ucapnya lebih pelan. “Kala
최신 업데이트 : 2025-10-02 더 보기