All Chapters of PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI : Chapter 61 - Chapter 70

Satu dekade berlalu. Pangeran Elias, yang kini berusia sepuluh tahun, adalah Pewaris Kael yang paling tidak biasa dalam sejarah. Ia tumbuh di bawah bayang-bayang Jarak Resmi Abadi, sebuah norma yang ia pahami dan hormati secara naluriah. ​Di mata publik, Elias adalah putra Ratu Elara, yang dibesarkan olehnya dan Lord Konservator Ariel sebagai dua figur otoritas yang berjarak dan kaku. Elias selalu melihat orang tuanya hanya berdiri di seberang meja besar di Ruang Dewan atau berjalan sejajar, tetapi tidak pernah saling menyentuh. ​ ​Elias adalah anugerah dan senjata. Dia memiliki ketajaman intelektual Lord Konservator Ariel, mampu memahami gulungan-gulungan yang kompleks dan strategi politik yang rumit. Namun, ia juga mewarisi getaran halus dari Nadi Waktu. ​Ariel menyadari bahwa Nadi Waktu Kael tidak lagi berdenyut hanya dengan kehadirannya; Nadi Waktu kini berdenyut dengan kehendak Elias. Anak itu adalah Anak dari Kekacauan yang sejati, sumber waktu yang tidak terduga yang ser

Dua puluh tahun telah berlalu sejak Lord Konservator Ariel pertama kali melangkah ke kantor arsip Kael. Kini, Ratu Elara, yang rambutnya dihiasi dengan beberapa helai perak kebijaksanaan, memimpin Kael yang damai. Lord Ariel, sekarang bergelar Lord Pelindung Waktu Kael, berdiri di sisi Ratu, tanpa kekuasaan politik resmi, tetapi dengan otoritas moral yang tak tertandingi.Putra mereka, Pangeran Mahkota Elias, kini berusia dua puluh satu tahun. Ia adalah pewaris takhta yang penuh teka-teki, pewaris dari Jarak Resmi Abadi yang telah rusak.Kebangkitan Nadi Waktu EliasAriel telah menghancurkan Mesin Resonansi utama dan melepaskan otoritasnya, tetapi ia tidak dapat menghapus takdir dari putranya. Elias mewarisi Nadi Waktu Kael, tidak sebagai pendengaran gema, melainkan sebagai penglihatan temporal. Ariel melihat masa lalu; Elias melihat masa depan.Nadi Waktu Elias adalah pedang bermata dua. Ia memberinya wawasan strategis yang brilian, menjadik

​Tiga bulan setelah Lord Konservator Cassian mengundurkan diri dan Lord Valerius kembali menjabat sebagai Konservator sementara, Kael menikmati kemenangan kecil atas birokrasi yang kaku. Pangeran Mahkota Elias, yang legitimasinya telah diukuhkan, kini mulai mengambil peran resmi di pemerintahan.​Namun, kepergian Cassian tidak berarti kekalahan ideologinya. Justru sebaliknya.​Wabah Kaku​Ancaman itu datang bukan dalam bentuk pasukan atau hukum, melainkan dalam bentuk penyakit misterius yang dijuluki Wabah Kaku.​Wabah Kaku pertama kali muncul di kota pelabuhan utama Kael, tempat yang paling rentan terhadap perdagangan dan kontak luar. Gejalanya mengerikan dan sangat spesifik: korbannya secara bertahap kehilangan semua fleksibilitas fisik dan mental.​Secara fisik, para korban mulai kaku—sendi mereka menjadi tidak dapat digerakkan, kulit mereka terasa seperti kayu, dan ekspresi wajah mereka membeku. Secara mental, mereka kehilangan semua kemampuan untuk berimajinasi, berempati, atau b

​Pangeran Mahkota Elias, yang kini merupakan Echo of the Void—sebuah anomali yang stabil—memulai rencananya. Tujuannya bukan untuk menghukum Lord Valerius, Konservator sementara yang jujur tetapi mudah ditakut-takuti, melainkan untuk memaksanya mengungkapkan niat Cassian dan memicu perangkap temporal di Benteng Bayangan.​Provokasi Publik​Elias tahu bahwa Valerius takut pada satu hal: ketidakstabilan Tahta yang akan menghancurkan Kewajiban.​Strategi Elias dimulai dengan serangkaian tindakan yang tampak sembrono dan tidak teratur secara finansial.​1. Dana Kaelan untuk Chaos: Elias, menggunakan otoritas de facto-nya, memerintahkan untuk mengalokasikan semua dana cadangan yang tersisa dari masa Lord Kaelan (uang yang dulunya dianggap "darah pengkhianat") untuk mendanai Festival Musim Semi tahunan—sebuah acara yang terkenal dengan kekacauan dan pesta pora.​2. Arsip yang Salah Alamat: Elias secara terbuka "tidak sengaja" mengirimkan setengah dari arsip pajak Kael yang paling penting ke

​Ariel, Lord Pelindung Waktu, dan putranya Elias, Echo of the Void, telah mendarat dengan kasar di halaman Istana Kael yang belum sempurna, pada hari pernikahan Raja Theron I dengan Putri Lysandra, calon Ratu asing yang akan membawa "kekacauan" ke garis keturunan Kael.​Udara kuno terasa berbeda. Istana ini lebih kecil, lebih padat, dan dipenuhi dengan bau kuningan, asap kayu, dan keringat para pelayan yang gugup. Dekorasi pernikahan, berupa karangan bunga laurel dan spanduk sederhana, menunjukkan betapa politik pernikahan ini lebih penting daripada perayaan cinta.​Menyamar dan Mengintai​Ariel dan Elias mengenakan jubah abu-abu polos, menyamar sebagai sarjana keliling yang datang untuk menyaksikan upacara. Ariel, dengan pengetahuannya yang mendalam tentang sejarah Istana, memimpin.​"Kita harus menemukan Cassian dan Chronal Inductor itu," bisik Ariel, matanya menyapu kerumunan. "Kita harus berada di sana saat Cassian menyerang, tetapi kita juga harus memahami mengapa Theron I setuju