Malam itu terasa semakin menyiksa bagi Leo. Bayangan tubuh Aurel yang terus-menerus menempel padanya, tatapan matanya yang redup karena mabuk, serta kata-kata menggoda yang terlontar begitu saja, terus menghantui kepala Leo. Di ruang kerjanya, ia duduk gelisah. Matanya terpejam, tetapi setiap kali ia mencoba menenangkan diri, bayangan wajah Aurel muncul begitu jelas. Nafasnya memburu, tubuhnya menegang, dan ia sadar betul bahwa ia sedang berada di ujung kendali. “Tuhan, kenapa aku goyah seperti ini…” gumamnya, menggenggam erat rambutnya sendiri. Ketika ia mengingat bagaimana tangan Aurel tadi menyentuh wajah dan dadanya dengan nakal, Leo merasa tubuhnya terbakar. Ia bangkit, berjalan cepat menuju kamar mandi, lalu menyalakan pancuran air dingin. Tanpa pikir panjang, ia berdiri di bawah guyuran air yang menusuk kulit, berharap semua hasrat gila itu terkubur. Air dingin membuat tubuhnya bergetar, tetapi pikirannya tetap penuh dengan bayangan Aurel. Pada akhirnya, Leo hanya bisa pasr
Last Updated : 2025-10-15 Read more