Alih-alih menekan tombol jeda, dia justru menekan tombol lain pada remotku. Sebuah pola getaran baru yang jauh lebih gila.Mana mungkin aku sanggup menahannya? Tubuhku seketika menggeliat karena rangsangan yang hebat. Namun, dia justru mengimpitku lebih erat, bahkan tidak membiarkanku bergerak sedikit pun.Secara otomatis, aku ingin mendesah dengan keras. Namun, karena takut ketahuan orang lain, aku hanya bisa mengatupkan bibir rapat-rapat. Dia menunduk, mendekatkan wajahnya ke telingaku. Lalu dengan napas yang panas, dia membisikkan kata, "Kalau nggak mau ketahuan, buka kakimu ...."Suara rendahnya seolah menyihirku. Aku gemetar karena gairah, dan perlahan-lahan mulai membuka kedua kaki jenjangku yang mulus."Benar-benar nggak bisa ... ini mau jatuh keluar.""Kumohon, jangan diteruskan. Hentikan sekarang ...."Aku terkulai lemas di dadanya yang bidang, memohon dengan suara rendah. Namun, karena tubuhku yang gemetar hebat, permohonan itu justru terdengar seperti godaan yang manja.Saa
Read more