"Paklik, kopi susu satu ya. Biasa. Tambah gula sedikit,"pinta Hanif dengan senyumnya kepada Pak Kodir-pemilik warung.Pak Kodir hanya mengangguk pelan. Tidak ada sapaan maupun sekedar bertanya kabar kepada Hanif. Padahal dulu mereka sangat dekat. Pun dengan beberapa orang yang kebetulan ada disitu. Tidak ada seorangpun yang menyapa Hanif walau sepatah kata pun walaupun Hanif juga mengurai senyum saat pandangan mereka bersitatap, tapi yang didapat hanya jawaban dengan pandangan datar. Apa mungkin mereka telah lupa siapa Hanif?"Masih ramai ya paklik warungnya,"ujar Hanif mencoba membuka pembicaraan."Ya,"jawab Pak Kodir dengan singkat."Paklik lupa siapa saya?"Pak Kodir hanya sekilas menatap Hanif dengan pandangan yang datar sembari menyuguhkan kopi pesanan Hanif."Saya belum pikun,". Hanya itu jawabanya dan ia berlalu begitu saja.Hanif kembali heran. Apakah Pak Kodir sedang punya masalah hingga ia terlihat badmood seerti itu? Namun, setau Hanif, Pak Kodir tidak pernah seperti itu w
Terakhir Diperbarui : 2025-10-13 Baca selengkapnya