Datang Untuk Mereka

Datang Untuk Mereka

Oleh:  Azled  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
38 Peringkat
25Bab
6.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Zenia Mecca adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang terpaksa melahirkan dua anak kembar. Namun, dia tidak dapat merasakan rasanya menjadi seorang ibu ketika anak-anaknya menghilang entah kemana. Suatu hari, dia menemukan fakta bahwa kedua anaknya berada di sebuah kerajaan kuno seribu tahun yang lalu untuk dijadikan tumbal kekuatan besar. Zenia yang berasal dari dunia moderen memutuskan untuk melintasi waktu dan datang di tahun 1350 untuk merebut kembali miliknya.

Lihat lebih banyak
Datang Untuk Mereka Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:41:24
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
cepat sambungannya ...next..next
2021-10-08 06:27:36
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
bila nk sambung ni...
2021-09-16 20:48:02
0
user avatar
Syah Humaira Aisyah
semangat ye..cepat sambungannya
2021-09-10 20:13:33
0
user avatar
SausalinaIsaurina
wiihh... melintasi dimensi lain dengan sengaja... keren kak... semangat up...
2021-09-06 06:32:32
0
user avatar
Azled
ayo, jangan malas nulis...
2021-08-30 19:47:28
1
user avatar
Seani 123
Keren.. Ditunggu kelanjutannya kak.
2021-08-28 15:27:59
1
user avatar
Rama Sipit
Lanjutkan Thor^^
2021-08-28 14:01:58
1
user avatar
Cathalea
waah, chinese fantasy, aku sukaaa. semangat up ya thor
2021-08-26 16:17:48
1
user avatar
Alinaa
Cara menggambarkan tokohnya bagus banget. Suka pokoknya
2021-08-26 16:06:10
1
user avatar
Angeleyes
Novel fantacy history yang bagus Kak... semoga mendapat pembaca setia... sukses ya Kakak Yasmine
2021-08-26 15:24:12
1
user avatar
athena_vivian
next part, chinese fantasy is always good to read
2021-08-26 15:04:47
1
user avatar
Zemira Fortunatus
lanjut Thor semangat up
2021-08-24 10:09:01
1
user avatar
M.Y. Daechwita
Tokohnya digambarkan dengan baik, tatanan bahasanya juga rapi. Plus ceritanya keren & juga menarik. Rekomended pokoknya! Di next yah thor! Semangat!
2021-08-17 21:16:11
1
user avatar
Senja Kelabu
keren ceritanya kak, di tunggu kelanjutannya yaa
2021-08-17 12:39:46
1
  • 1
  • 2
  • 3
25 Bab
Bab 1 Awal
"Aaaahh!"Teriakan keras seorang wanita membuat seluruh istana diselimuti kegugupan serta panik luar biasa.Satu jam berlalu semenjak kontraksi Ratu Elena. Namun, buah hatinya belum juga menghadap dunia. Rambutnya dipenuhi keringat akibat kesakitan yang luar biasa. Ratu Elena meremas seprei di kedua tangannya, juga dengan sebuah kain tebal yang digigitnya sebagai pelampiasan dari rasa sakit yang amat luar biasa. Hembusan-hembusan nafas ia keluarkan dengan kasar, lalu menghirup udara lagi dengan pelan, begitu seterusnya selama satu jam. Tiba-tiba di tengah kegentingan para tabib pintu besar terbuka. Seorang pria gagah memasuki kamar persalinan bersama seorang nenek tua yang bungkuk. Para tabib sontak berdiri lalu menunduk untuk memberi salam."Ratuku ...." Sang Raja menghampiri Ratu Elena yang melemah. Membelai surai hitam yang basah dengan keringat. Kesedihan nampak begitu jelas di matanya. "Rajaku Theodor ... ini sangat menyakitkan," l
Baca selengkapnya
Bab 2 Manusia Murni
 Kerajaan Axton, 1349.Kerajaan Axton tengah di rundung duka yang mendalam. Kepergian Ratu Elena membuat Raja Theodor dan seluruh rakyatnya merasa kehilangan sosok Ratu yang mengayomi dan selalu berbaur dengan rakyat biasa. Kremasi dilakukan dengan cara membakar jasad sang Ratu di atas tumpukan kayu. Selama proses pemakaman, Zein yang masih berumur sehari terus menangis tak ada hentinya. Bayi malang itu seakan tak rela jika ibunya pergi."Ayah ...." Seorang gadis kecil menghampiri Raja Theodor. "Kenapa aku harus kehilangan ibu?"Raja Theodor memeluk sayang anak sulungnya yang masih berumur 5 tahun itu."Tidak apa-apa. Ibu memberimu adik yang lucu sebagai gantinya," kata Raja Theodor. Emilia, putri raja yang berperawakan elegan itu berlari meninggalkan ayahnya menuju adik laki-lakinya yang tengah berada dalam gendongan pengasuh. Dia menatap tajam Zein. Tatapan ketidaksukaan terlihat jelas di wajah mungil tu."A
Baca selengkapnya
Bab 3 Takdirmu
Universitas Academy Of Music"Hai, Zenia."Gadis berhoodie ungu itu berbalik. "Hai!" "Kau baru ke kampus lagi setelah satu Minggu, Zenia," ucap satu di antara 3 gadis  berpakaian minim.Zenia tersenyum. "Ya ... aku cukup lelah, jadi aku memutuskan untuk istirahat sejenak," ujarnya."Kegiatan apa yang kau isi selama istirahat?" tanya Cherly, si gadis dengan lipstik merah merona."Membaca beberapa buku di perpustakaan rumahku," kata Zenia."Itu saja?" Dylan menyinis, si gadis paling cantik di antara Cherly dan Vina. Itu menurut Zenia."Juga beberapa novel ... memangnya kenapa?""Wah ... kau sempurna, tapi seleramu sangat jelek," desis Vina, si gadis dengan belahan dada yang terbuka "Haha ... yah, itu memang jelek, seperti wajah kalian," ketus Zenia. Tidak peduli bagaimana raut kesal ketiga gadis itu, dia berlalu begitu saja. Terkadang, orang-orang seperti mereka harus dibalas. Zenia tidak meny
Baca selengkapnya
Bab 4 Bayi
"Zenia Mecca!""Zenia Mecca!""Zenia! Kami mencintaimu!"Sorak-sorakan para Zeirs, sebutan untuk penggemar Zenia, memenuhi seluruh studio ketika pembawa acara mengungumkan jika gadis cantik itu mendapat penghargaan Billboard Chart.Malam ini adalah momen membanggakan yang tidak akan pernah hengkang dari ingatannya. Begitu banyak kesulitan dilewati gadis berusia 18 tahun itu. Wajah cantik bak dewi merupakan salah satu alasan dirinya banyak mendapat kebencian. Mereka berpendapat kalau Zenia hanya mengandalkan parasnya, perihal bakat, dia tidak punya sama sekali.'Paras Menutupi Segalanya'Itulah judul artikel mengenai Zenia ketika awal-awal debut. Stress? Sudah pasti, tapi dia berhasil bertahan dan terus berjalan."Selamat, ya. Aku juga adalah penggemarmu," kata salah satu pembawa acara.Zenia tersenyum. Dia kembali mengenang masa-masa sulitnya. Jika sekarang penggemarnya hampir ada diseluruh dunia, maka dulu berbeda. Dahulu, pen
Baca selengkapnya
Bab 5 Aku Di Sini
 3 bulan kemudian."Zenia, masuklah. Kenapa kau di luar? Dokter sudah menunggu."Zenia menepis kasar tangan Yoshi. "Tidak! Aku berubah pikiran. Aku mau pergi!""Ini akan membuat hidupmu kembali normal. Kau relakan itu demi karirmu. Semua akan baik-baik saja, Zenia.""Kau salah. Setelah menggugurkan anak ini aku akan lebih menderita. Aku akan hidup sebagai pembunuh nyawa yang tidak berdosa!"Zenia meninggalkan Yoshi yang tampak syok. Dia tidak peduli dengan karirnya. Dalam hati Zenia mengutuk dirinya karena sebelumnya mau saja dibawa Yoshi ke rumah sakit untuk menggugurkan janinnya.Tiga bulan lalu adalah awal dari kehancuran hidupnya. Entah bagaimana dan siapa yang memberitahu media tentang kehamilannya. Semuanya menjadi berantakan saat itu. Perut Zenia kian membesar. Usia kehamilannya sudah memasuki tujuh bulan. Seiring dengan itu namanya semakin hangat diperbincangkan di berbagai stasiun televisi maupun medi
Baca selengkapnya
Bab 6 Persalinan
"Perayaan esok sore?" tanya Zenia. Dia dan nenek Shim berjalan menuju apartemen. Mereka baru saja berkeliling pantai."Bergabunglah bersama kami besok. Aku hampir tidak pernah melihat seorang pun datang mengunjungimu. Jadi aku berfikir kau mungkin kesepian."Zenia miris. Memang benar bahwa dia tidak pernah kedatangan seseorang. Orang tua maupun teman-temanya tidak pernah sekalipun menanyakan kabarnya. Itu membuat hatinya sakit, tapi juga bersyukur."Kehamilanmu sudah memasuki sembilan bulan, bukan?"Zeni mengangguk."Datanglah besok dan bergabunglah bersama kami para lansia. Aku jamin kau akan banyak tertawa." Nenek Shim tertawa kecil."Tertawa bisa membuat perasaanmu bagus dan itu sangat baik untuk anakmu." kata nenek Shim lagi.Zenia menyutujui ajakan nenek Shim. Dia mengelus perutnya yang tertutupi jaket tebal berbulu. Udara sore ini sangat dingin.•••Matahari mulai terbenam dan bulan dengan pelan menu
Baca selengkapnya
Bab 7 Kehilangan
 Seorang wanita berdress hijau ambruk di atas lantai keramik. Dia tidak lagi memiliki tenaga untuk menopang tubuh lemasnya. Berita putri tunggalnya yang mengalami kecelakaan membuatnya terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa, selain mengeluarkan buliran bening."Frank!" teriaknya memanggil suaminya yang berada di dapur."Kenapa kau berteriak-teriak di malam hari, huh?" Frank yang dari dapur dengan membawa dua gelas kopi."Anakku ... anak kita ...." Wanita yang hampir berumur 50 tahun itu tak dapat lagi melanjutkan perkataannya. Dia menangis sesenggukan hingga membuat suaminya kebingungan."Bicaralah yang jelas, Maudi, aku tidak bisa mengerti jika kau terus menangis." Frank mendekati Maudi dan mengelus punggungnya."Aku baru saja menonton sebuah berita yang memberitakan kalau Zenia mengalami kecelakaan tadi siang." Maudi kembali menangis, tapi masih berusaha melanjutkan kalimatnya, "Zenia juga menghilang bersama  ambulans yang seh
Baca selengkapnya
Bab 8 Siapa Yang Menjadi Korban?
 Pria tua yang merupakan seorang dokter baru saja keluar dari ruangan Zenia setelah mengatakan kalau kondisi Zenia sudah sepenuhnya pulih dan sudah dibolehkan pulang.Zenia meletakkan pakaian rumah sakitnya di atas kasur putih yang empuk. Dia akhirnya akan meninggalkan ruangan berbau obat itu setelah empat hari menjalani perawatan."Ayo, sayang." Maudi merangkul pundak Zenia. "Di mana ayah?" "Dia ada di kantor. Rapat mendadak membuatnya tidak bisa menjemputmu.""Benarkah?" Zenia tidak yakin apakah ayahnya benar-benar sibuk dengan rapat atau sibuk dengan selingkuhannya. Zenia menggenggam tangan ibunya lembut, menyandarkan kepalanya di pundak rapuh itu. Zenia dan Maudi memasuki sebuah mobil hitam yang sudah menunggu mereka sejak tadi bersama seorang supir. Mereka berdua duduk berdampingan di kursi belakang. Diperjalanan, Zenia tidak sengaja melihat dirinya di papan reklame gedung besar.
Baca selengkapnya
Bab 9 Bukan Bayi Zenia
Sebuah langkah memasuki gedung Universitas yang terkenal di Amerika, Universitas Of Music namanya.  Hoodie panjang selutut berwarna kuning, ditambah dengan sepatu kets bernilai ribuan dollar sangat pas di tubuh wanita cantik itu.  Decakan-decakan kagum dari para mahasiswa mahasiswi membanjiri suasana pagi itu seakan telah melupakan skandal heboh Zenia beberapa bulan ini. "Dia selalu bisa membuatku tidak bisa berkata apa-apa saat melihat wajahnya." "Cantik seperti dewi." Yah, itulah dua kekaguman di antara banyak pujian yang didengar Zenia.  Awalnya perjalanan Zenia menuju ruang kelasnya baik-baik saja dengan pujian-pujian itu, tapi semuanya mulai memburuk ketika sebuah celaan terdengar, padahal tinggal beberapa langkah lagi di akan memasuki kelasnya. Dylan, Cherly, dan Vina menghampiri Zenia dengan tatapan jijik.&nb
Baca selengkapnya
Bab 10 Yang Aku Inginkan Hanya Anakku.
Gesekan pedang yang saling beradu dari kakak beradik itu menerima banyak desiran kagum dari para prajurit dan beberapa pelayan yang kebetulan lewat.  Teriknya matahari tak melunturkan tekad mereka yang berapi-api. Emilia, si putri mahkota yang arogan dengan lihainya mengayunkan pedang ke arah leher Zein hingga empunya sendiri tak dapat melakukan perlawanan lagi. Zein mengangkat kedua tangan polosnya ke udara, tanda menyerah. "Kau selalu kalah olehku yang hanya seorang wanita? Memalukan sekali." Emilia berdecih lalu menurunkan kembali pedangnya.  "Aku harus kalah, bukan? Aku harus memberimu kekahalanku agar kau tidak malu di depan orang-orang kita." Zein mengambil pedangnya yang sebelumnya terjatuh di atas lapangan berpasir itu.  "Pembohong! Akui saja kekalahanmu. Sedari dulu kau memang selalu kalah olehku. Kau hanya bisa mengeluarkan kekuatan dari kedua tanganmu, t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status