Pesan Nyasar Dari Sahabatku

Pesan Nyasar Dari Sahabatku

By:  Meisya Jasmine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings
119Chapters
107.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pesan nyasar dari sahabatku, Nadia. Pesan itu cukup menohok. Berisi ungkapan cinta dan menyebutkan nama suamiku dalam pesan yang dia kirimkan ke nomorku tersebut. Nadia, janda beranak satu yang sudah kuanggap keluarga sendiri, nayatanya telah menusukku dari belakang. Kecewa? Tentu. Namun, sudah kusiapkan sebuah pembalasan untuk membuatnya terjungkal.

View More
Pesan Nyasar Dari Sahabatku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cristin Anatasya
kecepetan abis nya hiks hiks hiks masi bs di kembangkan lg cerita nya harusnya
2023-01-31 14:32:05
0
user avatar
NUR HADIJAH TAN
sangat suka
2022-05-25 17:57:58
0
user avatar
NUR HADIJAH TAN
ke nya seru Kisa kekuatan wanita
2022-05-25 17:57:47
0
user avatar
Echie Rivana Parker
kok gak update2 ya??
2022-02-24 22:38:15
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-28 22:09:39
0
user avatar
Evhae Naffae
Keren, Thor, semangat dan sukses ya ......
2022-01-03 10:36:17
0
119 Chapters
1
[Iya, Sayang. Aku udah nggak sabar juga ketemu kamu. I love you, Mashen.]Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel. Aku yang tengah berselancar di aplikasi Facebook, buru-buru membuka top up notifikasi untuk membaca pesan tersebut. Mataku membelalak sempurna saat membaca teks yang dikirim oleh Nadia, sahabat kentalku.Mashen? Mashen siapa? Kenapa Nadia mengirimkan pesan ini kepadaku? Apa dia salah nomor?Baru saja aku ingin membalas, pesan itu telah dihapus. Tampak di layar bahwa janda beranak satu yang kerap kubawa main ke rumah, sedang mengetik.[Ri, maaf aku salah kirim 😅]Degupan jantungku tiba-tiba saja menjadi tak senormal biasa. Ada debaran kuat yang mendera. Seperti tengah kurasa ada yang tak beres. Mashen ... apakah mungkin maksudnya adalah Mas Hendra, suamiku?Aku menggelengkan kepala. Tidak mungkin. Apalagi di awal Nadia mengucapkan ‘sayang’ segala. Mungkin itu adalah untuk teman atau pacar barunya. Namun, mengapa kawan a
Read more
2
Flashback Setahun Lalu               “Mas Wahyu! Jangan tinggalkan aku!” Pekik jerit Nadia terdengar melengking. Membuat seisi ruangan ini menjadi ikut pilu. Aku sebagai sahabat terdekatnya, hanya bisa memeluk wanita yang mengenakan gamis hitam dan selendang warna senada sebagai penutup kepalanya.              Nadia begitu hancur dengan kematian sang suami yang sangat mendadak. Tak ada tanda-tanda atau firasat sedikit pun. Bahkan, dua hari sebelum kepergian Wahyu, kami sempat tamasya bersama-sama di pantai yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan dari rumah. Aku, Mas Hendra, dan Carissa naik mobil pribadi, sedang Nadia, Wahyu, dan Alexa, anak mereka yang seusia dengan anakku, menyewa sebuah mobil LCGC. Kami sudah menawarkan untuk naik mobil Mas Hendra saja, tetapi Nadia menolak mentah-mentah dan tahu-tahu sudah se
Read more
3
               “Mas, aku ajak Nadia dan anaknya untuk tinggal di sini. Nggak apa-apa, kan?”              Takut-takut aku meminta izin kepada Mas Hendra. Lelaki yang baru saja pulang dari kantor tersebut langsung menatapku. Aku deg-degan. Ya ampun, jangan-jangan … dia akan marah.              “Iya, Ri. Silakan,” katanya lembut sambil tersenyum.              Fiuh, betapa leganya aku. Langsung kupeluk Mas Hendra yang berdiri di ambang pintu. “Makasih, Sayang,” ucapku penuh syukur.              “Sama-sama. Di mana mereka? Sudah di rumah kita atau masih di rumahnya?” tan
Read more
4
Flashback Setahun Lalu               “Ri, teman si Nadia itu tinggal di rumahmu sekarang?”              Eva, rekan kantorku sesama customer service yang bekerja di line call center, tiba-tiba saja bertanya saat kami hendak keluar ruangan. Aku sontak menoleh ke arah cewek berbadan subur yang belum juga menikah di usianya yang ke 31 tahun tersebut.              “Iya, Va. Kok, tahu?” tanyaku heran.              “Lihat story WhatsApp-mu. Sering banget posting lagi masak sama dia.” Muka bulat Eva terlihat penuh penasaran. Perempuan yang sedang membawa tote bag berisi bekal makanan tersebut tak berkedip menatapku.     &nb
Read more
5
Flashback Setahun Lalu               Buru-buru aku menuruni anak tangga dengan hati yang sangat gelisah. Tanpa kusadari, keringat mulai membasahi pelipis dan rambut lurus pendek seleherku. Sepanjang perjalanan menuju kamar utama yang berada di depan, hanya ketakutan saja yang kentara menyelimuti jiwa.              Ya Allah, tolong aku. Jangan sampai rumah tanggaku bubar. Apalagi bila Nadia yang menjadi dalangnya. Aku tak ikhlas dunia akhirat!              Sampai di depan pintu kayu bercat abu-abu gelap tersebut, aku pun langsung membuka kenop stainless. Kaget sekali, ternyata terkunci dari dalam. Siapa yang tak mencelos dadanya bila mendapati keadaan seperti ini?              “
Read more
6
Flashback Setahun Lalu               Ucapan Mas Hendra bagai sebuah tamparan keras di pipi. Sempat terhenyak beberapa saat, aku lalu menyadari suatu hal, bahwa aku haruslah meminta maaf sebab telah menyinggung Nadia. Bergegas diriku keluar kamar, berjalan ke arah tangga menuju lantai dua yang berada di belakang.              Napas ini sampai tersengal sebab terlalu cepat melangkah. Ketika aku tiba di depan kamar yang ditempati Nadia, betapa terbelalaknya mata ini. Janda muda itu telah mengemasi semua isi lemarinya. Memindahkan pakaian-pakaian ke dalam koper besar yang dia bawa.              Terdengar isak tangis dari bibir Nadia. Perempuan yang mengikat rambut lurusnya ke atas tersebut tampak begitu hancur. Sebagai seorang sahabat karibnya, aku merasa tel
Read more
7
##BAGIAN 7POV NADIA              “Kamu harus segera bertindak.”              Ucapan setajam silet itu telah membuat sekujur tubuh ini gemetar. Meskipun hanya via telepon, tetapi aku bisa merasakan betul betapa menyeramkannya perintah tersebut. Hati nuraniku belum sepenuhnya mati. Otak ini masih bisa berpikir jernih, walaupun hanya 20% saja. Dan celakanya, 20% tersebut adalah rasa keberatan akan perintah yang benar-benar di luar batas wajar barusan.              “T-tapi—”              “Oh, kamu menolak? Ya, sudah. Sebaiknya kita akhiri saja semua ini.”              Napasku ter
Read more
8
POV NADIA              “Eh, Papah,” kataku gelagapan. Obat tetes mata itu buru-buru kumasukan ke dalam saku daster. Secepat kilat tanganku bergerak. Kuharap, Mas Wahyu tak menyadarinya.              “Mana kopinya? Papah udah haus, nih,” ujarnya sambil merangkul tubuhku.              Pria yang aroma tubuhnya agak masam tersebut membuatku agak risih. “Ini kopinya. Mau minum di sini atau bawa ke kamar?” tanyaku sembari melepaskan rangkulannya. Jujur saja, aku sudah sangat ilfeel kepada Mas Wahyu. Pikiranku saat ini hanya tertuju kepada pria kesayanganku seorang.              “Minum di meja makan sini aja. Kamu temenin aku tapi ya, Mah. Jangan ngurung diri di
Read more
9
HAPUS AIR MATA Cuplikan sebelumnya:Setibanya di ruang tamu, aku mengendap-endap sebab mendengar suara Mas Hendra tengah berbicara di teras. Untungnya, pintu depan tertutup setengah, sehingga keberadaanku tak langsung bisa disadari, kecuali pintu itu kubuka seluruhnya.“Kamu, sih! Cerobohnya bukan main! Dasar bodoh!”Terperanjat aku ketika mendengarkan kata-kata Mas Hendra dari balik pintu. Mas, benarkah firasatku?***              “Jangan sampai, perjuangan kita selama ini sia-sia karena ketololanmu!”              Di balik pintu, aku berdiri dengan kedua tungkai yang gemetar. Dua telapak tanganku pun sontak basah akibat keringat dingin yang mendera. Perjuang kita selama ini? Ya Allah … apa yang tengah dibicarakan suamiku? Betulkah lawan bicaranya tersebut adal
Read more
10
RACUN UNTUK GUNDIK               “Ah, Bunda lebay banget, Ca. Kita ke kamar yuk, Ca. Bundamu lagi drama.” Mas Hendra meraup beberapa kukis dari dalam toples, kemudian membiarkan tutupnya tergeletak begitu saja. Dasar laki-laki tidak bertanggung jawab!              Karena diajak sang ayah ke kamar, anak semata wayangku langsung beringsut dan mengejar Mas Hendra. Syukurlah mereka menyingkir dari dapur. Dengan begitu, aku bisa leluasa memasak tanpa harus mendengar celotehan Mas Hendra yang tiba-tiba saja membuatku sangat muak.              Sayuran berupa terong ungu, bunga kol putih, buncis, dan wortel yang sempat terabaikan di bak wastafel, kini kucuci kembali di bawah air mengalir. Sambil menggosok pelan terong panjang nan gemuk tersebut, kubay
Read more
DMCA.com Protection Status