Sketsa

Sketsa

Oleh:  Cheruu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
23 Peringkat
15Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Cerita klasik seorang Kanaya yang mengagumi laki-laki penghuni mimpinya. Setiap di waktu luang ia melukiskan wajah laki-laki dalam mimpinya ke dalam kanvas. Ia berharap laki-laki itu akan menemuinya suatu hari, seperti yang ia impikan. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika laki-laki yang selalu ia impikan ternyata perpaduan wajah dua orang yang berbeda di dunia nyata?! Mungkin ini termasuk cerita yang absurd, tapi Kanaya, gadis itu benar-benar mengalaminya.

Lihat lebih banyak
Sketsa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
I'm okay
Keren!! Lanjut terus kak!
2021-09-27 19:44:58
1
user avatar
Cadburry♥
lanjuuutt Fighting kak!
2021-09-25 14:55:34
1
user avatar
Ryuzy_hdr
good luck kak
2021-09-23 15:46:09
1
user avatar
Andi Sasa
Amazing.. good luck ya brother
2021-09-21 07:24:48
1
user avatar
Nicholas Underwood
Ide cerita yang menarik Kak.
2021-09-20 11:21:44
1
user avatar
Senja99
Semangat lanjutkan kak ditunggu next cerita nya
2021-09-20 08:37:39
1
user avatar
Evhae Naffae
Keren, lanjuut dan semangattt ya .........
2021-09-20 08:21:06
1
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:46:36
1
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 22:00:14
1
user avatar
Anisya Dhanoewinoto
asik banget kak ceritanya
2021-09-11 17:17:13
1
user avatar
Ra_ca
lanjutkan thor
2021-09-10 23:22:08
1
user avatar
Putkerr
Semangat ya up nya!
2021-09-10 22:06:42
1
user avatar
Sasakiya
Semangat, kak ^^ Ceritanya seru dan bikin penasaran ...
2021-09-10 21:37:54
1
user avatar
Anggrek Bulan
Semangat kk
2021-09-10 21:00:58
1
user avatar
Mia Ariani
Ceritanya menarik tidak sabar menunggu kelanjutannya
2021-09-10 12:00:36
1
  • 1
  • 2
15 Bab
1
“Apa?!” Satu rentetan kata yang berasal dari Tian di ujung sana membuat Naya menghempaskan tubuhnya lemas di kursi kerjanya. Ia tahu kakak laki-lakinya itu suka bercanda, tapi di dengar dari sudut manapun, kali ini Tian benar-benar serius. Gadis itu sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, padahal akhir-akhir ini orang tua nya tidak membicarakan sesuatu yang serius seperti 'menikah' atau 'pertunangan'. Tapi, mengapa sekarang ada kabar mengejutkan seperti ini, bukan dari orangtuanya melainkan malah dari Tian. Tanpa menghubungi Naya? Apa Tian benar-benar bercanda? “Dengar, kak. Kalau kau bercanda kali ini juga, maka aku akan berhenti mengerjakan proyek yang kau tawarkan padaku sekarang,” ujar Naya berharap kalau kakaknya sedang bercanda sekarang. Namun yang didengar gadis itu malah helaan napas kasar nan frustasi sebagai jawaban. Naya semakin meremas benda pipih yang masih setia menempel di telinganya. “Heh, untuk apa aku bercanda dengan bahan candaan seperti i
Baca selengkapnya
2
Mata Naya mengerjap saat merasakan mobil yang ia tumpangi berhenti. Cahaya yang tiba-tiba memasuki matanya membuatnya tidak nyaman dan menyipitkan mata. Ia mengamati kesekeliling mobil, dan tidak mendapati siapapun disana. Terakhir kali ia mengingat Yera dan Tian yang sedang bercanda sembari ikut menyanyikan lagu lawas dari radio.Apa mereka sudah sampai?“Oh, sudah bangun? Aku baru saja mau membangunkanmu untuk memakan ini,” Tiba-tiba Yera membuka pintu mobil dan membawa satu mie cup yang kelihatannya sangat enak untuk dinikmati di cuaca yang dingin. Naya membalas tawaran Yera dengan senyuman, lalu bangkit dari duduknya.Cahaya lampu putih yang begitu terang  langsung menyapanya begitu ia keluar. Ternyata yang membuat matanya tidak nyaman adalah lampu-lampu pom bensin yang terangnya memang bisa membuat mata orang bangun tidur tidak nyaman.“Sini, Nay. Mau teh hangat  apa susu coklat?” Kedatangan Naya di samb
Baca selengkapnya
3
Kelopak mata Naya yang terpejam mulai bergetar. Iris hazelnya terlihat sedikit demi sedikit saat ia berusaha membuka matanya yang berat. Tapi, mengapa yang ia lihat pertama kali adalah warna hitam?'Miaw?'“WAAAAA!”Dengan segera ia mendudukkan tubuhnya dan memejamkan matanya erat kembali, gumpalan bulu hitam tadi sudah lari entah kemana karena terkejut juga dengan teriakan Naya. “Oh? Kau sudah sadar?” Seorang pria dengan sorot mata yang tajam muncul dengan dua gelas minuman di tangannya. Rambutnya yang senada dengan iris kelamnya entah mengapa membuat pria itu terlihat memiliki aura gelap.“Wah, aku tidak menyangka kalau pemilik rumah ini akan kembali kesini. Padahal aku ingin menjadi penghuni tetap disini bersama muffin,” pria itu duduk dengan santainya di sofa yang terletak bersebrangan dengan posisi tidur Naya tadi, sembari sesekali menyesap minumannya. Sementara itu, Naya masih memandanginya
Baca selengkapnya
4
“Tidak mau.”Gavin merebahkan dirinya di atas sofa yang baru saja ia duduki untuk menemui tamunya. Ia akan duduk dengan sopan jika tamu yang berkunjung adalah warga desa yang lebih tua darinya, tapi tidak jika di depannya gadis yang meminta untuk di antar tiba-tiba pada jam menjelang malam begini.“Tapi, aku punya jas mu. Kau tidak mau jas berhargamu kembali?” ancam Naya yang masih tidak mau menyerah untuk membujuk laki-laki menyebalkan di hadapannya. Gavin langsung saja terduduk dengan ekspresi wajah kaget.“Oh benarkah?!”Tapi, sedetik kemudian wajahnya kembali menunjukkan kedataran seperti biasa. “Aku tidak peduli, toh aku bisa membuatnya lagi. Kehilangan satu jas tidak akan membuatku mati,” ujarnya, lalu kembali merebahkan tubuhnya. “Oh, tentu saja kau akan mati jika jas itu tidak kembali,” suara Daisy terdengar mengancam dari arah dapur. “Kenapa? Bukannya kau malah terbant
Baca selengkapnya
5
Sudah lima hari lamanya Gavin menempati halaman rumah dengan pemilik yang masih misterius. Kenyataan bahwa Naya juga tidak tahu siapa pemilik rumahnya membuat rumah itu kembali menjadi rumah tak bertuan. Hari-hari Gavin berjalan seperti biasa. Pergi ke klinik, berdebat dengan Zoe yang keras kepala, lalu pulang bersama Naya. Akhir-akhir ini mereka sering pas-pasan di jalan karena jam pulang yang sama. Sampai ibu-ibu yang melihat menggosipkan ada ‘sesuatu’ diantara mereka.Memang ada sih. Ibu-ibu itu saja yang belum mengetahuinya.Hari-hari Naya juga berjalan seperti biasa. Gadis itu mulai terbiasa dengan keadaan kandang ayam dan tentunya Hunter. Ayam itu seperti memiliki dendam tersendiri pada Naya, padahal ia tidak melakukan apapun.Hari ini hari Minggu. Bisa di bilang hari santai Gavin sebagai dokter di desa ini. Tetapi bukan berarti ia akan menghiraukan pasien. Ia akan datang  ke rumah penduduk jika ada informasi mengenai keluhan
Baca selengkapnya
6
Tepat lima hari yang lalu, saat Naya berusaha menghubungi Tian tapi tidak bisa ternyata ada alasannya. Laki-laki itu memang tengah sibuk mengerjakan sesuatu, entah itu masalah bisnis properti miliknya atau berusaha menghindari pertanyaan dari ibunya tentang Naya.Bahkan Tian sekarang harus mengganti ponselnya dan mematikan ponsel yang biasa ia pakai. Ia sudah memulai rencana hindar-menghindar dari orang tuanya setelah kembali dari mengantar Naya.Bagaimana dengan kliennya?Ia tak perlu khawatir karena semua kliennya ia beri nomor yang langsung terhubung dengan perusahaan. Ia tetap bisa update mengenai klien yang tak bisa di bilang sedikit itu.Lima hari yang lalu juga, ketika ia ingin pergi untuk mengunjungi Naya di desa, sebuah kejutan menyapanya.Ia bertemu Kian.Sebenarnya bukan itu kejutannya, karena mereka memang sudah mengenal satu sama lain. Kejutan yang sesungguhnya adalah apa yang di katakan oleh Kian."Kak Tian!"
Baca selengkapnya
7
"Siapa laki-laki itu?"Tanya Gavin saat melihat tangan Naya sibuk menggambar wajah seorang laki-laki. Saat ini mereka sedang bersantai menghabiskan sore hari di teras kayu yang berada tepat di dekat tenda Gavin.Mereka berdua memutuskan pulang dari kota saat Naya kembali merasa kecewa pada sang kakak yang sampai sekarang ini tidak bisa di hubungi. Menyebalkan.Omong-omong mengenai negosiasi kamar kosong untuk Gavin sudah di pertimbangkan oleh gadis itu. Mereka sepakat akan membersihkan kamarnya besok. Untuk sementara malam ini Gavin masih tidur di tendanya.Naya tersenyum melihat sketsa yang ia buat. "Namanya Gerald.""Siapa Gerald? Kenapa rambut dan wajahnya mirip denganku?" Gavin meraih buku sketsa Naya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sembari mengamati lekuk wajah Gerald."Hei, kembalikan!!"Laki-laki itu semakin mengulurkan tangannya ke atas untuk mencegah Naya merebut kembali buku sketsanya. Di lihat dari manapun sketsa ini mema
Baca selengkapnya
8
Aroma lantai kayu yang khas menyeruak masuk kedalam indra penciuman. Angin dingin menerpa wajah pucat seorang gadis kecil yang tengah melihat seseorang melukis. Laki-laki paruh baya di hadapannya memperlihatkan gestur yang tenang dari belakang. Ia sedang mengamati dua kupu-kupu yang sedang menari indah di hadapannya. Kelihatannya ia tak banyak menunjukan pergerakan karena tidak ingin mengusir kedua kupu-kupu yang sedang menjadi objek seninya itu.Mata Naya menyipit, memperhatikan sosok itu.Siapa dia?Maniknya mencoba mengedar ke kanan dan ke kiri. Ini jelas rumah yang ia tempati, tapi mengapa rasanya tidak asing seperti perasaannya selama ini tinggal di sini. Lantai kayu di rumah ini begitu dingin.Kenapa ia bisa tertidur di sini? Terakhir kali ia ingat berada di dalam kamarnya. Naya melihat ke bawah dan mendapati dirinya memakai gaun putih bercorak bunga matahari, tangan dan kakinya juga menjadi lebih pendek dan k
Baca selengkapnya
9
Gavin mempersilahkan Naya masuk ke kamarnya. Gadis itu ingin melihat lukisan yang ia tanyakan tadi. Maniknya melihat ke arah dinding yang ada di dekat tempat tidur Gavin.Bukan kupu-kupu."Apa lukisannya memang yang ini?" Tanya Naya memastikan, sembari menunjuk lukisan bunga mawar yang sangat indah di hadapannya."Ya, memangnya ada lukisan lain di kamar ini?" Ketus Gavin seolah ia ingin Naya segera pergi dari kamarnya. Laki-laki itu sangat mengantuk sekarang. Belum lagi, jika nanti ada panggilan darurat tengah malam. Semoga saja tidak."Kau yakin di balik kain putih itu tidak ada lukisan yang lain? Seperti lukisan kupu-kupu?" Selidik Naya."Tidak ada, tidak ada sayangku. Kau puas sekarang? Biarkan aku tidur astaga," kesal Gavin."Gavin! Aku sudah bilang jangan memanggilku seperti itu. Kau akan benar-benar kehilangan fasilitasmu jika mengulanginnya,""Iya-iya, sudah sana pergi. Aku mau istirahat!"Blam!Gavin bur
Baca selengkapnya
10
Naya membuka matanya perlahan. Suara bising dari luar membuat gadis itu terbangun dengan paksa dari tidurnya. Kali ini Gerlad tidak hadir dalam dunia mimpinya. Ada rasa sakit terlintas di hati ketika ia terbangun. Gadis itu segera menggelengkan kepalanya, lalu mengaktifkan ponselnya yang ia letakkan di lantai.Pukul enam lebih tiga puluh menit. Siapa yang tengah membuat kebisingan sepagi ini?Gavin tidak mungkin membuat kebisingan sendiri bersama Muffin. Kedua makhluk itu tak pernah berisik di rumah, apalagi di waktu seperti ini.Suara bising itu jika di dengarkan lebih baik mirip seperti suara Zoe yang sedang mengeluh."Ayolaaah. Antar aku sekali ini saja. Sepeda tuaku itu benar-benar sudah tidak bisa di andalkan," Ah, benar.Pemandangan pertama yang Naya lihat adalah Zoe yang sedang menghentakkan kakinya kesal dan Gavin yang menyeruput kopinya dengan tenang sembari duduk di sofa ruang tamu. Gavin seperti tak ingin menanggapi Zoe yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status