TETANGGA SOK KAYA

TETANGGA SOK KAYA

Oleh:  Evie Yuzuma  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Peringkat
76Bab
141.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Kalau gak mau ngasih, gak usah judes kayak gitu juga dong, Mbak. Saya bukan orang miskin, ya, yang gak sanggup bayar. Duit segitu doang gak seujung kuku gaji suami saya," ucapnya sambil mencebik. Aku menarik nafas agar tidak terpancing emosi. Ujian kestabilan emosi ini sudah dimulai sejak enam bulan lalu. Ketika keluarga Bu Minah resmi membeli rumah yang berada tepat di seberang rumahku.

Lihat lebih banyak
TETANGGA SOK KAYA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
H n H
coba ikutan baca novelnya y Kaka author.. mulai baca ini dulu yg pertama ceritanya. judulnya bikin penasaran. 12/11/23= start
2023-11-12 21:28:56
0
user avatar
Minhar Muchtar
luar biasa,. terharu
2023-04-11 13:10:21
0
user avatar
Edy Surya
bagus cerita nya. ...
2023-03-18 09:46:12
0
user avatar
Ayu Priyatin
arti dari perbedaan
2022-05-30 16:32:04
0
user avatar
RumahJahit DeSam Ilyas
4. Tingginya ilmu tapi kurang nya moral dan adab saat berdiskusi. Berbicara atau berdiskusi semua mempunyai seni, bukan ngegas ngegas seakan akan meremehkan lawan diskusi. - GutusZohan
2022-05-28 02:52:01
1
user avatar
Alexander Alex
bagus cerita dan bahasanya, sangat rapih
2022-05-18 14:32:15
0
user avatar
Ochi Lee
arti sebuah perbedaan
2022-03-20 00:27:42
0
default avatar
ميرزا زلفان ارازي
Bagus susunan kalimatnya tidak berbelit dan jelas.
2022-03-01 21:17:00
0
user avatar
Evi Sopiah
aku suka banget ini cerita,,tapi sayangnya aku udah baca yang awalnya di kbm sama Joylada
2022-02-21 08:33:48
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-28 22:10:53
3
user avatar
Kesi Ningsih
cerita yang penuh pesan moral, good job!
2021-12-30 07:12:05
0
user avatar
Akbar Anthony
nice, sweet and humanly
2021-12-25 09:34:37
0
default avatar
peacejakarta2019
ceritanya bagus
2021-12-12 14:38:51
0
76 Bab
Bab 1
“Mbak, minta tolong bayarin dulu, ya. Kunci brankas saya kebawa suami. Padahal dia punya brankas sendiri, masih saja suka salah bawa kunci.” Untuk ke sekian kalinya akhirnya aku yang membayar pektan COD miliknya. Bu Haminah atau yang lebih sering kupanggil Bu Minah. Dia adalah tetangga baru yang setiap hari selalu ada saja barang-barang yang dibelinya melalui online. “Bu Min, nanti sekalian, nih, bayarnya sama paketan yang saya bayarin dua hari yang lalu?” selidikku, karena sudah faham wataknya yang lelet untuk membayar hutang. Akhir-akhir ini aku lebih berani bertanya agar dia tidak lupa atas utang dan tanggung jawabnya. “Ya, ampuuun Mbak, tenang aja sih cuma duit segitu sih, kecil. Pasti saya bayar, kok.” Dia berlalu sambil mengambil paketannya yang masih berada di tanganku setelah serah terima dengan kurir COD.Si tukang kurir segera melajukan sepeda motornya, mungkin dia pun sudah mera
Baca selengkapnya
Bab 2
“Bu Minah, Ibu diajari sopan santun tidak? Walau usia saya lebih muda, tapi tolong jaga tata krama, Bu Minah jangan selalu merasa di atas angin karena suaminya manager, terus menganggap semua orang bisa direndahkan begitu saja! Bagaimana kalau pemilik perusahaan memecat suami ibu? Apakah ada yang masih bisa Bu Minah banggakan?!” teriakanku berhasil menghentikan langkahnya.Wanita itu berbalik dengan wajah terkejut. Selama enam bulan menjadi penghuni komplek kecil ini, mungkin akulah orang pertama yang berani lantang berteriak padanya. Selebihnya sama-sama bermuka dua, karena ibu-ibu yang lain tahu jika Bu Minah sangat suka disanjung dan dipuja. Bu Minah adalah pohon uang mereka. Dia berjalan mendekatiku dengan wajah merah padam. “Mbak Resti, kenapa berteriak-teriak?! Kamu pikir, saya tuli, hah?!” Matanya menyalak menatapku. Namun tak ada rasa gentar sedikitpun di hatiku. “Orang itu ibarat cermin
Baca selengkapnya
Bab 3
"Wa’alaikumsalam Res, kamu bertengkar lagi sama Bu Minah?” Ah, rupanya si pengadu itu kembali mencari perhatian suamiku. Apalagi yang dia bilang hingga Mas Indra langsung menelponku meski sibuk dijam kerja. Aku menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaannya yang pastinya berbuntut panjang.“Mas, nelpon cuma buat nanyain ini? Pasti si pengadu itu yang memberitahumu, dasar cewek caper.” “Res, orang ‘kan punya nama, nggak baik manggil orang dengan sebutan kayak gitu. Kamu kenapa sih, selalu ribut sama Bu Minah, Res, malulah sama tetangga yang lain, bisa nggak lebih menahan diri dan nggak usah diladeni.” Mas Indra memang terlalu lembut hatinya, mungkin jika Bu Minah berteriak di depan mukanya pun dia tidak akan melawan.“Udah deh, Mas nggak usah bahas itu lagi. Lagian udah selesai juga berantemnya, kalau mau nelpon, tadi waktu dia melempar uang ke mukaku.” Aku cemberut, selalu saja terkena kultum seti
Baca selengkapnya
Bab 4
 Notifikasi chat masih beruntun dari ibu-ibu yang lain. Aku menarik nafas panjang, sedang menimbang pesan balasan seperti apa untuk mematikan obrolan mereka. Geng BPJS di komplek ini memang selalu membuat huru-hara. Ya, aku menyebut Bu Haminah dan dua orang temannya itu Geng BPJS yang artinya Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita. “Apakah sudah saatnya aku membuka jati diriku? Toh Mas Indra sudah terbukti mencintaiku, kami sudah bisa melewati tahun keenam pernikahan dengan baik-baik saja, tapi aku berharap bisa mendidik Adinda dalam kesederhanaan, sehingga dia bisa menjadi wanita tangguh dan kuat tempaan,” batinku. “Hmmm lagi pula, aku sudah terbiasa hidup seperti ini, merasa nyaman bisa berbaur dengan semua kalangan di sini. Jika mereka tahu aku orang kaya, apakah Hana, Bu Nani, masih bisa seakrab itu denganku?” “Biar aku mencoba mendidik ibu-ibu biang rese itu dengan caraku dulu, ji
Baca selengkapnya
Bab 5
"Iya La.” Aku menoleh dan mengehentikan langkahku. Menunggunya yang sedang mengejarku.“Mbak, mau kemana?” tanyanya ketika sudah berada tepat di sampingku.“Mau membeli tomat sama penyedap rasa,” jawabku sambil tersenyum memberi kesan ramah untuknya.“Oh, pasti buat Mas Indra, ya?” tebaknya sambil menyeringai.“Ya iya lah, masa buat Mas Ardi. Mas Ardi, kan suamimu?” jawabku di sertai senyuman yang di paksakan. “Mas Indra itu kan suka banget Mbak sama sambel tomat, dulu kalau pas main ke rumah, pasti sambel tomat buatanku habis Mba, malah nagih dia,” ucapnya sambil tertawa. Entah apa yang lucu, bagiku terdengar tidak lucu sama sekali. “Terus, Mbak, Mas Indra tuh –.“ “Maaf, ya La, aku buru-buru Dinda takut keburu bangun.” Aku memotong ucapannya dan mempercepat jalanku. Beruntung Lela tidak mengejarku, dia berbelok ke rumah H
Baca selengkapnya
Bab 6
"Kok dibuang, Res?” Mas Indra melongo menatapku yang melengos pergi meninggalkannya. Aku tidak peduli jika Lela melihat dari gerbang rumahnya, toh sudah biasa dia memata-mataiku dan melapor pada Mas Indra. Biar saja dia tahu, kalau sambal buatannya sudah tidak layak untuk suamiku. Mas Indra menyusulku ke dalam. Dia menyimpan tas kerjanya kemudian menghujani Dinda dengan ciuman. Aku sudah berlalu ke kamar menyiapkan pakaiannya. “Res, kamu bete gitu, gara-gara Bu Minah atau gara-gara sambel?” Mas Indra menanyaiku sambil melepas kemejanya dan mengambil handuk untuk mandi.“Dua-duanya,” jawabku singkat sambil meninggalkannya kembali ke ruang tengah. Mas Indra mengikutiku sambil terkekeh. Entah apa yang menurutnya lucu. Dia berlalu menuju kamar mandi setelah mencubit pipiku. “Menyebalkan,” umpatku. Magrib menjelang. Aku segera menyiapkan Dinda untuk pergi ke peng
Baca selengkapnya
Bab 7
"Apakah aku perlu membuat Bu Minah merasakan kekurangan dulu agar dia mengerti penderitaan orang lain? Tapi jahat nggak sih, kalau tiba-tiba memberhentikan Pak Dermawan tanpa kesalahan apapun?” Sepanjang jalan menuju rumah, pikiranku menimbang-nimbang. Sudah geram rasanya mendapati kelakuan tetangga yang tidak ada habisnya membuat kekesalan. “Assalamu’alaikum ....” “Wa’alaikumsalam!”“Eh, ini ada pizza dari siapa?” “Tadi Lela ke sini, nganterin pizza buat Dinda,” jawab Mas Indra. Darahku langsung naik ke ubun-ubun melihat potongan pizza. Pastinya Bu Minah memberikan pizza sisa ini pada Lela. Sudah dipastikan juga, Lela hanya mencari alasan untuk mengobrol dengan Mas Indra sewaktu aku tidak ada.  “Buang, Mas!” “Lho, kenapa? Mubazzir Res.” “Udah ah, Mas ... sini, panjang kalau harus j
Baca selengkapnya
Bab 8
Ah, bisa-bisanya jempolku menulis sekeren itu. Aku jadi ingin pergi ke luar rumah untuk melihat langsung ekspresi wajahnya. Hening, tidak ada jawaban mungkin dia sedang memikirkan balasan yang tepat untuk kalimatku yang merendahkannya.Cukup lama belum ada jawaban lagi. Terdengar suara klakson motor di depan. Aku bergegas ke luar. Kubuka pintu gerbang, terlihat Haira sudah di sana dengan satu staffnya membawa sepeda motor baru sesuai pesananku. Memang takdir selalu mempertemukan kami. Belum sempat Haira masuk, mobil Bu Susi terlihat datang  dan terparkir di tepi jalan. Tidak berapa lama Nyonya Manager keluar dengan dandanan yang super norak, menurutku. Bagaimana tidak geli, sepertinya dia memakai semua perhiasan yang dia miliki. Kalung berjumlah tiga dengan tiga ukuran yang berbeda. Gelang entah berapa, kulihat sampai setengah lengannya dia memakai gelang itu, serta tiga buah cincin yang membuatnya terlihat semakin ramai. Dia meliri
Baca selengkapnya
Bab 9
[Hai ... Bu @R. Serena Hartawan ... jika berencana mau hunting perhiasan kami siap mengantar.] Foto pertama dengan mereka bertiga bergaya di depan mobil memamerkan perhiasannya.Aku segera membalasnya. Aku masih ingat punya foto berlian pemberian ayahku sewaktu ulang tahun dulu. Beruntung masih tersimpan dalam galeri.[Oh, beruntung kalau ibu suka berburu perhiasan juga, lain kali kita hunting bareng ya, saya kebetulan sedang mencari diamond ring terbaru untuk nambah koleksi saya.] Aku mengirimkan foto berlian milikku membalas chat darinya.Sunyi senyap, tidak ada balasan lagi. Kulihat beranda FB-nya sudah penuh dengan upload photo gelang dan kalung emas yang modelnya sebetulnya gitu-gitu saja. Segera aku mencari foto koleksi berlian mamaku. Dulu aku sempat mengambil gambarnya. [Sudah bosan dengan yang ini. Mau cari yang baru, kapan Bu @Nyonya Manager bisa mengantar saya berburu berlian? Kita belanja sama-sama, ya?]Sengaja ku-tag, karena tad
Baca selengkapnya
Bab 10
Aku menoleh pada Bu RT yang nyengir kuda merasa bersalah. Bagaimana dia bisa memberikan namaku untuk di umumkan. Dua mata langsung menuju padaku. Mata penuh kekesalan dari Bu Minah yang sudah senyum-senyum sendiri berharap namanya yang di sebut. Dan tatapan heran dari suamiku yang memang tidak aku kasih tahu berapa nominal yang kusumbangkan.Seketika wajah ceria Bu Minah berubah merah padam. Bagaimanapun dia sudah sejak tadi bersiap menjadi ratu dalam acara ini, tiba-tiba harapannya terpatahkan oleh satu kalimat pendek dari pembawa acara. Sang Nyonya Manager langsung mengayun langkah cepat menuju ke arah Bu RT yang masih menatapku sambil garuk-garuk kepala tak gatal. Aku menunduk, pikiranku langsung merangkai kalimat jika Mas Indra kemudian mencari tahu berapa jumlah nominal yang kusumbangkan. “Coba saya lihat rekapan penyumbang dananya? Saya mau nama saya jadi penyumbang terbesar dalam acara ini, masa yang suaminya manager kalah sama yang suam
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status