“Karena kamu memang harus pulang,” sahut Nyonya Lydia datar, sambil mengiris sepotong daging di piringnya, “Ini rumahmu.”Amara menatap ibunya. “Kalau ini rumahku… kenapa baru sekarang kalian membawaku pulang?”Chandra melirik Amara sekilas. Tatapan itu dingin dan datar, nyaris tanpa emosi, tapi di balik dinginnya tersimpan sesuatu yang sulit diuraikan. Lalu ia kembali menunduk, menatap isi piringnya.“Kami sudah lama mencarimu,” jawab Nyonya Lydia dengan senyum yang berhenti tepat di bibir, tak ada satu pun yang mencapai matanya. “Jangan bicara seakan-akan kami yang bersalah, Mara. Semua ini gara-gara Bik Harni. Sudah bagus dia tidak masuk penjara."“Bik Harni tidak bermaksud menculikku. Dia hanya—”“Dan sekarang kamu malah membelanya?” potong Nyonya Lydia lagi.“Ma. Bagaimanapun Bik Harni sudah merawatku dengan baik.”“Merawatmu? Dengan baik?” ulang Nyonya Lydia pelan, tajam. “Lihat dirimu, Amara. Berkacalah. Kalau kau memang terawat dengan baik, seharusnya kau sudah jadi seseorang
最終更新日 : 2025-11-19 続きを読む