Another Love

Another Love

By:  Dheasy  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ketika cinta ditolak, dukun pun bertindak. Cinta tak berbalas tentu menyakitkan, bila ternyata cinta itu adalah dari masa lalu. Bagaimanakah perjuangan seorang Ganang untuk merebut hati Arumi? Lika-liku kisah mereka yang menggetarkan hati.

View More
Another Love Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
12 Chapters
Prolog
Ganang berjalan melalui jalan setapak di sekitar pinggiran sungai. Jalannya cukup terjal, membuat kaki harus ekstra hati-hati memillih jalan agar tidak terpeleset, beresiko masuk ke dalam sungai dengan air berwarna kehitaman itu.Rerumputan basah setinggi betis orang dewasa dilewati Ganang dengan hati-hati. Takut kalau saja terdapat ular atau pun binatang berbisa lainnya yang akan menggigitnya.Baru kali ini Ganang melewati jalanan ini. Bahkan ia tidak pernah tahu bahwa di daerah ini terdapat sungai berwarna kehitaman dengan jalanan yang terjal bebatuan.Sebenarnya Ganang ragu untuk menuruti ucapan Aryo, sahabatnya. Namun, hasrat hatinya sungguh tak mampu menunggu lebih lama. Ingin sekali dia mendekati Arumi dengan cara yang baik, melakukan pendekatan pada umumnya. Mengajaknya nonton bioskop bersama, makan malam bersama, atau hanya sekedar menikmati suasana sore di pinggir pantai.Sikap Arumi yang apatis bahkan anti pati sungguh membuatnya tak sanggup men
Read more
Mbah Sukoh
Lelaki tua itu meletakkan sandal jepitnya di bawah dipan, kemudian mengangkat kedua kakinya di atas dipan. Dengan duduk bersila tepat menghadap ke meja berkaki rendah.“Ayo, silahkan naik dan duduk di depanku,” ucap Mbah Sukoh sambil menatap wajah Ganang.Perlahan, Ganang mengangkat kedua kakinya kemudian melipatnya, duduk dalam posisi bersila di hadapan Mbah Sukoh yang di batasi oleh meja.Mereka terdiam cukup lama. Ganang menjadi salah tingkah, tidak tahu harus mulai dari mana untuk menyampaikan niat dan tujuannya datang menemui Mbah Sukoh.“Onok opo, toh, cah ngganteng?” (ada apa, anak ganteng?) tanya Mbah Sukoh dengan senyum lebar di bibirnya. Kumis tipis berwarna abu-abu tumbuh di atas bibirnya.“Anu, Mbah … itu … saya ….” Ganang kesulitan mengungkapkan maksud dan tujuan kehadirannya menemui Mbah Sukoh. Bingung mau memulainyan dari mana.“Ojok gugup, ngomonge sing alon-alon,
Read more
Keinginan Yang Kuat
“Saya yakin dengan keputusan saya ini, Mbah. Kalau saya tidak yakin, saya tidak mungkin akan hadir di sini, menemui Mbah. Apalagi, untuk menuju ke sini rutenya lumayan berat. Saya harus berjalan sekitar empat puluh lima menit.”Ganang memperhatikan Mbah Sukoh yang tatapan matanya masih menerawang jauh.“Kamu tahu, mengapa jalan untuk menuju kemari membutuhkan waktu yang lama?” Mbah Sukoh tiba-tiba balik bertanya, yang membuat Ganang tidak memahami mengapa hal itu terjadi.Mbah Sukoh mengalihkan  pandangannya, kini menatap tajam pada Ganang. Tatapan yang menyiratkan agar Ganang memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang diajukannya.Ganang menggelengkan kepalanya, “Saya tidak tahu, Mbah. Saya kira memang jaraknya jauh dari pinggir jalan tempat saya memarkirkan kendaraan saya.”Mbah Sukoh menganggukkan kepalanya lagi, kemudian menghisap cerutunya, kali ini lebih lama, dari pada sebelumnya.&ldq
Read more
Ganang Respati
Pagi ini lumayan cerah, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang tidak menentu cuacanya. Meskipun cuaca panas, tapi hawa dingin menyerang kulit hingga menusuk ke dalam sumsum tulang. Pertengahan tahun begini cuaca menjadi super dingin, yang kerap kali membuat Ganang senewen.Bagaimana tidak senewen, kalau hampir setiap pagi hari harus merasakan perut mulas karena ingin buang air. Dan tidak main-main, hal ini selalu ia rasakan setiap pertengahan tahun mulai dari pertama kalinya menjejakkan kaki di pulau Jawa, tepatnya kota Malang.Di tempat asalnya, di pulau Sumatera, iklim dan hawanya sungguh teramat menyiksa. Hawanya sangatlah panas hingga mampu membakar kulit. Belum lagi, harus sering berganti pakaian setiap saat karena keringat yang selalu membanjiri tubuh.Sudah hampir dua puluh tahun lamanya Ganang memilih untuk tinggal dan menetap di kota Malang. Lulus SMA, ia mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di sini. Perjuangan yang tidak mudah untuk mampu bertahan h
Read more
Sekretaris Pemihat Hati
Untunglah, isi perut akhirnya bisa keluar juga. Hilang sudah rasa mules yang menyiksa. Ganang baru saja menutup pintu toilet yang berada di sudut ruangannya. Ketika disadarinya bahwa Sherly tak lagi berada di dalam ruangannya. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Sesekali digelengkannya kepala mengingat tingkah Sherly yang terkadang sangat berani dan menggoda itu.Ganang kembali menduduki kursi putarnya, memeriksa dokumen dalam map berwarna hitam yang dibawa oleh Sherly barusan. Profile perusahaan yang mengajukan kerja sama kali ini tampak berbeda  dari yang sebelumnya. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan nama merk perusahaannya dengan nama-nama yang mendunia.‘Tamarin Gas’ nama perusahaan itu, mengingatkan Ganang akan sebuah buah yang berbuah asam, yakni asam Jawa. Bukankah Tamarin adalah nama latin untuk asam Jawa.Penasaran, Ganang membuka profil perusahaan. Benar saja, perusahaan itu baru berdiri dan baru akan melebarkan sayapnya. Untu
Read more
Dunia Gemerlap
Suara music terdengar bergemuruh di dalam sebuah gedung yang berada di pinggir jalan utama kota. Bisa dibayangkan bagaimana suasana di dalamnya ketika menginjakkan kaki memasuki gedung itu.Ganang memarkirkan kendaraannya di sebuah lahan parkir yang sudah hampir penuh. Untung saja ada seorang juru parkir yang membantunya menemukan lahan parkir. Kalau tidak ketemu, alamat dia harus memarkirkan kendaraannya di luar area diskotek.Ketika baru saja turun dari kendaraan, bayangan Aryo, sahabat dan juga rekan kerjanya muncul dari balik mobil berwarna merah menyala miliknya. Rambutnya yang disemir berwarna coklat berkilau tertimpa cahaya lampu yang berada tepat di samping mobilnya.Aryo melambaikan tangannya, mengetahui keberadaanku yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Segera kuhampiri Aryo, yang ternyata tidak datang sendiri.Di sampingnya ada seorang gadis cantik bertubuh mungil dengan pakaian minim, memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya. Dengan atasan bert
Read more
Ladies First
Sherly menghisap rokok kemudian menghembuskan asapnya yang mengepul dari bibirnya yang sensual.  Ganang mengerutkan kening, melihat Sherly yang merokok di hadapannya.“Maaf, saya lagi pengen merokok,” ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ganang sambil menggerakkan kepalanya mengikuti irama music.Tak lama kemudian, Sari muncul sambil membawa baki berisi minuman yang tadi Ganang pesan. Sari menyadari kehadiran Sherly, bukan gadis yang tadinya datang bersamaan dengan Ganang dan Aryo.“Tumben, Abang bawa teman wanita,” ucap Sari sambil mengamati Sherly yang asyik menghisap rokoknya.Sherly yang mendengar ucapan Sari menatapnya dengan pandangan tidak suka. Tidak sepantasnya seorang pelayan memberikan komentar terhadap pengunjungnya.“Oh, dia teman satu kantor sama saya. Kebetulan Sherly datang menyusul,” ungkap Ganang ramah. “Kamu mau minum apa, Sherly?“Yang kadar alkoholnya rendah aja,”
Read more
Gadis Itu
Ganang akhirnya mampu melapaskan diri dari Sherly, kemudian segera mengejar sosok gadis yang baru saja di temuinya. Ganang setengah berlari menuju arah pintu keluar, mencari tahu apakah para penjaga  pintu mengetahui keberadaan gadis itu. Sayang sekali, gadis itu tidak dapat ditemukannya.Kali ini Ganang berjalan menuju toilet wanita, memeriksa kalau saja gadis itu dapat ditemuikannya di sana. Lagi-lagi, nihil. Setelah mengitari dan mengamati sekeliling ruangan untuk beberapa kali, akhirnya Ganang menyerah. Gadis itu tidak ada di mana pun.Ganang mendekati Bartender yang dikenalinya. “Ramon, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Ganang pada Ramon, si Bartender.“Hei, Bang Ganang! Kirain siapa. Mau tanya apa, nih?” tanya Ramon penasaran pada pelanggannya itu.“Apakah kamu melihat seorang gadis cantik bermata coklat berada di sini? Dia baru saja membawa minuman dari sini,” jelas Ganang, cepat.
Read more
Dia Baik-baik Saja
Ganang terbangun di pagi hari ketika jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia baru saja akan bangkit dari pembaringannya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya, dari pada harus menanggung rasa sakit.Sambil menekan bagian puncak kepalanya yang pusing, Ganang mencoba mengingat kejadian apa yang dialaminya semalam. Kejadian yang membuat kepala dan tubuhnya seolah sakit semua.Beberapa gelas  minuman keras yang di tenggaknya, tawaran dari Ramon, si Bartender teman kenalannya yang menawarkan varian minuman hasil racikan terbarunya. Dan memang benar, minuman hasil racikannya luar biasa pas di lidah, juga mengakibatkan rasa pusing hingga kini.Sekelebat bayangan gadis cantik berambut hitam tergerai sebatas pinggul dengan mata bundar berwarna coklat melintas. Ganang baru mengigat kejadian semalam, ketika gadis cantik itu menabrak tubuhnya dan menumpai segelas minuman pada pakaiannya. Noda yang diakibatkan m
Read more
Nama Yang Tidak Asing
Ganang menikmati sarapan paginya, sepiring nasi goreng dan secangkir kopi hitam pesanannya. Suasana kantin pada padi hari memang tampak lengang, membuat suasana menjadi lebih santai untuk menikmati hidangan.Karyawan diberikan batas waktu istirahat hingga pukul tujuh tiga puluh pagi. Mereka tidak diperkenankan untuk duduk-duduk apalagi nongkrong sambil bergosip berlama-lama di kantin. Mengingat pekerjaan yang harus menjadi dead line tidak sedikit.Semua karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan dead line. Ganang sebagai seorang atasan di bidang Analis memiliki kebebasan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pekerjaan di bidangnya memang tidak menuntut waktu yang lama dan rutin setiap hari, tapi membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengerjakannya.Untuk itu, Ganang memberikan kesempatan pada tim nya untuk bekerja lebih santai, tapi teratur dan professional. Karena Ganang menginginkan hasil kerja yang sempurna.Seorang off
Read more
DMCA.com Protection Status