WANITA KEDUA SUAMIKU

WANITA KEDUA SUAMIKU

Oleh:  zainababdullah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
5.1
8 Peringkat
30Bab
18.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah penyesalan seorang suami yang menyesal karena telah mengkhianati istrinya. Satu persatu rahasia besar terbongkar, wanita kedua yang dia harap membawa kebahagiaan nyatanya membawa malapetaka dalam hidupnya

Lihat lebih banyak
WANITA KEDUA SUAMIKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Li Sa
baca ini yuk pemuda yang tidak terduga
2022-02-27 23:10:17
0
default avatar
arunajulian45
pikir tadi ke scrol taunya ceritanya di ulang
2021-10-31 11:49:23
0
user avatar
Mae Munah
kya ngarampok koin.. knp harus double
2021-10-13 13:58:50
0
user avatar
Afsah Abdul Rashid
jalan cerita novel ni besttt tapi...kenapa setiap episod di ulang 2 kali??? saya pening baca novel .........
2021-09-06 00:29:49
0
user avatar
Rita Ernawita
ceritanya menarik, tp ngapain lg diulang malah buat pusing...
2022-08-20 14:05:51
0
user avatar
Cepy Putih
GILAA NIE CERITA NGERAMPOK KOIN ORANG. YAAA JELAS MAHAL LAH...SETIAP CHAPTER DIULANG 2X
2021-11-12 23:37:10
0
default avatar
ilmupustaka.19
ceritanya menarik thor,, tapi knapa tiap episode diulang 2 kali nulisnya,,?? dan lagi koinnya kemahalan...
2021-09-10 20:11:34
0
user avatar
Yunique Djafar
untung belum baca
2022-01-12 03:37:54
0
30 Bab
BAB 1
Pov NayraSetelah seminggu perawatan, akhirnya aku kembali pulih dan diizinkan pulang meskipun hati dan jiwa ini belum sepenuhnya pulih. Luka itu masih menganga lebar meneteskan darah, setelah mengetahui bahwa belahan jiwaku yang bersemayam didalam rahim ini telah pergi selamanya. Bahkan dia pun enggan bertahan, tak ingin melihat dunia yang penuh konspirasi ini. "Nay, mau makan apa?" Tanya Bang Heru seraya ikut duduk di sampingku. Aku menggeleng. "Masih kenyang," jawabku singkat. Bang Heru mengangguk, lalu kembali fokus dengan gawainya. Aku hanya diam menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah, kami berada ditepi danau didekat rumah mendiang nenek kami. Aku memilih pulang kekampung halaman nenek untuk menenangkan jiwa yang tengah terguncang. Dua minggu lagi, aku sudah resmi berstatus janda. Aku akan terbebas dari ikatan pernikahan, kututup cerita pahit bersama bang Azlan. Akan kubuka lembaran b
Baca selengkapnya
BAB 2
Aku keluar kamar saat hari sudah gelap, jika bukan karena perutku sudah meraung-raung minta diisi mungkin aku lebih baik mengurung diri. Kufikir keluarga Bang Azlan sudah pulang,ternyata mereka masih berkumpul di ruang keluarga sambil menikmati nugget yang selalu ku stock di kulkas. "Dik, abang mau ngomong!" ucap Bang Azlan saat melihatku. Aku hanya mengangguk seraya berjalan menuju dapur tak menghiraukan adik maduku yang terus menatapku dengan tatapan sinis.  Kubuka kulkas yang isinya sudah sangat berantakan, bahkan nugget yang kustock begitu banyak habis tak bersisa, piring-piring kotor bertumpuk tumpahan minyak goreng berceceran dimana-mana.  "Siapa yang berantakin dapurku?!" teriakku kesal. Kulihat Bang Azlan salah tingkah. "Sudah merusak rumah tangga orang, sekarang dapurku juga ikut dirusak!" "Maafkan Adelia, sayang, dia biasa memakai jasa pembantu di rumahnya," ucap
Baca selengkapnya
BAB 3
Adelia mengamuk tak karuan mendengar Bang Azlan lebih memilihku, Bang Azlan terlihat bingung ingin menenangkan istri mudanya tapi Papa terus menatapnya tajam. Sedangkan aku tetap memasang wajah polos menyaksikan drama gratis yang disuguhkan Adelia, sambil menikmati ayam kentucky.Aku bersorak gembira didalam hati, tanpa perlu mengotori tanganku kebusukan Adelia terbongkar.Ternyata selera Bang Azlan sungguh rendah sekali,Bang Azlan seperti pemulung yang memungut barang yang telah dibuang orang lain. Sungguh kasihan. "Ini anakmu!" Teriak Adelia lagi seraya memukuli perutnya sendiri. Adegan yang sangat dramatis, Bang Azlan akhirnya meraih tubuh Adelia. "Iya aku percaya itu anakku," Sungguh bucin sekali, sudah diberi barang bukti tapi tetap saja percaya dengan gundiknya. Entah memakai pelet apa Adelia sampai-sampai Bang Azlan seperti takut kehilangannya. Sedangkan aku,dipertahankan hanya untuk menjadi ATM ber
Baca selengkapnya
BAB 4
Kutatap Adelia yang masih menangis,bahkan tangisannya semakin keras. Kubanting piring kedinding, membuat pecahannya berserakan. Seketika  Adelia berhenti menangis, kulirik Bang Azlan yang menunduk tak berani membela diri ataupun membela gundiknya. "Tak jadi aku melunasi semua hutangmu! Jadi sebagai gantinya, aku akan memotong gajihmu setiap bulan  untuk melunasi hutang-hutangmu," Bang Azlan terkejut. "Lho kenapa, dik?" Tanyanya. Aku berdecih. "Kalian sudah melanggar semua persyaratanku, rumah bukannya di beresin malah asyik bergumul!" Ketusku.  "Dzolim kamu, mbak!" Teriak Adelia.  Aku tersenyum sinis. "Kalian yang dzolim padaku sedari awal, terus sekarang merasa terdzolimi? Ini balasan untuk pengkhianat seperti kalian!" Bang Azlan mengusap wajahnya kasar. "Dik Nay, belum puaskah menurunkan jabatan abang? Terus kenapa sekarang gajih harus dipotong lagi?" Ucap dan
Baca selengkapnya
BAB 5
Kuhembuskan nafas kasar ketika mendengar pintu rumahku digedor dengan brutal. Tak ada sopan santunnya bertamu di rumah orang, apalagi malam-malam begini. Waktunya orang istirahat, malah datang bertamu! Saat kubuka pintu, ternyata dua perempuan paruh baya dengan penampilan seperti sosialita menatapku dengan sinis dari atas sampai bawah. Mungkin karena penampilanku hanya memakai daster yang sudah berlubang ini, jadi mereka menganggapku rendahan. "Minggir! Pembokat gak tahu sopan santun!" Ketusnya seraya menerobos masuk kedalam rumah tanpa kupersilahkan. Aku melongo menatap mereka yang teriak-teriak memanggil nama maduku. "Adelnya mati!" Celetukku asal. Mereka serentak menatapku dengan tatapan tajam. "Lancang kamu ya, nyumpahin anak saya mati!" Oh, jadi ini Ibunya Adel. Tapi kenapa dia tak hadir saat pernikahan kemarin."Kita aduin nanti sama Adel dan A
Baca selengkapnya
BAB 6
Kutatap sekiling rumah terlihat sangat berantakan, televisi menyala tapi tak ada yang menonton. Kepalaku terasa berdenyut melihat dapur sudah seperti kapal pecah, sepertinya Adelia ingin bermain-main denganku. Kudengar suara tawa dari arah paviliun, dengan perlahan aku menuju kesana. Mataku membelalak melihat Adelia memakai pakaian kurang bahan bersama lelaki lain, mereka begitu mesra layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Bahkan lelaki itu dengan mudahnya menyentuh area sensitif Adel,  benar-benar perempuan murahan!Kukeluarkan ponselku, dengan penuh hati-hati kufoto mereka setelah itu kukirim kewhatsapp Bang Azlan. Aku kembali masuk kedalam rumah, pintu dapur kukunci. Aku tak sabar menyaksikan Bang Azlan dan istri mudanya bertengkar.  Sepertinya Adel dan selingkuhannya masih tak sadar kalau pintu dapur sudah kukunci. Baguslah, ini akan jadi kejutan untuk Bang Azlan. Pengkhianat yang dikhianati, sungguh malang na
Baca selengkapnya
BAB 7
Jeritan Adelia sudah tak terdengar lagi, hanya terdengar isakan lirih. Aku masih penasaran kelanjutan ucapannya tadi, sebenarnya apa salah Mamaku? Setahuku orangtuaku tak pernah ada masalah dengan orang lain, sebenarnya siapa Adelia ini? Aku masuk kedalam rumah dengan penuh tanda tanya, ah sepertinya aku harus mencari tahu semua ini. Adelia, Bang Hilman, dan Mama, semua harus kumintai penjelasan.Kurebahkn tubuhku di sofa, fikiranku berkecamuk, begitu banyak fakta yang terkuak. Kehamilan palsu Adel, dan balas dendam. Entah apa salahku sehingga dia tega masuk kedalam mahligai rumahtanggaku. Tapi, jika kehamilan Adel palsu untuk apa Bang Hilman menyerahkan surat keterangan hamil Adel dari rumah sakit? Apa Bang Hilman juga ikut andil dalam retaknya rumah tanggaku? Tapi, kenapa?Argh. Sepertinya aku harus menyelidiki semua ini satu persatu. Kudengar suara langkah kaki di dapur, aku beranjak dari so
Baca selengkapnya
BAB 8
Aku tetap bersikap santai meskipun bahaya selalu mengintai, jika aku gegabah dalam melangkah bisa jadi boomerang dalam hidupku sendiri. Bang Heru sudah mengabariku untuk bertemu di Vila besok malam. Akan ada orang suruhannya yang menjemputku. Sebelum aku berangkat, aku harus memberi pelajaran dulu kepada Adelia yang sudah mengobrak abrik rumahku. Saat sampai rumah, Mama masih ada sedang menikmati teh di depan televisi. Aku bersikap biasa saja, seolah tak tahu apa yang sudah terjadi di rumah ini. Mama pun masih bersikap manis, dan menyapaku seperti biasa. "Mana maduku?" Tanyaku seraya ikut duduk di samping Mama."Gundik suamimu itu malas-malasan aja kerjaannya," Wow, hebat sekali. Padahal sebelum aku pulang, kulihat dari rekaman mereka sedang asyik tertawa dan menonton bersama. Sungguh aku tak sadar jika selama ini di rawat oleh perempuan bermuka dua seperti beliau. Hilang sudah rasa hormatku mengingat pen
Baca selengkapnya
BAB 9
Setelah perjalanan yang memakan waktu hampir enam jam, akhirnya kami sampai di rumah minimalis bertingkat dua dengan halaman yang cukup luas. Suasanya cukup asri dan segar karena ditumbuhi macam-macam bunga dan pohon buah. Kuangkat tangan kiriku melihat jam, waktu sudah menunjukkan jam sembilan pagi. Saat masuk kedalam rumah aku disambut Papa dan bang Heru yang sudah terlihat segar sepertinya mereka baru selesai mandi. "Bagaimana, nyenyak tidurnya di jalan?" tanya bang Heru seraya mengusap rambutku. Aku menggeleng. "Gak bisa tidur," jawabku. "Istirahatlah, nanti setelah makan siang kita bicara di ruangan Papa," ucap Papa seraya beranjak dari duduknya. "Bang, kok gak ke vila yang biasanya?" Tanyaku. Bang Heru tersenyum. "Hilman dan antek-anteknya sudah berjaga disana, dan kita memilih jalan aman bersembunyi disini. Rumah ini peninggalan almarhum Kakek dari Mama, sudah abang renovasi
Baca selengkapnya
BAB 10
Aku terkejut saat sadar kalau ponsel lamaku menyala, pantas saja ada pesan masuk dari Bang Azlan. Sepertinya ponsel lamaku dengan yang baru tertukar dikamar tadi, ada banyak pesan masuk dari Bang Azlan juga Bang Hilman. Mereka mempertanyakan keberadaanku."Bang, kalau location, Nay matikan gak bakal terlacak kan?" Tanyaku pada Bang Heru. Bang Heru mengernyit bingung. "Kurang paham, nanti abang tanyakan teman abang ya, untuk sementara matikan saja ponselmu dulu," jelas Bang Heru. Aku kembali mematikan ponselku. Semoga saja keberadaan kami tak terlacak, aku membuka laptop untuk mengecek pekerjaanku, ada beberapa laporan dari sekretarisku bahwa Bang Azlan berusaha masuk keruanganku untungnya dapat dicegah oleh satpam, hari ini juga dia tak masuk kerja.Aku kembali mengecek kamera CCTV di rumah, untungnya tekhnologi sudah sangat canggih. Walaupun jauh, aku bisa memantau apapun yang mereka lakukan. Kulihat Tante Ira masih ada di rum
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status