"Kamu, kamu salah," gumamnya, suaranya gemetar, tangannya mencengkeram kaos Sagara.Sagara tidak perlu undangan kedua. Lidahnya menyusup masuk, menyapu milik Aruna dengan tekanan yang mendesak, menuntut penyerahan. Aruna membalas dengan gigitan kecil di bibir bawahnya, membuat Sagara mendesis pelan."Nghh Aruna."Tangan Aruna naik, jari-jarinya menyusup ke rambut basah Sagara, menariknya lebih dalam, seolah ingin menyatukan mereka hingga tak ada ruang untuk bernapas. "Kamu bajingan," desahnya di sela-sela ciuman, suaranya pecah oleh napas yang tersengal.Dengan tangan gemetar karena campuran amarah dan gairah, ia menarik kaos Sagara ke atas, jatuh ke bawah dan memperlihatkan dada berotot Sagara yang masih lembab dari mandi tadi."Kenapa... harus kamu," gumamnya, suaranya serak, tapi tangannya tidak berhenti.Sagara menggeram lagi dengan suara rendah dan seharusnya itu adalah isyarat berbahaya untuk Aruna, "Aruna, kalau kamu seperti ini, saya tidak akan bisa berhenti.”Mereka saling me
Last Updated : 2025-12-23 Read more