All Chapters of Sentuhan Berondong Sewaanku: Chapter 21 - Chapter 30

Mendengar itu, tentu saja Rey merasa kaget. Namun dibanding rasa kaget, di dalam dirinya lebih dominan rasa heran dan penasaran. “Kenapa?” Aina yang mendengar pertanyaan Rey itu, merasa tidak mengerti. “Apanya?”Rey menghela napas, lalu menatap Aina dengan sorot matanya yang tajam. “Alasan Ibu mau pertahanin saya jadi supir Ibu, sampai-sampai rela bayarin biaya pengobatan adik saya, Itu kenapa?”Mendengar itu, Aina tentu terkejut. Namun hanya sesaat, karena setelahnya dirinya mulai berbicara dengan suara yang gugup. “ Ahh… saya, saya—”“Saya apa?” tanya Rey dengan tidak sabaran.Aina yang mendengar itu, hanya bisa menggigit bibir bawahnya dengan keras dan tidak kembali mengeluarkan suara.Rey yang melihat Aina tidak kunjung menjawab, Akhirnya kembali bicara. “ Kenapa malah diam?”Mendengar kembali Rey yang bertanya, Aina hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah. Ia yang memang tidak tau harus menjawab apa, karena ia juga tidak mengerti kenapa ia bisa tiba-tiba berbicara seakan

Hans yang mendengar itu tentu merasa terkejut dan heran, ia bahkan tampak mulai membalikkan badannya untuk melihat Aina yang memang sudah berdiri di belakangnya. “Maksudnya sewa pribadi?” Mendengar suaminya malah bertanya apa maksud dari sewa pribadi, Aina menghela napasnya dengan pelan dan menatap dalam wajah sang suami. “Kamu kan tadi di rumah sakit bilang, kalo aku mau kabulin permintaan Mamah, lebih baik aku cari pria lain untuk menghamili aku dan aku udah putusin bakal turutin ucapan kamu itu. Tapi, aku hanya berpikir daripada aku terus-menerus disentuh oleh pria yang berbeda-beda, bukankah lebih baik aku menyewa satu orang pria saja. ” Hans menghela napas, lalu dengan suaranya yang tanpa beban, ia berkata. “Ya,terserah. Lakukan saja apa yang kamu inginkan, entah itu mau terus-menerus sewa laki-laki yang berbeda ataupun menyewa satu orang yang sama, aku ga akan larang.” Lalu setelahnya, ia mulai membalikkan badannya untuk masuk lagi ke dalam kamar mandi. Mengetahui suaminya aka

Aina tentu terkejut mendengar ucapan suaminya itu, ia bahkan saking terkejutnya, merasakan lidahnya terasa kelu untuk sekedar membalas ucapan Hans itu.Melihat respon istrinya seperti itu, Hans yang tidak mau Aina salah paham akhirnya berkata. “Aku mau kamu janji seperti itu, bukan karena aku cemburu. Tapi aku mau kamu janji itu, karena aku ga mau rumah tangga yang udah kita bangun selama 5 tahun ini, hancur berantakan.”Mendengar itu, Aina hanya bisa menatap wajah Hans dalam diam.Hans menghela napas, lalu menambahkan. “Walaupun pernikahan kita terjadi karena Mamah dan ga ada sedikitpun perasaan saling cinta di dalamnya. Tapi, dari awal kita menikah. Kita udah sepakat, kita ga akan pernah bercerai, apalagi di situasi Mamah yang jodohin kita masih hidup. Jadi karena itu, aku ga mau aja, kalo nanti muncul perasaan dangkal kamu sama dia, itu malah membuat kita kesusahan sendiri.”Aina yang mendengar itu, mulai menundukkan kepalanya. Sudah ia duga, Hans, suaminya meminta ia berjanji sepe

Aina menggigit bibir bawahnya dengan kasar, lalu dengan menghela napas, ia berkata. “Karena kamu adalah pria pertama untuk saya.”“Apa cuma karena itu?” tanya Rey, sambil mengernyitkan dahinya.“Sebenarnya ada satu hal lagi, yang membuat kenapa harus kamu yang jadi gigolo pribadi saya.”Dengan masih mengernyitkan dahinya, Rey mulai memandang Aina dengan pandangan bertanya-tanya. “Apa?” Aina kembali menghela napas, lalu dengan menatap dalam pada sorot mata Rey. Ia menjawab. “Saya rasa kamu orang yang baik, yang bisa diajak kerja sama tanpa memanfaatkan saya berlebihan.”Mendengar ucapan itu, Rey hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. “Mana ada orang baik, yang mau jadi gigolo?”“Tapi, kamu jadi gigolo karena ada alasan yang jelas Rey dan saya juga tau kamu tidak senang melakukan itu.”“Tapi tetap saja—”Tau Rey akan menyanggahnya, Aina yang merasa kesal, bergegas memotong. “Sudahlah Rey, jangan merembet kemana-mana. Intinya sekarang, saya ingin memberikan tawaran untuk kamu jadi g

Mendengar itu, entah kenapa Aina merasakan kecewa. Namun di tengah rasa kekecewannya itu, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikannya. “Ya bagus kalo kamu berpikir realistis seperti itu.” Mendengar ucapan Aina, Rey hanya terdiam dengan sorot mata yang tajam menatap dalam wajah Aina. Aina yang ditatap seperti itu, mulai menundukkan kepalanya dalam-dalam. Lalu dengan menautkan tangan yang diletakan di atas paha, ia kembali berkata. “Kalo begitu, bisakah kita bicarakan apa saja hal yang harus disepakati kedepannya.” Rey yang merasa heran, mulai mengernyitkan dahinya. “ Maksudnya?” Aina meghela napas, lalu dengan memberanikan diri, ia mulai mengangkat wajahnya untuk menatap Rey yang ada di depannya. “Maksudnya, selama kamu menjadi gigolo pribadi saya. Saya ingin kamu terus melakukan hal yang disepakati bersama.” Mendengar itu, Rey yang sepertinya paham apa maksud Aina. Akhirnya berkata. ”Apa ini semacam kontrak yang harus disepakati?” Dengan masih menatap wajah Rey, Aina menga