All Chapters of Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey: Chapter 41 - Chapter 50

Renzu melangkah maju, sinar astral berpendar dari tubuhnya. "Kalau kau ingin menguji kami, maka biarkan kami membuktikan bahwa kami layak untuk melanjutkan."Penjaga Reruntuhan menggeram rendah. "Maka buktikan!"Dengan raungan keras, penjaga itu menyerang, dan pertempuran besar pun dimulai.Serangan pertama datang dengan kecepatan luar biasa. Tombak raksasa yang diayunkan Penjaga Reruntuhan hampir mengenai mereka, tetapi Mira dengan cepat melompat ke samping, menghindari serangan.Vale mulai merapal mantra, membentuk penghalang sihir di sekitar tim. "Kita harus mencari celah! Makhluk ini bukan sekadar batu hidup, dia punya kecerdasan bertarung!"Renzu melesat ke depan, pedangnya menyala dengan energi astral. Dia menebas lengan penjaga itu, tetapi serangannya hanya menghasilkan percikan tanpa merusak permukaannya."Pertahanannya terlalu kuat!" seru Rufus. "Kita butuh strategi lain!"Mira berlari mengitari penjaga itu, matanya memperhatikan setiap pergerakan. "Vale, apakah ada sesuatu y

Giza mundur sedikit, matanya menyipit. "Hm... kau mulai memahami ritmeku. Menarik."Renzu mengatur napasnya, matanya masih terfokus penuh. "Aku tidak akan kalah darimu. Ini bukan hanya tentang aku. Ini tentang teman-temanku dan semua yang telah kami lalui."Giza tersenyum tipis. "Kalau begitu, tunjukkan padaku seberapa jauh tekadmu bisa membawamu."Dengan begitu, pertarungan mereka memasuki babak yang lebih sengit, dengan setiap serangan menjadi lebih cepat dan lebih mematikan.Sementara itu, Mira dan Rufus berusaha menahan pasukan Kekaisaran yang terus berdatangan. Vale berusaha mencari cara untuk melemahkan sihir Elyndor yang masih menghalangi sebagian besar gerakan mereka."Kita harus mempercepatnya! Renzu tidak bisa bertarung sendirian terlalu lama!" seru Vale.Elyndor memperhatikan pertempuran dengan ekspresi penuh pemikiran. "Jika Renzu bisa mengalahkan Giza... mungkin aku akan mempertimbangkan kembali keputusanku."Pertarungan di reruntuhan belum berakhir, dan nasib mereka semu

Seketika, Giza melesat ke arah Elyndor dengan kecepatan luar biasa, pedangnya bersinar dengan sihir kegelapan yang berbahaya. Namun, sebelum serangannya mengenai tubuh Elyndor, sebuah kilatan biru keperakan muncul.CLANG!Renzu sudah berdiri di antara mereka, pedangnya menahan serangan Giza."Kau takkan menyentuhnya," ujar Renzu dengan suara dingin.Giza mendengus dan mendorongnya ke belakang dengan tenaga luar biasa, membuat Renzu mundur beberapa langkah.Elyndor menarik napas dalam. "Aku bisa membantu kalian. Aku tahu bagaimana cara menyalurkan energi dari pecahan ini agar kita bisa keluar dari sini tanpa menghancurkan segalanya."Vale menatapnya dengan curiga. "Dan bagaimana kami bisa mempercayaimu setelah apa yang kau lakukan?"Elyndor menggertakkan giginya. "Aku tidak meminta kalian untuk mempercayaiku. Tapi aku tahu satu hal: jika kita tidak melakukan sesuatu sekarang, tempat ini akan runtuh, dan tidak ada yang akan selamat."Mira menatap Renzu, menunggu keputusannya. Renzu meng

Sinar matahari pertama mulai muncul dari balik pegunungan, menyelimuti daratan yang kini sunyi setelah pertarungan sengit di reruntuhan. Debu dan puing-puing masih beterbangan di udara, sementara tim Renzu beristirahat di sebuah gua kecil di perbukitan yang menghadap ke lokasi reruntuhan yang kini telah runtuh sepenuhnya.Renzu duduk bersandar di dinding batu, tangannya masih menggenggam pecahan Gelang Bintang yang kini lebih tenang daripada sebelumnya. Luka di tubuhnya belum sembuh sepenuhnya, tapi pikirannya lebih sibuk memikirkan apa yang baru saja terjadi daripada rasa sakit yang masih terasa.Mira berjalan mendekat, membawa kantung air dan selembar kain. "Bagaimana lukamu?" tanyanya, suaranya lebih lembut dari biasanya.Renzu mengangkat bahu. "Bukan yang terburuk yang pernah kualami. Tapi yang lebih menggangguku adalah... apa yang sebenarnya terjadi dengan Gelang Bintang ini. Aku bisa merasakan sesuatu dari dalamnya, tapi aku tidak bisa memahami sepenuhnya."Mira menatap pecahan

Elyndor, yang selama ini diam, akhirnya angkat bicara. "Benua Selatan… jika itu yang ada dalam penglihatan Renzu, maka kita harus segera berangkat. Aku pernah mendengar legenda tentang reruntuhan yang terkubur di dalam pasir di sana. Beberapa percaya bahwa reruntuhan itu menyimpan sisa-sisa teknologi yang bahkan Kekaisaran tak mampu memahami."Renzu menatap Elyndor. "Dan kau mengetahuinya dari mana?"Elyndor tersenyum tipis. "Aku dulu banyak membaca, sebelum menjadi buronan. Jika kita benar-benar menuju ke sana, kita harus siap. Gurun di Selatan bukan hanya tempat biasa. Banyak penjelajah yang tidak pernah kembali."Mira menyilangkan tangan di dadanya. "Jadi kita bukan hanya melawan Kekaisaran, tapi juga bertaruh melawan alam itu sendiri."Vale menutup bukunya dengan suara pelan. "Tapi ini satu-satunya petunjuk yang kita punya. Kita tidak bisa berdiam diri di sini lebih lama lagi."Renzu mengangkat pecahan Gelang Bintang, membiarkan cahayanya menerangi wajahnya sejenak sebelum ia meny