Chacha mengangguk, “Ok, satu lagi. Kita … nggak tidur sekamar, kan?” Pertanyaan Chacha yang terdengar gamang itu, ia lontarkan dengan memiringkan badannya sedikit. Harap-harap cemas, takut jawabannya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam kepalanya.“Nggak. Saya tidur di bawah, saya juga belum terbiasa dengan orang asing.” Jawaban yang sederhana, singkat dan … menohok.Chacha diam sejenak, tidak tahu harus menjawab apa. Bukan perkara kamar yang terpisah tapi kata ‘orang asing’ nya. Padahal pria itu yang memintanya untuk menikah, seolah Chacha yang memaksanya.“Kemarin umma yang beresin kamar atas jadi barang-barang saya masih di sana. Mungkin besok baru saya pindah,” lanjut Birru.“Oh, iyaa. Nggak masalah, ya udah kalau gitu, aku naik dulu,” pamit Chacha buru-buru.“Sebentar,” sela Birru cepat. “Saya mau bilang kalau, saya suami kamu. Mulai sekarang biasakan jangan panggil saya ustaz terus.”“Terus, panggil apa?” Chacha balik menanyainya.Birru melirik sekilas, “Terserah,”“Mm, mas
Terakhir Diperbarui : 2025-12-16 Baca selengkapnya